Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Dear Mas Aliurridha, Ada yang Keliru tentang Makanan Khas Makassar di Tulisanmu

Utamy Ningsih oleh Utamy Ningsih
30 Maret 2020
A A
Dear Mas Aliurridha, Ada yang Keliru tentang Makanan Khas Makassar di Tulisanmu
Share on FacebookShare on Twitter

Tanggal 29 Maret 2020 kemarin, saya membaca satu artikel yang membahas tentang makanan nusantara. Yup, tulisan Mas Aliurridha dengan judul, Alasan Kenapa Makanan Khas dari Luar Jawa Banyak Berbahan Daging tapi Masakan Jawa Nggak. Setelah membaca tulisan tersebut, saya jadi merasa terpanggil untuk ikutan menulis. Ada beberapa hal yang ingin saya tanggapi dari tulisan tersebut sebagai orang Makassar.

Tapi, sebelum saya menyampaikan tanggapan saya terhadap tulisan Mas Ridho (sapaan akrab dari Mas Alliurridha), saya sebagai seseorang yang lahir, tumbuh, dan berkembang biak di Makassar, mau mengucapkan terima kasih dulu nih sama Mas Ridho. Terima kasih karena sudah mau memasukkan makanan khas Makassar di dalam artikelnya. Seneng banget loh saya.

Oke, sekarang mari saya jelaskan apa yang ingin saya tanggapi. Jadi begini, di paragraf kedua artikel tersebut, Mas Ridho menuliskan: Makasar juga tidak terlalu berbeda di mana masakan khasnya menggunakan bahan dasar daging seperti Coto Makasar, Sup Konro, Konro Bakar Karebosi, dan Gogoso. Selain itu ada juga yang dari olahan ikan Pallukaci, Pallumara, Pallubasa, dan Pallu-Pallu lainnya.

Semua makanan yang disebutkan oleh Mas Ridho pada tulisan di atas adalah benar makanan khas Makassar, tapi ada beberapa hal yang kurang tepat dan hal itulah yang ingin saya tanggapi.

Pertama: Konro Bakar Karebosi

Untuk yang satu ini, sepertinya lebih tepat kalau ditulis konro bakar saja (tidak pakai Karebosi). Kenapa? Karena Karebosi itu adalah nama salah satu lapangan di Makassar. Konro bakar adalah nama makanannya, Karebosi adalah sebuah nama tempat yang juga menjadi icon kota Makassar. Konro Bakar Karebosi itu sendiri merujuk ke nama rumah makan yang menjual konro bakar. Bahkan di papan penandanya malah ditulis Konro Karebosi (di sana ada di jual sop konro dan konro bakar). Jadi, menurut saya, Konro Bakar Karebosi ini lebih cocok kalau dimasukkan dalam daftar nama salah satu rumah makan yang menjual konro bakar alih-alih makanan khas Makassar. Bukan berarti konro bakar Karebosi tidak khas Makassar, hanya saja yang khas itu memang si konro bakarnya. Mau itu menikmatinya di konro (bakar) Karebosi atau di tempat lain, bebas-bebas saja. Tergantung selera.

Kedua: Gogoso

Dari tulisannya Mas Ridho, gogoso ini dimasukkan dalam kategori makanan khas Makassar yang berbahan dasar daging. Tidak salah, sih, sebenarnya, cuma kurang pas aja gitu kalau disebut berbahan dasar daging. Kenapa? Karena posisi daging di situ adalah sebagai isiannya gogoso. Wujudnya gogoso itu seperti lemper dan isiannya tidak selalu harus pakai daging, pakai ikan pun bisa. Balik lagi, tergantung selera. Jadi kurang pas juga kalau disebut berbahan dasar daging, kalau berbahan dasar beras ketan, sih, iya.

Ketiga: Pallu basa

Kalau yang ini Mas Ridho memasukkannya ke dalam kategori makanan khas Makassar yang dari olahan ikan. Mmm…meskipun sekarang sudah ada pallu basa yang berbahan dasar ikan, tapi sebenarnya kalau yang versi aslinya pallu basa itu berbahan dasar daging (kerbau atau sapi), sama kayak Coto Makassar. Bedanya pada rasa dan cara menikmati. Pallu basa ini pakai campuran kelapa parut goreng/sangrai sedangkan coto tidak. Pallu basa juga biasa dinikmati dengan toping kuning telur ayam kampung dan yang jadi pendampingnya pun beda. Coto ditemani ketupat sedangkan pallu basa ditemani nasi putih. Jadi, kalau kemudian pallu basa dimasukkan dalam kategori makanan dari olahan ikan, saya rasa hal tersebut adalah salah satu inovasi untuk pallu basa. Kalau Mas Ridho sudah menyicipi pallu basa ikan, next time bolehlah menyantap yang versi aslinya, pallu basa daging.

Keempat: dan Pallu-Pallu lainnya.

“…dan Pallu-Pallu lainnya,” demikian kalimat penutup dari paragraf kedua dalam artikel Mas Ridho tersebut. Dari yang saya pahami, kalimat tersebut menyebut bahwa ada pallu-pallu yang lain yang juga termasuk dalam makanan khas Makassar dari olahan ikan.

Baca Juga:

Sop Saudara, Kuliner Makassar yang Namanya Bikin Salah Paham tapi Rasanya Bikin Ketagihan

Indomie Coto Makassar: Indomie Kuah Paling Enak meski Rasanya Nggak Mirip-mirip Amat

Hmmm, itu juga kurang tepat, sih. Benar bahwa masih ada makanan khas Makassar yang mengandung kata pallu dan berbahan dasar ikan—selain yang disebutkan Mas Ridho dalam artikelnya (contohnya: pallu ce’la dan pallu kaloa). Tetapi, tidak semua makanan khas Makassar yang memakai kata pallu adalah makanan berbahan dasar ikan. Pallu itu sendiri artinya masakan.

Adapun makanan khas Makassar yang memakai kata pallu tapi tidak berbahan dasar ikan adalah: pallu butung. Ada lagi sih satu, namanya pallu golla, tapi kalau pallu golla ini sepertinya lebih ke sebutan orang Makassar untuk kolak.

Nah, kalau pallu butung ini memang khas. Pallu butung ini berbahan dasar pisang yang dikukus kemudian dipadukan dengan kuah kental (fla) atau “bubur” putih yang terbuat dari campuran bahan-bahan seperti tepung beras, santan, daun pandan, gula pasir, dan sedikit garam. Pallu butung bisa dinikmati selagi hangat bisa juga dinikmati dengan tambahan es dan sirup. Pada bulan Ramadan, pallu butung adalah salah satu makanan atau kudapan yang sering dijadikan santapan saat berbuka puasa.

Jadi, sekali lagi tidak semua makanan khas Makassar yang mengandung kata pallu lantas berbahan dasar atau terbuat dari olahan ikan, ya.

Kelima: Pallu kaci

Kalau yang ini lebih ke typo sih sebenarnya, tapi memang sudah banyak yang sering melakukannya, bukan cuma Mas Ridho saja, jadi saya rasa tidak ada salahnya untuk saya luruskan, hehehe. Kata ini ditulis oleh Mas Ridho dengan kekurangan satu huruf: c. Pallu kaci, yang benarnya adalah pallu kacci, dari kata pallu dan kacci. Pallu artinya masakan, kacci artinya kecut atau (rasa) asam. Pallu kacci adalah masakan yang kecut. Makanan berbahan dasar ikan yang rasa kecutnya berasal dari buah mangga yang ada di dalam makanan pallu kacci.

Nah, demikianlah beberapa hal yang ingin saya tanggapi dari tulisan Mas Ridho kemarin. Butuh banyak waktu untuk saya berpikir sebelum mengirimkan tulisan ini sebenarnya. Saya pun sempat merasa malu sama diri sendiri, kok ya bisa orang lain yang lebih dulu menuliskan tentang makanan yang sering saya jumpai dalam kehidupan sehari-hari, ya? Duh, saya merasa tertampar ini.

Adanya tulisan atau artikel dari Mas Ridho pun pada akhirnya membuat saya jadi lebih peka dengan keadaan sekitar. Sekali lagi, terima kasih ya, Mas.

BACA JUGA Orang Makassar Memperlakukan Tamu: Karena Daeng dan Pace itu Bersaudara atau tulisan Utamy Ningsih lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 23 Februari 2022 oleh

Tags: Coto Makassarmakanan khas MakassarPallu basa
Utamy Ningsih

Utamy Ningsih

Suka Membaca, Belajar Menulis.

ArtikelTerkait

Indomie Coto Makassar: Indomie Kuah Paling Enak meski Rasanya Nggak Mirip-mirip Amat

Indomie Coto Makassar: Indomie Kuah Paling Enak meski Rasanya Nggak Mirip-mirip Amat

1 Februari 2024
Manis Sampai Pedas, Aneka Camilan Olahan Pisang Khas Bugis-Makassar Terminal Mojok

Manis Sampai Pedas, Aneka Camilan Olahan Pisang Khas Bugis-Makassar

16 September 2022
5 Ciri Khas yang Melekat pada Warung Coto di Makassar Terminal Mojok

5 Ciri Khas yang Melekat pada Warung Coto di Makassar

31 Agustus 2022
5 Makanan Khas Makassar selain Coto dan Konro yang Cocok dengan Lidah Jawa Terminal Mojok

5 Makanan Khas Makassar selain Coto dan Konro yang Cocok dengan Lidah Jawa

26 Agustus 2022
5 Ciri Khas yang Melekat pada Warung Coto di Makassar Terminal Mojok

A-Z Coto Makassar: Sejarah, Keunikan, dan Resep

14 September 2022
Sirup DHT, Sirup Legendaris yang Jadi Bestie-nya Kuliner Makassar terminal

Sirup DHT, Sirup Legendaris yang Jadi Bestie-nya Kuliner Makassar

18 September 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Niat Hati Beli Mobil Honda Civic Genio buat Nostalgia, Malah Berujung Sengsara

Kenangan Civic Genio 1992, Mobil Pertama yang Datang di Waktu Tepat, Pergi di Waktu Sulit

15 Desember 2025
4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

18 Desember 2025
Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan
  • Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega
  • Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba
  • Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya
  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur
  • Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.