Daihatsu Gran Max jelas tidak dirancang untuk pamer. Mobil satu ini bentuknya sederhana, nyaris tanpa ornamen, dan jauh dari kesan elegan. Mungkin itu mengapa julukan “Alphard Jawa” kemudian melekat. Julukan yang jelas tidak akan mengangkat gengsi pemiliknya.
Kendati tidak meningkatkan derajat pemiliknya, Gran Max telah membuktikan satu hal penting pada pengendara. Kendaraan ini benar-benar serba bisa. Kendaraan ini memang didesain untuk kerja keras. Itu mengapa, di negeri yang sebagian besar penghuninya menggantungkan hidup pada kerja keras sehari-hari, Gran Max menemukan tempatnya sendiri.
Dilihat dari luar, Gran Max mungkin tampak kurang menarik. Desainnya kotak, terlihat kaku, dan “klontang-klontang”. Ia tidak punya panel empuk berlapis kulit dan tidak ada peredaman suara berlebih. Semua terasa apa adanya. Namun, jangan salah, kendaraan ini multifungsi. Inilah keunggulan utamanya.
Daihatsu Gran Max yang serba bisa
Kabin yang luas, pintu geser yang praktis, serta ruang angkut yang lega membuat Gran Max menjadi andalan banyak orang. Dari pedagang pasar tradisional, pengusaha UMKM, jasa ekspedisi, katering rumahan, hingga kendaraan operasional kantor semuanya pernah atau sedang bergantung pada mobil ini.
Gran Max bukan sekadar alat transportasi, melainkan alat kerja yang menopang rutinitas dan penghidupan. Banyak roda ekonomi kecil berputar berkat mobil yang sering dipandang sebelah mata ini.
Kendaraan satu ini disebut “Alphard Jawa” juga bukan karena kemewahannya, melainkan karena fungsinya. Gran Max dan Alphard sama-sama menjalankan peran sebagai kendaraan serbaguna. Ia sama-sama mampu mengangkut banyak orang atau barang dan bisa diandalkan setiap hari.
Bedanya, Gran Max tidak menuntut biaya besar. Perawatannya sederhana, suku cadang mudah ditemukan, dan konsumsi bahan bakarnya relatif irit. Mobil ini rasional, dan memiliki karakter yang sangat dekat dengan kebutuhan mayoritas masyarakat Indonesia.
Mobil yang bisa diandalkan
Di kehidupan sehari-hari, Gran Max hampir tidak pernah punya satu fungsi tunggal. Pagi hari dipakai mengangkut barang dagangan, siang berubah menjadi kendaraan operasional, sore hingga malam digunakan untuk antar-jemput keluarga. Besoknya bisa beralih peran menjadi mobil katering, lusa dipakai untuk pindahan atau keperluan darurat lainnya.
Fleksibilitas inilah yang membuat Gran Max tetap relevan, meski usianya di pasar otomotif Indonesia sudah tidak muda. Selama masih dibutuhkan, mobil ini akan terus dipakai.
Mesinnya memang bukan yang paling bertenaga. Akselerasinya biasa saja, suaranya pun khas mobil kerja. Namun, di situlah letak karakternya si Gran Max, tidak dibuat untuk ngebut atau mengejar sensasi berkendara. Ia dibuat untuk berjalan terus. Selama dirawat dengan benar, mobil ini dikenal bandel dan jarang rewel. Tidak banyak drama, tidak banyak tuntutan cukup diberi perawatan dasar, ia akan terus menemani aktivitas harian penggunanya.
Julukan “Alphard Jawa” mungkin terdengar bercanda. Namun di balik candaan itu tersimpan pengakuan yang jujur Daihatsu Gran Max adalah mobil pekerja keras. Tidak mewah, tidak bergaya, bahkan sering diremehkan. Tetapi selalu siap dipakai untuk apa saja. Dan di Indonesia, mobil seperti inilah yang justru paling dibutuhkan mobil yang tidak banyak janji, tapi selalu hadir saat dibutuhkan.
Penulis: Intan Permata Putri
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















