Warga Desa Jangkar Bangkalan Madura mandiri. Selain pertaniannya, desa ini dikenal sebagai pusat usaha konveksi
Kalian tahu pusat konveksi di Bangkalan Madura? Lokasinya ya di Desa Jangkar Bangkalan Madura. Biasanya masyarakat desa identik dengan pekerjaan sebagai petani atau peternak. Tapi berbeda dengan warga Desa Jangkar. Meskipun kegiatan pertanian di sini sangat aktif, desa ini lebih terkenal dengan usaha konveksinya. Banyak seragam sekolah di Kabupaten Bangkalan yang dibuat di desa ini.
Konon katanya, jahitan baju hasil konveksi desa ini sangat rapi sehingga banyak diminati. Bahkan saya sering sekali mendapat titipan baju dari teman saya yang tinggal di kota yang meminta dijahitkan kepada pemilik usaha konveksi di desa saya.
Oiya, usaha konveksi di desa ini bukan hanya dilakukan satu atau dua orang ya, tapi puluhan. Bahkan rumah yang saling bersebelahan banyak yang sama-sama memiliki usaha ini. Meskipun bersebelahan, usaha mereka juga sama-sama lancar. Hasilnya bisa dilihat dari bangunan rumah mereka yang semuanya mentereng, tanda keuntungan yang nggak kaleng-kaleng. Makanya selain terkenal dengan buah-buahannya, desa ini juga terkenal dengan usaha konveksinya.
Bukan itu saja, banyak usaha lain yg juga digeluti oleh penduduk Desa Jangkar Bangkalan Madura ini sehingga perputaran ekonomi tetap lancar. Misalnya usahan menjual makanan, sayuran, mainan, ataupun lainnya. Jadi meskipun ada pengangguran di desa ini, jumlahnya sangat sedikit.
Banyak warung makan murah
Satu lagi yang membuat saya betah di desa ini adalah kuliner yang beragam dan murah. Saya yakin kalian nggak akan menyangka.
Pertama, di pagi hari ada dua pilihan warung favorit saya mencari sarapan, yakni Sate Bu Mutik atau Lontong Bu Siti. Di warung sate Bu Mutik, dengan uang 5 ribu saya sudah dapat sate 6 tusuk. Bumbunya banyak, rasanya juga nggak main-main. Buktinya, ponakan saya tiap pagi selalu beli sate ini untuk sarapan.
Nah, kalau besoknya ingin ganti menu, ada mi lontong Bu Siti. Tahu harganya? Cuma 3 ribu per porsi. Ini sudah bikin saya kenyang sampai siang.
Itu baru pagi harinya. Siang harinya kita bisa makan bakso Bang Lut yang harganya cuma 5 ribu di Desa Jangkar Bangkalan Madura. Seporsi bakso di sini terdiri dari tahu goreng, keripik, pentol, sama siomai.
Makan malam harinya nanti beda lagi, ada Rujak Bi’ Sirah atau Mie Ayam Petrah. Pokoknya, harganya nggak ada yang di atas 8 ribu, Gaes. Gimana saya nggak betah coba tinggal di desa ini. Makanya meskipun kuliah di surabaya, saya lebih suka tingga di desa saya.
Itu baru segelintir keunggulan yang ada di Desa Jangkar Bangkalan Madura yang bikin warga nyaman. Belum lagi bicara soal alamnya yang indah, masyarakatnya yang guyub, agenda keagamaannya yang beragam. Pokoknya masih banyak deh keunggulan desa ini yang nggak dimiliki desa lain. Saya yakin kalian akan sulit menemukan lingkungan desa seperti Desa Jangkar ini. Teman saya yang sudah berkunjung ke sini saja selalu ingin datang lagi. Sebab lingkungan di sini memang senyaman itu, Gaes..
Penulis: Abdur Rohman
Editor: Intan Ekapratiwi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.