Wah, sudah jadi sarjana! Pengin cepet-cepet kerja! Hmmm… Tidak semudah itu, Ferguso! Menyandang gelar sarjana sudah pasti jadi impian setiap mahasiswa ya, cara dapetin gelarnya aja mungkin sampai nangis getih. Bahagianya wisuda, seolah-olah dunia turut berbahagia atas pencapaian besar yang telah dicapai. Justru, setelah menyandang gelar “alumni” inilah perjalanan dimulai.
Selayaknya quarter life crisis di usia 20 tahunan, kita akan merasa bimbang dalam menentukan jalan dan tujuan hidup. Pasalnya, kita sedang mengalami masa peralihan untuk menginjak usia yang lebih dewasa. Semacam, masa-masa udah lulus, tapi masih jadi pengangguran. Masa-masa yang rasanya serba salah. Masih mau minta duit ke orang tua, tapi kok gengsi karena udah lulus dan harusnya udah bisa mencukupi kebutuhan diri sendiri.
Memang, tidak semua orang akan memilih jalan untuk bekerja. Ada yang ingin melanjutkan sekolah lagi, atau memutuskan untuk berumah tangga bagi yang sudah memiliki pasangan. Saya mau membahas yang memilih untuk bekerja. Perihal kerja dan mencari kerja ini memang suka bikin galau. Jangankan jadi pengangguran, yang sudah dapat kerja aja masih dibikin bingung. Apalagi kalau bukan masalah ekspektasi versus realita. Ekspektasi kerja di perusahaan gedongan, mapan, gaji tinggi, jenjang karier jelas, bisa transfer ke orang tua tiap bulan, nyumpel mulut tetangga yang suka nanya kerja di mana. Sementara realitanya?
Buat yang baru pertama kali kerja pasti iya-iya aja nerima tawaran gaji yang mepet UMR. Ya… sadar diri kan, daripada nggak dapat kerja karena pengalaman masih minim. Mau nawar gaji, takut auto kena blacklist. Terlebih bagi para fresh graduate di Jogja ini. Kampusnya aja banyak, apalagi lulusannya? Pasti melimpah.
Sumber daya manusia yang banyak, ditambah kualitas lulusan kampus ternama ini sangat menjanjikan bagi perusahaan atau bidang usaha lain mendirikan kantor di Jogja. Apalagi kalau bukan “bisa digaji UMR”. Ngomong-ngomong, data terakhir masih menunjukkan kalau Provinsi D.I.Yogyakarta sebagai salah satu Provinsi dengan UMR terendah di Indonesia. Gimana mau transfer orang tua tiap bulan, buat hidup sebulan aja udah pas-pasan. Biaya kos, makan, transportasi, dan kebutuhan sehari-hari aja udah cukup bersyukur masih bisa hidup. Nah, di sini nih realita yang terkadang harus dijalani.
Realita kalau yang penting dapat kerja dulu, yang penting cari pengalaman dulu, yang penting dapat pemasukan dulu, dan alasan-alasan lainya. Padahal, mungkin tempat kerja yang sekarang ini masih belum sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan. Ada aja fresh graduate yang bilang, uang bukan segalanya. Tapi apa iya? Per bulan kalau nggak bergantung dari gaji, mau hidup dari mana? Buat bisa nabung aja, baru bisa tipis-tipis.
Mas dan Mbak fresh graduate ini kadang lupa sama yang namanya rezeki. Gaji sudah pasti didapat tiap bulan sesuai kesepakatan, karena itu merupakan kewajiban perusahaan ke karyawan. Gaji kan juga bagian dari rezeki, tapi rezeki pasti lebih dari itu. Rezeki yang sifatnya non materiil seperti sehat, bahagia, dan rohani yang baik ini merupakan anugerah tidak terduga yang diberikan oleh Tuhan.
Masa lalu kehidupan kuliah kita diuji di sini. Dulunya jadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang) terus tidur aja di kosan, atau mahasiwa kupa-kupa (kuliah pacaran-kuliah pacaran) yang sampai sekarang belum nikah-nikah juga. Jadi mahasiswa jangan cuma pinter (IPK tinggi) aja, tapi harus kreatif! Buat yang masih kuliah, belum ada waktu terlambat buat berbenah, nih.
Jadi pekerja kantoran atau biasa di bilang “budak korporat” suka bikin bosan. Melakukan aktivitas yang sama berulang-ulang, belum lagi kena teguran dari atasan. Maka dari itu, banyak-banyakin jaringan pertemanan, perluas wawasan, sering-seringlah bergaul. Kenapa? Supaya saat udah menyandang status “alumni”, kalian masih dicari untuk handle pekerjaan atau proyek tertentu.
Kalau saat mahasiswa sering jadi anak event dan penikmat senja kopi, bisa jadi pas udah lulus masih ditawari pekerjaan yang bikin kalian nyaman dan bangga akan diri kalian sendiri. Pilihan lainya ambil part time atau freelance di hari libur. Tolong, sudahi ngeluh kalau kalian belum melakukan apa-apa. Jangan hanya jadi sobat sambat gaji pas-pasan, tapi nggak melakukan apa-apa ya.
BACA JUGA Quarter Life Crisis dan Alasan Kenapa Kita Sangat Peduli Terhadap Angka (Khususnya Gaji) atau tulisan Talitha Ardelia lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.