Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Loker

Curhatan Seorang Perekrut Bagi Para Pencari Kerja

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
14 Juli 2019
A A
pencari kerja

pencari kerja

Share on FacebookShare on Twitter

Sebelum curhat lebih banyak, saya ingin memberi dua penegasan. Pertama, curhat saya ini tidak mewakili banyak atau HRD secara keseluruhan, lebih kepada subjektif atau dari apa yang saya alami. Kedua, saya ingin membuktikan bahwa, bukan hanya mahasiswa tingkat akhir atau lulusan baru saja yang bisa mengeluh, seorang staf HRD—sebagai manusia biasa—pun bisa.

Sebagai mahasiswa lulusan Psikologi, menjadi seorang staf HRD adalah lumrah dan sewajarnya jika ingin bekerja sesuai dengan latar belakang pendidikan—bukan berarti menjadi keharusan—tak terkecuali dengan saya yang memang saat ini bekerja sebagai perekrut di suatu perusahaan.

Saya sendiri memilih menjadi seorang staf HRD khususnya sebagai perekrut karena merasa bidang ini yang saya sukai. Perasaan tersebut saya dapatkan ketika masih kuliah. Di mana perjalanan kuliah seperti sedang bermain dan lelahnya kegiatan yang diikuti seperti menjadi kebahagiaan tersendiri. Entah ini yang dinamakan passion atau bukan, yang saya tahu ada rasa senang ketika menjalani aktivitas ini.

Pada perjalanannya, saya menemui beberapa kisah menarik saat melakukan proses perekrutan entah asalnya dari lulusan baru atau pun yang sudah berpengalaman. Hal ini menjadi kenangan sekaligus keluhan tersendiri bagi saya.

Banyak pencari kerja yang kebanyakan lulusan baru sepertinya perlu memahami bagaimana setidaknya mengirim lamaran via email. Yang saya temui, masih ada beberapa pelamar hanya mengirimkan CV lalu hanya menuliskan “LAMARAN” pada kolom subjek. Ditambah badan email pun dikosongkan tanpa ada sepatah-dua patah kata. Saran saya, selain lebih sopan badan email harus diisi sebagai kalimat pembuka agar penerima atau pembaca paham maksud dan tujuan email dikirim. Bisa pula ditambahkan dengan sedikit identitas.

Lalu, usahakan satu pengiriman email tertuju hanya untuk satu perusahaan. Saya pernah menerima email dari pencari kerja yang pada kolom tujuan, dicantumkan juga email HRD perusahaan lain. Saya paham agar bisa “sekali mendayung, dua-tiga pula terlampaui”, tapi apa si pengirim juga paham saya menerima dan membaca email sambil misuh?

Sebelum wawancara, saya sangat menyarankan untuk mencari tahu tentang profil perusahaan beserta deskripsi kerja dari posisi apa yang dilamar. Minimal akan mendapat gambaran tentang apa saja yang harus dikerjakan saat diterima kelak. Jangan terlihat seperti nothing to lose—yang penting datang wawancara saja dulu, diterima atau tidak bagaimana nanti.

Asah kemampuan dalam berkomunikasi dan tunjukan rasa antusias juga percaya diri. Sebagai orang yang bertugas melakukan proses wawancara, saya selalu senang dan ikut bersemangat jika kandidat komunikatif apalagi bisa menceritakan secara rinci kemampuan yang dimiliki. Itu sebabnya mengenali potensi dalam diri terbilang penting saat wawancara kerja.

Baca Juga:

Skill Dasar yang Perlu Dimiliki HRD biar Nggak Jadi HRD yang Menyebalkan

4 Contoh Pertanyaan Cerdas yang HRD Tidak Ingin Kamu Tanyakan Balik Saat Interview Kerja

Kerap kali saya heran jika menemui kandidat yang tidak terlihat antusias saat wawancara. Pasalnya, dia menjelaskan butuh pengalaman kerja tapi tidak diimbangi dengan keseriusan saat bertatap muka dengan saya. Ada kandidat yang sambil main handphone, ada yang tas juga perlengkapan lainnya di simpan di atas meja, bahkan ada kandidat yang memanggil saya dengan sebutan abang.

Saat ini juga banyak kandidat yang sewaktu hubungi berkata “iya, akan datang” di telpon, dikirim undangan formal via email juga sudah, tapi saat ditunggu kehadirannya tidak juga datang. Tidak pula memberi kabar atau balasan via email. Katanya, susah cari kerja dan lapangan pekerjaan sedikit, tapi begitu diberi kesempatan untuk mengikuti proses wawancara malah tidak datang. Padahal, kandidatnya sendiri yang sudah apply untuk posisi tersebut.

Lalu saat sudah lolos dalam semua proses dan tinggal tanda tangan kontrak, saya pernah berhadapan dengan dua orang kandidat—mereka berteman dari masa kuliah—yang akhirnya menolak untuk bergabung hanya karena mereka beda posisi. Jadi, mereka akan mengambil kesempatan bekerja jika ada di posisi dan divisi yang sama.

Saya sempat tidak habis pikir dan mencoba meyakinkan mereka bahwa, mereka berdua walau beda divisi tetap akan berada dan bekerja di satu perusahaan yang sama. Lagipula, mau sampai kapan mereka terus berdua seperti itu?

Masih banyak cerita dan persoalan lain yang bisa diceritakan. Dengan permasalahan yang sama, saya jadi menganggap narasi tentang sedikitnya lapangan pekerjaan pada zaman sekarang hanya mitos. Semuanya dikembalikan kepada tiap individu—para pencari kerja—niat dan mau atau tidak menerima kesempatan yang ada serta terus belajar mengasah kemampuan diri.

Dari seorang staf HRD bagian perekrut, yang ingin sekali memberikan kesempatan pada setiap lulusan baru dan para pencari kerja untuk dapat meniti karir. Namun, keinginan tersebut kadangkala terbentur oleh ketidakseriusan kandidat saat proses wawancara kerja, selain juga memang belum rezekinya.

Terakhir diperbarui pada 19 Januari 2022 oleh

Tags: interview kerjapencari kerjastaf hrdtips wawancara kerja
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

fresh graduate

Tagar #LulusanUI dan Polemik Gaji Bagi Fresh Graduate

26 Juli 2019
cari muka di dunia kerja Kena Tipu Interview Kerja Bikin Saya Menyadari Tak Ada yang Abadi di Dunia Ini Terminal mojok

Kena Tipu Interview Kerja Bikin Saya Menyadari Tak Ada yang Abadi di Dunia Ini

8 Februari 2021
interview kerja

Contoh Pertanyaan Interview Kerja yang Sering Muncul dan Tips Menjawabnya

20 September 2019
Calo Kerja, Sisi Gelap di Balik Gemerlapnya Cikarang Kota Industri

Calo Kerja, Sisi Gelap di Balik Gemerlapnya Cikarang Kota Industri

21 Desember 2023
pelamar kerja wawancara kerja lamaran kerja calon karyawan surat lamaran cv copas melamar kerja mojok.co

Berhati-hati Terhadap Penipuan Berkedok Wawancara Kerja

27 September 2019
Opsi Jawaban Saat Ditanya Kapan Bisa Join oleh HRD Ketika Interview Terminal Mojok

Opsi Jawaban Saat Ditanya Kapan Bisa Join oleh HRD Ketika Interview

12 Februari 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Susahnya Cari Ruang Terbuka Hijau di Palembang, Hiburan Cuma Mal atau Kafe, tapi Lama-lama Bosan dan Bikin Rugi!

Susahnya Cari Ruang Terbuka Hijau di Palembang, Hiburan Cuma Mal atau Kafe, tapi Lama-lama Bosan dan Bikin Rugi!

29 Desember 2025
5 Kuliner Madura selain Sate yang Layak Dikenal Lebih Banyak Orang Mojok.co

5 Kuliner Madura selain Sate yang Layak Dikenal Lebih Banyak Orang

28 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Orang Tak Tegaan Jadi Debt Collector: Tak Tagih Utang Malah Sedekah Uang, Tak Nikmati Gaji Malah Boncos 2 Kali
  • Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga
  • Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi
  • Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan
  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.