4 Hal yang Bisa Dibanggakan dari Dayeuhkolot, Kecamatan yang Kerap Diolok-olok se-Kabupaten Bandung

4 Hal yang Bisa Dibanggakan dari Dayeuhkolot, Kecamatan yang Kerap Diolok-olok se-Kabupaten Bandung

4 Hal yang Bisa Dibanggakan dari Dayeuhkolot, Kecamatan yang Kerap Diolok-olok se-Kabupaten Bandung (Andaru Firmansyah via Wikimedia Commons)

Bagi warga Bandung, nama Dayeuhkolot identik sebagai daerah langganan banjir. Dari zaman baheula sampai sekarang, kecamatan yang masuk Kabupaten Bandung ini memang terkenal karena banjirnya. Tapi perlu saya garisbawahi bahwa daerah Dayeuhkolot yang sering kebanjiran hanya sebagian, yaitu di sekitaran bantaran Sungai Citarum.

Lantaran kerap menjadi daerah langganan banjir, Dayeuhkolot jadi bahan olok-olok warga Bandung. Sampai ada yang mengatakan kalau punya rumah atau pacar yang tinggal di sana, kita harus tabah menempuh perjalanan ke sana. Apabila musim hujan kendaraan terjebak banjir dan kemacetan, di musim kemarau jalannya gersang dan penuh dengan debu polusi. Serba salah memang hidup di sana.

Meski kerap diolok-olok warga, Dayeuhkolot tetap bisa dibanggakan. Kecamatan paling tabah se-Kabupaten Bandung ini punya hal-hal yang tak dimiliki daerah lain, misalnya seperti beberapa hal ini.

#1 Dayeuhkolot dulu merupakan ibu kota Kabupaten Bandung

Dulu sebelum ada Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung Barat, semua wilayah di Bandung Raya masuk dalam wilayah administratif Kabupaten Bandung dengan ibu kota terletak di Karapyak yang sekarang bernama Dayeuhkolot. Akan tetapi ibu kota Kabupaten Bandung kemudian dipindah lagi ke daerah Balonggede Kota Bandung sekarang yang dekat dengan Sungai Cikapundung dan Jalan Raya Pos.

Pemindahan ini dilatarbelakangi alasan wilayah Dayeuhkolot terlalu selatan dan menjadi daerah langganan banjir akibat meluapnya Sungai Citarum. Sehingga Bupati Bandung saat itu, R.A.A. Wiranata Kusumah II dan Gubernur Jenderal Herman Wiliam Deandels memutuskan untuk memindahkan ibu kota dari Karapyak/Dayeuhkolot ke Balonggede yang lebih strategis.

Bukti bahwa Dayeuhkolot pernah menjadi ibu kota Kabupaten Bandung adalah dengan adanya situs makam leluhur Bandung di sini. Mereka yang dikebumikan di sana antara lain Ratu Wiranatakusumah (Raja Timbanganten 7), Bupati Bandung ke I Raden Tumenggung Wira Angun-angun, Bupati Bandung ke IV Raden Tumenggung Anggadireja II, Bupati Bandung ke V Raden Adipati Wiranatakusumah I, Patih Bandung Raden Demang Sastranegara, Patih Bandung Raden Somanegara, dan Hoofd Jaksa Bandung Raden Demang Suriadipradja.

#2 Tempat peristiwa heroik Bandung Lautan Api

Saya yakin semua orang Indonesia tahu peristiwa heroik Bandung Lautan Api yang diabadikan oleh Ismail Marzuki menjadi lagu “Halo-Halo Bandung”. Peristiwa heroik ini merupakan peristiwa pembumihangusan Bandung Selatan oleh pejuang demi melindungi kota dari serangan musuh.

Pada tanggal 23 Maret 1946 malam, rombongan besar penduduk Bandung meninggalkan kota. Mereka pergi sembari membakar habis tanah Bandung bersama dengan gedung-gedung pentingnya agar tak bisa digunakan oleh tentara Sekutu.

Sementara itu di Dayeuhkolot terjadi peristiwa pertempuran antara pejuang Indonesia dan tentara Sekutu di dekat Sungai Citarum sebagai lokasi gudang amunisi milik Sekutu. Dalam peristiwa itu, dua pejuang Indonesia gugur setelah berhasil menghancurkan gudang amunisi tersebut. Kedua pejuang itu adalah Moch Toha dan Moch Ramdan.

Nama Moch Toha dan Moch Ramdan sekarang diabadikan sebagai nama jalan di Kota Bandung. Sedangkan sisa gudang amunisi milik Sekutu yang hancur sekarang menjadi sebuah kolam atau dikenal sebagai Balong Toha, serta berdiri monumen Bandung Lautan Api yang letaknya bersebelahan dengan Koramil 0609 Dayeuhkolot dan Batalyon Zeni Tempur 3/Yudha Wyorgha.

FYI, monumen Bandung Lautan Api ada dua. Satu berada di Dayeuhkolot Kabupaten Bandung, sementara satunya lagi berada di Taman Tegallega Kota Bandung.

#3 Kampus Telkom University berdiri di sini

Walaupun akses utama Telkom University dekat dengan Jalan Bojongsoang, secara administratif, kampus ini berada di Kecamatan Dayeuhkolot. Atau lebih tepatnya berada di Desa Sukapura, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung.

Universitas Telkom atau Telkom University adalah sebuah perguruan tinggi swasta milik BUMN. Kampus ini berdiri pada 14 Agustus 2013 dari penggabungan empat perguruan tinggi Yayasan Pendidikan Telkom, yaitu Institut Teknologi Telkom, Institut Manajemen Telkom, Politeknik Telkom, dan STISI Telkom.

Telkom University merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang pertama meraih akreditasi Unggul oleh BAN-PT dengan beberapa kali menempati gelar Perguruan Tinggi Swasta Terbaik di Indonesia serta merupakan salah satu Perguruan Tinggi Terbaik di Indonesia. Di kampus ini terdapat 7 fakultas dan 52 program studi yang terdiri atas program doktoral, magister, sarjana, sarjana terapan, dan diploma.

#4 Banyak pabrik industri tekstil dan garmen di Dayeuhkolot yang jadi penggerak roda perekonomian Kabupaten Bandung

Sepanjang Jalan Raya Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, berjejer pabrik garmen dan tekstil sebagai daerah industri. Pabrik yang berjejeran ini menjadi penggerak roda perekonomian dan penghasil tambahan devisa bagi APBD Kabupaten Bandung. Selain itu, di sini juga ada pabrik PT Ceres, sebagai pabrik pembuat coklat merek SilverQueen yang beredar di pasaran dan telah diekspor ke luar negeri.

Itulah 4 hal yang bisa dibanggakan warga Kecamatan Dayeuhkolot. Walau sering jadi bahan olokan, warga kecamatan satu ini tetap tabah menghadapi kenyataan.

Penulis: Acep Saepulloh
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Dayeuhkolot, Kecamatan Paling Meresahkan di Kabupaten Bandung. Pikir Lagi kalau Mau Menikah dengan Orang Sini.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version