Saya bukan customer service (CS) online shop (Olshop). Namun, saya tahu banyak seluk beluk pekerjaan satu ini dari kawan-kawan saya yang bekerja sebagai CS online shop atau CS olshop. Selama ini saya adalah “tempat sampah” atau tempat curhat meraka. Dari apa yang saya dengar, pekerjaan customer service, terutama cs olshop, benar-benar perlu kesabaran tingkat dewa. Benar-benar perlu diapresiasi setinggi-tingginya.
Sekilas, pekerjaan customer service terdengar sederhana. Mereka membantu para konsumen yang kesulitan dengan pembelanjaannya. Entah itu barang yang datang ternyata tidak sesuai, kualitas produk tidak sesuai deskripsi. Namun, kenyataannya tidak semudah itu. Apalagi di dunia ini ada banyak sekali karakter manusia, ada yang aneh hingga aneh banget
Daftar Isi
Mendapat keluhan adalah makanan sehari-hari
Baru-baru ini seorang kawan saya bercerita ada konsumen yang mengeluhkan produk basreng yang sudah melempem saat datang. Sebenarnya keluhan semacam itu bisa diterima, hanya saja, cara penyampaian konsumen tidak sopan, misuh-misuh. Nama-nama hewan kebun binatang sampai keluar semua.
Tidak hanya itu saja. Ada pula konsumen yang marah-marah lantaran barang pesanannya belum datang, padahal memang belum waktunya. Hehehehe. Hingga saat ada konsumen yang mengeluhkan uang refund sebesar Rp20.000, ada rasa yang membuat para CS ini ingin merogoh kocek pribadi. Hal tersebut terkesan jadi opsi lebih masuk akal dibanding harus menjalani kepusingan lewat prosedur yang telah ditetapkan.
Keluhan-keluhan yang muncul jelas kerap membuat para CS hampir gila. Jadinya mereka sudah biasa apabila di ruangan sesama CS ada yang mengeluarkan kalimat umpatan. Walau demikian, pesan yang dikirimkan pada konsumen tetap santun. Tidak lupa menyampaikan maaf dan terima kasih. Sungguh, keren sekali bukan?
Turn over tinggi, bukti betapa berat kerja CS Olshop
Beberapa teman saya menyebut kondisi tersebut membuat durasi kerja para CS yang umumnya diisi fresh graduate ini tidak lama. Dari yang hanya beberapa bulan, sampai tidak penuh satu hari. Sebenarnya saya juga sempat tidak percaya, tapi begitulah yang diceritakan kawan saya.
Asal tahu saja, selain menerima keluhan, tidak jarang para CS online shop ini bekerja hingga lewat waktu. Mereka juga tidak diperkenankan untuk memegang telepon. Padahal melihat dunia maya kadang bisa menjadi healing tersendiri. Satu jam tidak menengok X dan Instagram kadang bisa membuat cemas, apalagi ini bisa berjam-jam tidak memegang ponsel.
Menjelang Lebaran bisa lebih buruk
Tujuan saya menulis ini hanya satu kok, semoga para konsumen yang kerap membuat CS online shop mumet bisa sedikit berbaik hati. Setidaknya saat bulan Ramadan. Asal tahu saja, daya beli masyarakat cenderung meningkat menjelang Lebaran, termasuk daya beli dalam belanja online. Apalagi, saat ini, kebutuhan Lebaran banyak yang bisa diperoleh secara online.
Momentum ini jelas membuat pekerjaan para CS semakin meningkat. Bayangkan saja, mereka harus menghadapi beban kerja yang semakin besar, di sisi lain mereka tengah beribadah berusaha menahan emosi dan godaan. Itu mengapa, konsumen sebaiknya sedikit berbaik hati dengan menyampaikan keluhan secara baik-baik, setidaknya selama bulan Ramadan, syukur-sykur bisa seterusnya.
CS online shop memang dibayar untuk melayani pelanggan dan keluhannya, tapi ini sungguh momen yang baik untuk saling berbuat baik. Misalnya, ketika akan mengeluhkan barang yang tertukar, sampaikanlah keluhan tanpa emosi. Pahami baik-baik arahan dan jawaban para CS ini. Kalau memang tidak mengerti, tanyakan dengan bahasa yang santun.
Penulis : Delima Purnamasari
Editor : Kenia Intan
BACA JUGA 5 Pekerjaan Sampingan yang Nggak Ribet dengan Cuan yang Lumayan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.