Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Dekadensi Organisasi Eksternal Mahasiswa di UIN Jakarta

Nasrulloh Alif Suherman oleh Nasrulloh Alif Suherman
22 September 2020
A A
Alasan Yogyakarta Layak Disebut sebagai Kota Terbaik untuk Berdiskusi terminal mojok.co

Alasan Yogyakarta Layak Disebut sebagai Kota Terbaik untuk Berdiskusi terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Sebagai orang yang berkecimpung di organisasi eksternal mahasiswa, walaupun nggak aktif-aktif amat, saya sudah kenyang dengan perselisihan dan saling sikut dengan organisasi eksternal mahasiswa yang lain. Menurut saya, persaingan dan kontestasi itu hal yang biasa dan wajar. Yang nggak wajar adalah ketika sampai benci dengan alasan yang nggak jelas.

Contohnya dulu saya menulis soal HMI dan PMII di fakultas saya sendiri yang isinya kebanyakan guyon dan tidak menghina integritas. Apa yang saya dapat dari sebuah artikel lucu-lucuan? Sebuah caci maki dan hinaan yang nggak nyambung dengan isi artikelnya. Belakangan, beberapa hari yang lalu di kampus saya viral dengan sebuah skrinsut seorang oknum dari organisasi PMII yang menyebarkan chat berisi ujaran kebencian (?). Kurang lebih, isinya seperti di postingan ini.

 

View this post on Instagram

 

Whaaaattt??? Yang mendirikan HmI orang2 asing???? Paham HmI paham Syiah dan Wahabi?????? – – Doktrin Kader PMII KOMFAKSYAHUM @alifaidhilamal ke Maba FSH UIN JKT. – Akan ada ucapan minta maaf nih.

A post shared by ??? ???? ☪ (@hmi.jaya) on Sep 18, 2020 at 3:19pm PDT

Tapi, di postingan media sosial pribadi yang bersangkutan ada klarifikasi lain yang menyatakan bahwa bukan dirinya yang mengetik dan menyebarkan chat tersebut. Entah siapa pun pelakunya, yang pasti saya nggak tahu pelajaran sejarah apa yang ia dapat dan dari mana informasi yang ia dapat sampai bisa menjelekkan organisasi lain dengan narasi sejarah yang kacau. Lantas, apa dengan cara begitu ia kira organisasinya akan mendapat banyak kader? Bukan, bukan maksud saya organisasinya jelek dan salah.

Baca Juga:

UIN Adalah Universitas Paling Nanggung: Menjadi Sumber Rasa Malu, Serba Salah, dan Tidak Pernah Dipahami

5 Istilah di Jurusan Ilmu Politik yang Kerap Disalahpahami. Sepele sih, tapi Bikin Emosi

Untuk kasus yang satu ini, murni yang bersangkutan saja yang blangsak. Sebab, saya punya teman dari organisasi lain dan mereka berpikiran lebih baik. Kalau mau menjatuhkan, kenapa nggak dengan retorika dan fakta yang baik sebagai akademisi sekaligus aktivis organisasi? Kalau kayak gitu nggak ada bedanya dengan buzzer mah.

Setidaknya ada tiga kerugian yang ia tanggung setelah membuat narasi bodoh seperti itu:

Pertama, membuat berita yang isinya menjelek-jelekkan organisasi lain tak lantas membuat organisasimu terlihat lebih baik di mata orang lain. Yang ada orang-orang cenderung ilfil dan hilang respek. Kapasitasnya sebagai seorang kader organisasi jadi diragukan.

Kedua, kebencian dan fanatisme itu tidak akan membantu dalam hal apapun. Misalnya itu hadir dari bisikan senior, apakah kelak senior itu akan membantu dalam proses selanjutnya di jenjang setelah kuliah? Tidak akan, senior pasti akan sibuk cari kerja dan mementingkan diri sendiri. Ujung-ujungnya, kamu cuman seperti pion catur. Dia yang senang, kamu yang tertebang.

Ketiga, ketahuan kadar cerdasnya. Label jelek dan sederet cacian akan terus tersemat. Boleh jadi malah seumur hidup. Kamu cuman dianggap kader organisasi yang sotoy, lalu yang jelek siapa? Organisasi sendiri, padahal organisasinya adalah organisasi yang baik. Tidak ada riwayatnya organisasi diajarkan untuk saling membenci.

Seminggu yang lalu saya ngopi dan ngobrol dengan teman saya yang seorang kader dari organisasi yang sama dengan si pembuat onar itu. Saya berbincang soal masalah kontestasi yang makin tidak sehat antara HMI dan PMII di Ciputat. Kenapa kami berbicara soal itu? Sebab, kultur politik tak sehat di organisasi eksternal mahasiswa sudah kelewatan. Berbicara masalah pluralitas agama, anak UIN memang baik, sangat baik. Tapi, menyangkut urusan politik kampus, mereka luar biasa kelewatan. Semuanya dihantam, nggak pakai filter, dan semua cara dihalalkan.

Dari pembicaraan itu saya dapati beberapa hal yang sama-sama kami amini soal kontestasi politik kampus yang makin ambruk, mulai dari kebencian yang nggak masuk akal sampai kultur organisasi eksternal mahasiswa yang mulai berubah orientasi.

Kami merunut bahwa kebencian antar organisasi tidak didasari dengan alasan yang wajar. Sebenarnya bagaimana sih awal mula kebencian tersebut? Setahu saya, HMI dan PMII adalah dua organisasi yang membawa wajah Islam yang sangat moderat. Di HMI, ada Cak Nur yang membawa gagasan tersebut dan PMII di bawah naungan NU yang jelas kita tahu sangat moderat dalam beragama. Lalu, apa yang dipermasalahkan? Kenapa wajah Islam moderat malah saling menyerang satu sama lain? Lagian, HMI dan PMII adalah saudara lama. Mahbub Djunaidi, ketua pertama PMII adalah kader HMI pada mulanya.

Soal kolaborasi, kita tahu bahwa organisasi eksternal yang memenangi kontestasi politik kampus akan menguasai segala lini organisasi internal. Mulai dari tingkat jurusan sampai tingkat universitas, kenapa masih ada ego untuk tidak berkolaborasi dalam memajukan tempat berteduh yang sama? Apa semacam najis jika bersatu dan berkolaborasi? Mungkin ini kesalahan senior di atas yang malah menanamkan paham bahwa wadah itu, ya, buat diri sendiri. Kenapa harus berbagi, kalau bisa dikuasai. Mohon maaf, itu bukan contoh moderat, sih.

Selain itu, HMI dan PMII yang saya kenal adalah organisasi dengan kultur akademik dan keilmuan yang luar biasa. Apa segitu pentingnya sampai bidang lain dikacangin? Tidak semua kader menyukai politik. Memang pelajaran politik lewat kontestasi itu baik tapi kenapa orientasi politiknya makin berat sebelah. Sampai-sampai, mahasiswa non-organisatoris menganggap organisasi eksternal mahasiswa itu adalah partai kampus. Padahal, nyatanya itu bukan visi-misi organisasi eksternal mahasiswa.

Kalau masih saja begitu dan kita tidak mencoba memutus rantai kebencian, saya katakan bahwa organisasi eksternal mahasiswa sudah gagal. Khususnya di UIN Jakarta sendiri.

BACA JUGA 5 Lauk yang Secara Misterius Selalu Ada di Berkat Tahlilan dan artikel Nasrulloh Alif Suherman lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 22 September 2020 oleh

Tags: falsafahislammoderatorganisasi eksternalpertikaianPolitik
Nasrulloh Alif Suherman

Nasrulloh Alif Suherman

Penulis partikelir. Menulis di selang waktu saja.

ArtikelTerkait

kejawen islam sufistik sufisme abangan kiai MOJOK.CO

Perkara yang Membuat Sebagian Orang Abangan Nggak Respek Sama Kiai (2)

11 Juli 2020
PSSI, Erick Thohir, AFC, Bali United (M. Wigya Permana Putra via Shutterstock.com)

PSSI Adalah Batu Loncatan Politik Ideal bagi Erick Thohir

21 Januari 2023
Nonton Rurouni Kenshin Saat Anak-anak dan Dewasa Itu Beda Sensasinya terminal mojok.co

Nonton Rurouni Kenshin Saat Anak-anak dan Dewasa Itu Beda Sensasinya

22 Januari 2022
hal mistis

Sebagian Orang Indonesia yang Seringkali Mengaitkan Segala Sesuatunya dengan Hal Mistis

7 Agustus 2019
Awkarin

Selamat Hari Sumpah Pemuda, Awkarin! Jangan Takut Berpolitik

28 Oktober 2019
Ironi Populisme, Demokrasi, dan Gerakan Relawan yang Menghambat Kaum Muda Melek Politik

Ironi Populisme, Demokrasi, dan Gerakan Relawan yang Menghambat Kaum Muda Melek Politik

2 Oktober 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.