Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Ciri Khas dalam Percakapan Orang Makassar

Utamy Ningsih oleh Utamy Ningsih
9 Oktober 2021
A A
Ciri Khas dalam Percakapan Orang Makassar terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Dari mana ki’? Kapan pi kita’ datang? Bisa mi saya ambil bajuku?

Tiga kalimat pertanyaan di atas sudah menunjukkan ciri khas dari dialek Makassar. Seperti yang kita tahu, persoalan mi, ji, ki, pi, dan sebagainya adalah persoalan bahasa yang susah-susah gampang. Orang luar Makassar ada yang masih kesulitan memahami, sementara orang Makassar sendiri terkadang tidak selalu menjelaskannya dengan mudah.

Namun, di luar mi, ji, ki, pi, dan saudara-saudaranya itu, masih ada lho hal-hal lainnya yang juga menjadi ciri khas atau katakanlah paling sering ditemui dalam percakapan orang Makassar. Apa saja itu? Mari saya perkenalkan beberapa di antaranya.

#1 Penuh dengan kasih

Makassar (baik suku maupun dialek dan bahasanya) terkenal kasar. Padahal sebenarnya Makassar itu penuh dengan kasih, lho. Dalam percakapan sehari-hari, kata “kasih” sangat sering digunakan.

Contoh:

Kasih pindah sai motormu, nda’ bisa ka lewat! (Tolong pindahin motormu, dong, saya tidak bisa lewat!)

Siapa kasih keluar ki ini meja? (Siapa yang mengeluarkan meja ini?)

Sudahmi kukasih bersi(h) kamarmu (Kamarmu sudah saya bersihkan)

Baca Juga:

Sop Saudara, Kuliner Makassar yang Namanya Bikin Salah Paham tapi Rasanya Bikin Ketagihan

Unhas Makassar Si Jago Kandang: di Indonesia Timur, Ia Juara, di Luar Itu, Bukan Siapa-siapa

#2 Menghilangkan/mengganti huruf pada kata tertentu

Seperti yang saya tulisakan pada contoh nomor tiga di atas, demikianlah yang biasa terjadi dalam dialek Makassar. Ada huruf akhir pada sebuah kata yang dihilangkan saat diucapkan. Hal tersebut biasanya terjadi pada kata berakhiran huruf h, t, dan k. Ada juga kata yang malah disingkat dengan menghilangkan beberapa huruf di dalamnya.

Contoh:

1. Marah→mara

Mara-marai mamakku (Mamaku lagi marah-marah)

2. Cepat→cepa’

Cepa’ ko, buru-buruka! (Cepetan, saya buru-buru!)

3. Tidak (ndak)→nda’

Baik (baek)→bae’

Jangan moko makanki, nda’ bae’ mi (Jangan kamu makan, sudah tidak baik)

4. Pergi→pi

Selain berfungsi sebagai partikel, kata pi juga sering digunakan sebagai ganti/singkatan dari kata pergi. Untuk membedakannya tentu saja kita harus melihat kalimatnya secara utuh.

– Pi sebagai partikel

Belum pi masak sayurku (Sayurku belum masak)

– Pi sebagai ganti/singkatan

Mauko pi mana? (Kamu mau ke mana?)

5. Santai→sante

Sante moko! (Santai aja dong!)

#3 Lain di mulut, lain yang dimaksud

Sudah jadi pengetahuan umum bahwa kata “kita” dalam dialek Makassar itu bukan bermakna saya dan kamu, tetapi kamu dalam tingkat yang lebih sopan. Bedanya, jika dalam bahasa Indonesia kata “kita” diucapkan datar-datar saja, dalam dialek Makassar ada penekanan khasnya. Makanya sering ditulis dengan kita’. Nah, selain kita’, masih ada kata lain yang dalam percakapan orang Makassar punya maksud berbeda dari arti sesungguhnya dalam bahasa Indonesia. Berikut beberapa di antaranya:

1. Bikin

Dalam KBBI, bikin berarti buat, sedangkan dalam percakapan orang Makassar, bikin bisa bermaksud ngapain atau lagi apa.

Apako bikin? (Kamu lagi ngapain?)

2. Bunuh

Di Makassar, kami biasanya menggunakan kata “bunuh” untuk mematikan/menghentikan aktivitas perabotan elektronik seperti kipas angin, AC, televisi, PC, laptop, dan sebagainya.

Bunuh sai itu laptopku!

3. Jalan

Dalam percakapan orang Makassar, kata “jalan” tidak selalu berarti tempat yang bisa dilalui, tetapi bisa juga berarti mengalir.

Jalan mi air ka? (Apakah air sudah mengalir?)

Tidak jalangi darahku (Darahku tidak mengalir)

#4 Menambah huruf di belakang sebuah kata

Kalau kalian menebak bahwa saya akan membahas tentang okkots (menambah huruf g pada kata berakhiran -n dan mengubah kata berakhiran -m menjadi -ng), kalian keliru karena selain okkots masih ada lagi penambahan huruf pada kata tertentu ala percakapan orang Makassar yang akan saya perkenalkan, yaitu menambah huruf a dan ya/yya. Untuk ya/yya khusus berlaku pada kata berakhiran huruf vokal a.

Contoh:

1. Televisi→televisia

Bunu(h)i dulu televisia

2. Lampu→lampua

Kenapa belumpi dikasih nyala lampua?

3. Sepeda→sepeda(y)ya

Siapa kasih masuki sepedayya?

Nah, itulah beberapa hal selain partikel mi, ji, ki, pi, dan sebagainya yang juga sering ditemukan dan dipakai dalam percakapan orang Makassar. Dalam hal bahasa daerah, saya sendiri sepakat bahwa untuk mempelajarinya bukan perkara mudah. Bahkan saat menulis tentang bahasa daerah sendiri pun, saya masih harus berpikir keras untuk mencari padanan katanya dalam bahasa Indonesia.

Semoga ke depannya, saya dan teman-teman penulis—dari dan di—Makassar bisa memperkenalkan hal-hal lain lagi perihal Makassar, ya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 9 Oktober 2021 oleh

Tags: bahasa daerahmakassarorang makassar
Utamy Ningsih

Utamy Ningsih

Suka Membaca, Belajar Menulis.

ArtikelTerkait

20 Bahasa Gaul Makassar yang Bisa Kamu Pelajari biar Makin Akrab dengan Anak Muda Makassar

20 Bahasa Gaul Makassar yang Bisa Kamu Pelajari biar Makin Akrab dengan Anak Muda Makassar

24 September 2023
Pikir 2 kali sebelum piknik ke Jogja. (Unsplash.com)

Pikir 2 Kali Sebelum Piknik ke Jogja

10 Juli 2022
nama anak zaman sekarang anak kelima Takut Mengajarkan Bahasa Daerah kepada Anak karena Takut Bicara Kasar Itu Alasan yang Bodoh mojok

Takut Mengajarkan Bahasa Daerah kepada Anak karena Takut Bicara Kasar Itu Alasan yang Bodoh

2 November 2020
Kesan Pertama Naik Trans Mamminasata, BRT-nya Makassar Terminal Mojok

Kesan Pertama Naik Trans Mamminasata, BRT-nya Makassar

6 Desember 2022
3 Alasan Bahasa Betawi Ora Layak Jadi Muatan Lokal di Depok terminal mojok.co

3 Alasan Bahasa Betawi Ora Layak Jadi Muatan Lokal di Depok

27 Desember 2021
makassar

Tentang “Maaf Sekadar Mengingatkan” yang Lagi Tren di Makassar

9 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.