Daihatsu Espass, Mobil Keluarga yang Bikin Dompet Tetap Bahagia

Daihatsu Espass, Mobil Keluarga yang Bikin Dompet Tetap Bahagia

Daihatsu Espass, Mobil Keluarga yang Bikin Dompet Tetap Bahagia (Alex Neman via Wikimedia Commons)

Bukan rahasia lagi jika beberapa pabrikan otomotif mendapat inspirasi desain produknya dari hewan. Yamaha Byson, jelas dari bison. Suzuki Satria F, konon terinspirasi dari hiu. Mobil juga ada yang terinspirasi dari hewan. Contohnya Daihatsu Espass, yang terinspirasi dari ikan lele.

Coba lihat baik-baik. Espass itu mirip lele yang kumisnya dicabut. Nggak bercanda saya.

Mobil ini pertama diproduksi pada 1990, sebagai penerus dari Daihatsu Zebra. Awal kemunculannya pun masih bernama Daihatsu Zebra Espass. Kemudian pada 1997 namanya menjadi Daihatsu Espass Supervan. Kakak kandung dari Grandmax dan Luxio ini masih banyak yang gagah mengaspal di jalanan kota-kota. Itu artinya Espass memiliki mesin yang tangguh, bisa bertahan 20 tahun lebih.

Selain bermesin tangguh, disini saya juga ingin memberitahu keunggulan-keunggulan yang dimiliki Espass. Berikut ulasannya:

#1 Mobil keluarga dengan harga terjangkau

Espass sangat cocok untuk dipakai jalan-jalan bersama keluarga. Kabinnya yang luas membuat mobil ini terasa lega. Dengan jumlah kursi sebanyak tiga baris, mobil ini muat untuk dinaiki 8 orang (termasuk sopir). Terus soal harga, Espass kini berkisar antara 25-30 jutaan tergantung kondisi mobilnya. Kalo barangnya masih bagus, mesin oke, bodi oke, biasanya ditawarkan dengan harga 30 juta. Ini lebih murah dibanding dengan mobil keluarga sejenisnya. Sebagai pembanding, ada Suzuki Futura keluaran tahun 97 yang harganya masih berkisar mulai 32 jutaan.

Oiya, selain harga mobilnya yang murah, spare part Espass juga terjangkau dan mudah ditemukan di toko-toko spare part. Perawatannya pun cukup mudah, banyak bengkel pinggir jalan yang bisa menangani gangguan-gangguan pada mobil ini.

#2 Bahan bakarnya irit

Mobil ini berbahan bakar bensin. Dengan mengusung mesin 1300 CC, 4 silinder, konsumsi bahan bakar espass tergolong irit. Secara empiris, saya pernah bawa Espass dari Ambarawa ke Pantai Indrayanti Gunung Kidul PP. Perjalanan dengan total jarak sekitar 294 KM itu saya isikan Pertalite sebanyak 250 ribu atau sekitar 32 liter, sampai rumah pertalite-nya masih sisa lumayan.

Untuk kecepatannya jangan ditanya lagi, yang jelas tidak bisa sengebut Xenia atau Avanza. Tau sendirilah mobil tua ojo dibanding-bandingke sama yang muda.

#3 Eksterior yang punya jati diri

Dari segi eksterior, Espass memiliki bodi yang bongsor. Selain itu, Espass memiliki ciri khas pintu sleding sama kayak Alphard. Lalu pintu bagasi model hatchback juga menjadi ciri khas dari mobil ini. Lampu depan seolah mirip mata manusia yang sedang melirik.

Saya rasa, tidak ada satu mobil pun yang bodinya mirip dengan Daihatsu Espass. Bagi pengguna Espass, jika ingin mobil ini tampil fresh, empunya tidak perlu merogoh kocek banyak-banyak untuk memodifikasinya. Cukup mengganti velg standar dengan velg celong dijamin wes mbois.

#4 Harga jual stabil

Espass memiliki harga jual yang stabil. Jadi semisal Anda punya Espass, kemudian sudah puas memakainya dan berkeinginan untuk menjualnya, Anda tidak perlu khawatir soal harga jual mobil ini. Jangankan merugi, bahkan kalo pas bejo Anda bisa mendapat untung. Bukan rahasia lagi salah satu kelebihan yang dimiliki pengguna mobil bekas itu terkadang bisa mendapat untung ketika menjualnya kembali.

Itulah beberapa keunggulan yang dimiliki Daihatsu Espass. Menurut saya, Espass adalah sebuah solusi untuk transportasi jalan-jalan bersama keluarga, dan isi dompet ayah tetap terjaga. Daihatsu, sahabatku!

Sumber gambar: Alex Neman via Wikimedia Commons

Penulis: Muhammad Iksan
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Review Suzuki All New Ertiga, Jiplakan yang Terlalu Kebetulan untuk Jadi Kebetulan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version