Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Culture Shock Orang Sidoarjo yang Merantau ke Tulungagung: Kopi kok Ijo?

M. Fuadur Roziqin oleh M. Fuadur Roziqin
17 September 2023
A A
Culture Shock Orang Sidoarjo yang Merantau ke Tulungagung: Kopi kok Ijo?

Culture Shock Orang Sidoarjo yang Merantau ke Tulungagung: Kopi kok Ijo? (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Saat pertama kali datang ke Tulungagung, saya dibikin heran dengan bahasa yang digunakan masyarakat di sini dalam percakapan sehari-hari mereka. Bahasa yang digunakan masyarakat di sini adalah bahasa Jawa kulonan khas plat AG dengan imbuhan peh, biyuh, hooh yang terdengar asing di telinga orang Sidoarjo seperti saya. Maklum, bahasa yang digunakan di kampung halaman saya adalah bahasa Jawa kasar atau yang biasa disebut juga bahasa Jawa etanan.

Perbedaan bahasa Jawa orang Tulungagung dan Sidoarjo

Salah satu contoh perbedaan bahasa di Sidoarjo dan Tulungagung adalah ketika saya mengatakan “pegel”. Di kampung halaman saya, pegel ya dimaknai sebagai capek. Akan tetapi saat berada di Tulungagung, masyarakat memaknainya marah atau nesu.

Ada lagi kata yang memiliki makna berbeda antara yang dipahami orang Sidoarjo dan Tulungagung, yakni ndorong. Saya mengira ndorong artinya ya mendorong, akan tetapi rupanya di Tulungagung ndorong berarti istirahat.

Saya pernah punya pengalaman konyol soal perbedaan makna kata ini. Jadi, di Sidoarjo, kegiatan kondangan itu disebut buwuh (kondangan), sementara di Tulungagung biasa menggunakan istilah mbecek. Di telinga saya, mbecek terdengar seperti mbecak, jadi saya memahaminya sebagai profesi tukang becak. Kebetulan waktu itu saya ketemu beberapa orang yang katanya mau “mbecek”. Mau narik becak kok bajunya bagus-bagus, begitu pikir saya. Rupanya setelah bertanya pada beberapa teman, mereka mengatakan bahwa mbecek itu artinya bukan mau narik becak, melainkan kondangan.

Makian orang Tulungagung harus ada tambahan “d”

Di Sidoarjo, makian yang biasa kami gunakan adalah cok, jancok, sementara di Tulungagung, makiannya bisa bervariasi di antaranya mangklek, asui, jaran, pehh, diamput, dll. Selain itu, untuk memaki, masyarakat Tulungagung menambahkan huruf d, misalnya: djancok, diamput, dll., tapi mereka jarang menggunakan makian tersebut. Biasanya yang paling sering digunakan adalah peh, biyuh, dan poh.

Pertama kali tahu kopi ijo

Saat pertama kali datang ke Tulungagung, teman saya mengatakan bahwa salah satu kuliner yang terkenal di sini adalah kopi ijo. Mendengar namanya tentu saya penasaran, kopi kok ijo? Di Sidoarjo mana ada kopi ijo. Bukannya biasanya kopi berwarna hitam, atau cokelat kalau itu kopi susu? Kok ini malah hijau, apa nggak salah?

Setelah melihat bentuk asli kopi ijo, saya kesal sendiri. “Mana yang ijo? Katanya kopi ijo!” Jadi, kopi ijo ternyata hanya namanya, Gaes. Kopinya ya tetap berwarna hitam. Akan tetapi setelah saya cari tahu, bubuk kopi ijo rupanya memang berwarna agak kehijauan karena digiling bersama dengan kacang hijau.

Aroma kopi ijo Tulungagung ini nggak seperti aroma kopi biasanya. Saat pertama kali meminumnya tanpa campuran susu, rasanya seperti jamu. Akan tetapi setelah saya mencoba menambahkan susu, rasa kopi ijo jadi lebih enak.

Baca Juga:

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Begitulah pengalaman culture shock saya sebagai orang Sidoarjo saat merantau ke Tulungagung. Saya bersyukur bisa mendapat pengalaman tinggal di lingkungan yang berbeda dari kampung halaman saya. Malah setelah setahun merantau, saya jadi terbawa dialek bahasa Jawa kulonan sampai-sampai ketika pulang ke Sidoarjo, keluarga saya yang kebingungan memahami apa yang saya katakan. Wqwqwq.

Penulis: M. Fuadur Roziqin
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Sidoarjo Nggak Menarik buat Anak Muda Surabaya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 17 September 2023 oleh

Tags: culture shockmerantauperantauSidoarjotulungagung
M. Fuadur Roziqin

M. Fuadur Roziqin

Mahasiswa UIN SATU Tulungagung jurusan Aqidah dan Filsafat

ArtikelTerkait

Derita Tinggal di Bungurasih, Daerah Perbatasan Sidoarjo dan Surabaya yang Penuh Masalah

Derita Tinggal di Bungurasih, Daerah Perbatasan Sidoarjo dan Surabaya yang Penuh Masalah

11 Maret 2024
Penderitaan yang Saya Rasakan Saat Pindah dari Jogja ke Semarang: Udah Panas, Makanannya Nggak Seenak di Jogja

Penderitaan yang Saya Rasakan Saat Pindah dari Jogja ke Semarang: Udah Panas, Makanannya Nggak Seenak di Jogja

6 Maret 2024
Culture Shock Orang Jawa Ketika Pertama Kali ke Mekkah dan Madinah Terminal Mojok

Culture Shock Orang Jawa ketika Pertama Kali ke Mekkah dan Madinah

8 Juli 2022
Daripada Bikin Malioboro, Ada Baiknya Magelang Fokus Wisata Seribu Candi Saja

Seni Mengenal Magelang untuk Pemula agar Tak Merasakan Culture Shock

6 Maret 2023
Lalu Lintas Medan Terlalu Barbar untuk Perantau Asal Surabaya seperti Saya Mojok.co

Lalu Lintas Medan Terlalu Barbar untuk Perantau Asal Surabaya seperti Saya

12 September 2025
5 Benda dari Indonesia yang Bikin Takjub Orang Turki dan Negara Lain

5 Benda dari Indonesia yang Bikin Takjub Orang Turki dan Negara Lain

22 Oktober 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru Mojok.co

6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru

27 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

27 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

Dosen Perlu Belajar dari Aktivis Kampus, Masa Sudah Jadi Dosen Public Speaking-nya Masih Jelek?

29 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Orang Tak Tegaan Jadi Debt Collector: Tak Tagih Utang Malah Sedekah Uang, Tak Nikmati Gaji Malah Boncos 2 Kali
  • Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga
  • Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi
  • Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan
  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.