Ketika berkunjung ke Bangkalan Madura, hanya satu yang paling ditakutkan oleh orang kebanyakan, yakni begal. Tapi hal ini berbeda ketika berkunjung ke Desa Jangkar, salah satu desa di Bangkalan Madura yang dikenal sangat angker. Selain begal, hantu juga membuat mereka berpikir dua kali ketika ingin berkunjung ke desa ini. Bahkan, rata-rata mereka lebih takut pada hantunya daripada begalnya.
Saking ngerinya, begal saja mikir dua kali mau beraksi di daerah ini.
Mitos yang disematkan pada desa tercinta saya ini cukup menyusahkan saya sebagai warganya. Ketika ada teman yang berkunjung ke rumah, saya selalu harus mengantar mereka keluar hingga batas desa yang jaraknya kira-kira 2 km. Padahal, jam masih menunjukkan pukul 7 malam. Hal ini tetap saya lakukan meski teman saya sudah berkali-kali berkunjung ke rumah saya. Bukan karena takut nyasar, tapi takut ada yang gentayangan. Menyusahkan, bukan?
Awalnya, saya bertanya-tanya mengapa desa yang sangat agamis ini malah dikenal sangat angker, padahal kayanya tiap malam selalu ada pengajian. Namun, setelah saya coba telusuri, sepertinya memang cocok jika desa saya ini dikenal begitu angker. Bahkan jika dibilang paling angker se-Madura pun, saya nggak akan mendebatnya.
Daftar Isi
Banyak kuburan di luar nalar
Di Kecamatan Tanah Merah, Desa Jangkar adalah desa paling luas sekaligus penduduk paling banyak, maklum saja jika desa saya juga memiliki kuburan yang nggak kalah banyak. Tapi yang menarik untuk dibahas, kuburan-kuburan di desa ini bisa dibilang di luar nalar.
Pertama, Jeret Leber atau Kuburan Lebar (dalam bahasa Indonesia) yang memiliki area sangat luas. Jika dibandingkan dengan lapangan sepak bola Stadion Gelora Bangkalan Madura, maka Jeret Leber jauh lebih luas. Saking luasnya, ada 3 jalan setapak yang membagi kuburan tersebut menjadi 4 bagian. Saya sendiri tidak berani melewati area tersebut, area pemakaman yang tidak ditanami pohon sama sekali malah membuatnya semakin menakutkan. Bayangkan saja, kalian berjalan sejauh 100 meter lebih di tengah bentangan ratusan kuburan yang sepi. Saya sih lebih memilih putar balik.
Kuburan kedua ada Tanah Ihih. Saya kurang paham mengapa kuburan ini dinamakan Tanah Ihih. Tapi mitos yang ada di kuburan ini cukup ngeri. Kata orang-orang di desa saya, ketika ada 1 orang meninggal yang dikubur di tanah tersebut, maka ia akan mengajak 6 orang lain berturut-turut sebelum tahlil 7 harinya selesai. Makanya, kuburan yang luasnya hanya sekitar 900 meter ini kini sudah sangat padat, bahkan ketika warga menggali kubur sering kali malah mendapat tengkorak. Ini mungkin hal biasa jika terjadi di kota, sebab area pemakaman yang sedikit tidak sebanding dengan penduduk kota yang padat.
Orang meninggal pasti gentayangan di Desa Jangkar
Ini faktor paling mendukung mengapa Desa Jangkar Bangkalan sangat dikenal angker. Saya pun tidak memungkiri hal tersebut, sebab memang begitu faktanya. Umumnya rumor hantu gentayangan hanya disematkan pada orang yang kurang berkelakukan baik semasa hidupnya. Tapi di desa saya, setiap orang yang meninggal, miskin, kaya, berkelakuan baik, apalagi kurang baik, pasti rumor arwahnya yang gentayangan akan terdengar.
Saya kira rumor ini hanya menjadi rahasia umum warga di desa saya, ternyata tidak. Banyak orang yang berasal dari luar Desa Jangkar Bangkalan mengatakan bahwa orang yang di kubur di sini pasti akan gentayangan. Artinya desa saya memang benar-benar semenakutkan itu. Ketika ditanya alasannya, mereka bilang tanah di desa saya berbeda. Apanya yang berbeda? Saya belum menemukan jawaban yang pasti.
Banyak rumah kosong
Nuansa senyap, sepi, dan sunyi di pedesaan sudah biasa, apalagi hanya karena area jalanan yang didominasi pesawahan atau pohon-pohon besar. Lain hal yang ada di Desa Jangkar Bangkalan. Selain yang saya sebutkan tadi, ada hal yang makin mendukung nuansa angker di desa saya, yaitu banyaknya rumah kosong, atau hanya dihuni oleh satu orang saja, itu pun mereka sudah cukup tua. Di samping rumah saya saja ada 5 rumah kosong, dan 3 rumah yang hanya dihuni 1 orang. Kenapa kok bisa kosong, sebab banyak dari mereka yang merantau mencari nafkah, sehingga rumah mereka hanya ramai ketika lebaran saja.
Nah, rumah yang tidak berpenghuni ini tentu terlihat tidak terawat, sehingga menambah nuansa angker ketika lewat di depannya. Tak jarang, banyak kejadian-kejadian aneh yang kerap dialami oleh warga desa saya, misalnya tiba-tiba ada yang memanggil tapi tidak ada orangnya, listriknya mati-hidup sendiri, dan lain sebagainya.
Jalur masuk Desa Jangkar yang sangat menguji nyali
Bagi saya, tidak ada jalur terbaik untuk masuk ke area desa ini. Salah satu jalur yang sering dipakai karena lebih dekat adalah melalui Desa Petrah. Jika melewati jalur ini, kita harus melewati area pesawahan sepanjang 1 kilometer, ditambah area paling angker juga berada di lokasi ini, yakni Sumur Arjo. Lokasinya berada di tengah-tengah tanjakan dan turunan yang cukup tinggi, di samping sumurnya pun ada sungai besar yang dikelilingi pohon bambu.
Lalu, apa yang sebenarnya bikin Sumur Arjo menakutkan? Dulu, ada perawan yang meninggal di dalam sumur ini dan baru dievakuasi setelah berminggu-minggu, sebab sumurnya sudah tidak dipakai. Cerita dari warga, ia diajak oleh makhluk halus.
Nah, kini banyak cerita dari orang-orang yang melewati area Sumur Arjo bahwa mereka sering melihat sesosok wanita bergaun putih. Atau jika tidak, kendaraan mereka akan tiba-tiba mati sendiri, tapi ketika keluar dari area tersebut malah hidup. Bikin merinding nggak tuh!
Tapi, meskipun banyak cerita mistis yang terjadi di desa Jangkar Bangkalan, menurut saya itu tergantung kepercayaan masing-masing. Saya sih cukup menganggap hal itu sebagai hal biasa, mungkin karena sudah bertahun-tahun tinggal di sini. Tapi tentu akan berbeda buat kalian yang punya mental ciki, dengar nama mantan aja sudah tantrum.
Yah, itulah uniknya Bangkalan Madura, tempatnya indah, cara menguji mental warganya pun lengkap: bisa uji nyali hantu, bisa uji nyali kemiskinan.
Penulis: Abdur Rohman
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Pengalaman Pertama Berkunjung ke Bangkalan Madura: Beneran Mengecewakan dan Bikin Saya Kapok
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.