Para siswa harusnya nggak dibebani tugas sulit yang cuma diberi waktu pengerjaan sehari
Kalau dipikir-pikir, boro-boro membuat maket rumah, dulu waktu saya sudah SD saja disuruh menghias layangan sudah tantrum. Lha, ini bocil-bocil TK malah diberikan pekerjaan rumah sekelas mahasiswa Arsitektur. Yang bener aja nih, Cikgu Melati? Apalagi anak-anak Tadika Mesra diberi waktu cuma sehari. Duh, mahasiswa Arsitektur saja sampai nggak tidur berhari-hari lho buat bikin maket rumah.
Akan tetapi kayaknya nggak cuma episode ini yang mengundang kehebohan. Pada episode sebelumnya, Cikgu Melati sempat memberikan pelajaran tentang penggunaan alat kelistrikan yang baik dan benar. Yang saya soroti adalah kemampuan Cikgu Melati membuat rumah-rumahan sebagai alat menjelaskan materi tersebut hanya dalam satu malam. Gokil!
Sebenarnya pergantian guru dari Cikgu Jasmine ke Cikgu Melati membawa efek pembelajaran yang lebih modern, sih. Contohnya, nih, anak-anak Tadika Mesra jadi bisa belajar menggunakan media tablet hingga pakai mobil-mobilan sebagai media pembelajaran biar interaktif dan nggak bikin bosen. Jujur, deh, Tadika Mesra menerapkan Kurikulum Merdeka, ya?
Harus diakui, sistem pendidikan di Tadika Mesra makin bagus dan tertata di tangan Cikgu Melati. Tapi menurut saya, seharusnya para siswa nggak dibebani dengan tugas sesulit membuat maket rumah yang dikerjakan dalam sehari, dong. Cikgu, ingat, lho, Upin Ipin dkk., masih berusia 6 tahun!
Menurut kalian gimana, Gaes? Apakah kalian setuju dengan kurikulum yang diterapkan di Tadika Mesra yang mengharuskan murid-murid membuat maket rumah?
Penulis: Cindy Gunawan
Editor: Intan Ekapratiwi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.