Kota Depok Jawa Barat Nggak Adil Soal Transportasi Publik, Cuma Daerah Tengah yang Diperhatikan!

Kota Depok Jawa Barat Nggak Adil Soal Transportasi Publik, Cuma Daerah Tengah yang Diperhatikan! Mojok.co

Kota Depok Jawa Barat Nggak Adil Soal Transportasi Publik, Cuma Daerah Tengah yang Diperhatikan! (unsplash.com)

Saya pernah menyinggung soal ketidakadilan transportasi publik di Kota Depok Jawa Barat di Terminal Mojok, berjudul Jangan Hidup di Depok Jawa Barat kalau Nggak Siap Bergelut dengan Transportasi Umum yang Bobrok. Tulisan tersebut memuat keluhan teman saya yang tinggal di Kota Depok bagian barat. Dia berkeluh kesah soal betapa sulitnya mobilisasi warga karena transportasi publik yang nggak mumpuni dan nggak terintegrasi. 

Seperti cerita lama yang terulang kembali, baru-baru ini Pemerintah Kota Depok melakukan uji coba Mikrotrans Depok (MTD), angkot ber-AC semacam JakLingko Jakarta. Namun, angkot tersebut lagi-lagi diujicobakan di tengah Kota Depok. Kabarnya angkot premium ini beroperasi dengan rute Terminal Margonda, Grand Depok City (GDC), Alun-alun Depok, Kostrad Cilodong, dan berakhir di Terminal Jatijajar.

Kota Depok sisi barat yang terlupakan

Sebenarnya saya bertanya-tanya, kenapa sih uji coba perihal transportasi publik selalu di daerah pusat Kota Depok. Mentok-mentok Kota Depok bagian timur. Padahal yang mengalami kemacetan itu seluruh Kota Depok lho, termasuk bagian barat. 

Iya saya tahu, ini masih tahap uji coba, tapi kenapa uji cobanya tidak sekalian di bagian barat Kota Depok saja? Mengingat, daerah tersebut macet dan belum ada transportasi publik layak yang menjangkau. Menurut saya, Mikrotrans Depok lebih bijak dioperasikan di rute Bojongsari-Terminal Margonda. Pertimbangannya, banyak warga Bojongsari, Sawangan dan sekitarnya yang masih kesulitan akses dari tempat tinggal mereka ke pusat Kota Depok. 

Baca halaman selanjutnya: terobosan yang terlambat dan mahal

Lagi-lagi terobosan yang terlambat dan tarifnya mahal

Bukannya tidak bersyukur dengan perkembangan yang ada, tapi saya hanya ingin mengingatkan kalau angkot ber-AC adalah terobosan yang terlambat. Mikrotrans Depok mirip sekali dengan JakLingko di Jakarta yang sudah ada sejak bertahun-tahun silam. Mulai dari fasilitasnya hingga cara pembayarannya. 

Sudah terobosan yang terlambat saya rasa tarif angkot ini lumayan mahal. Kabarnya, Mikrotrans Depok itu dikenakan tarif Rp7.000 untuk umum dan Rp3.000 untuk pelajar. Tarif yang menurut saya sangat mahal untuk angkutan umum sekelas angkot. 

Memang sih, fasilitas yang ditawarkan angkot ini cukup lengkap, mulai dari armada yang layak, AC, hingga CCTV. Namun tetap saja, harga tersebut lebih baik dilakukan penyesuaian lagi. Pikirkan warga yang naik angkot berasal dari kondisi ekonomi beragam. Rasanya percuma jika kemajuan transportasi ini nggak didukung oleh tarifnya. Bisa jadi, transportasi itu akan ditinggalkan oleh masyarakat. Banyak lho, contoh angkutan umum yang tarifnya mahal dan berujung nggak laku.

Jujur saja, saya sebagai warga setempat benar-benar menanti terobosan-terobosan perihal transportasi yang ada di Kota Depok. Tapi, jangan tengah kota terus yang diperhatikan. Pikirkan juga kami warga yang tinggal di Kota Depok sisi pinggiran. 

Penulis: Jarot Sabarudin
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Pangkalan Jati, Kelurahan Paling Mewah di Cinere Depok

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version