Tampaknya kita harus sepakat bahwa gitar memiliki peran vital di setiap tongkrongan. Sebagaimana beberapa permainan lain semacam catur, karambol, kartu remi, dsb. Ya, sekalipun di era serba mobile ini, peran gitar lambat laun juga tersaingi dengan game-game online dengan kegiatan mabar-nya. Namun, saya pikir peran gitar sulit tergantikan dan tak akan usang oleh zaman. Setidaknya di lingkungan saya, sih, begitu.
Sebagaimana pentingnya fungsi gitar, maka bisa memainkan gitar seolah menjadi keharusan dalam mempertahankan eksistensi manusia di tongkrongan. Walau nggak wajib-wajib amat, sih. Masalahnya, saya sendiri awalnya tidak lahir dan besar di lingkungan yang “mesti-mesti amat” menuntut keberadaan gitar. Tapi, seiring mobilitas dan waktu, perlahan saya menghinggapi tempat-tempat yang memang selalu menuntut keberadaan gitar. Pun saya menuntut diri saya setidaknya untuk bisa memainkan satu lagu saja dengan gitar.
Percaya atau tidak, pertama kali saya benar-benar memegang secara utuh dan bisa memainkan instrumen genjreng ini adalah tatkala saya SMA, yah, jelas sangat telat. Pun skill saya terbatas seperti penggalan lirik lagu “Lupa-lupa Ingat” dari The Kubs, “C, A minor, D minor ke G, ke C lagi,” itu-itu saja. Sekalipun saya mencoba meng-upgrade kemampuan menggenjreng saya, toh baliknya ke chord-chord dasar seperti itu lagi.
Dengan kemampuan yang terbatas itu, pada akhirnya membawa kebiasaan saya untuk memainkan lagu dengan chord yang mudah pula. Saya selalu memerlukan tuntunan yang mudah dan fleksibel, jelas bukan buku lagu, tak lain jawabanya tentu dengan memasukan keyword di Google. Dan dari sekian banyak lagu yang saya cari dengan embel-embel keyword “chord dasar/mudah”, di sanalah terpampang beragam pilihan situs salah satunya Chordtela. Dan dari sekian banyak itu, Chordtela sengaja dan tidak sengaja, pasti selalu menjadi pilihan yang saya “klik”.
Dari sini kita tahu bahwa Chordtela merupakan situs yang cukup lengkap. Setiap saya mencari beragam lagu hampir pasti menemukan situs ini, pun hampir pasti pula saya klik. Sebenarnya Chordtela sendiri bukan hanya menyajikan chord-chord dasar dengan pilihan menaikan dan menurunkan nada. Tapi, tatkala membuka situs ini, lagu dengan chord dasar adalah suguhan utama.
Lantaran begitu sering dan melekatnya, chord dasar/mudah dengan Chordtela, kini saya ketika mencari chord dasar, tanpa sungkan menambahkan embel-embel Chordtela, “Chordtela Selimut Hati Dewa 19” langsung klik. Hingga Chordtela menjadi kata ganti dari keyword “chord dasar/mudah”.
Saya sendiri bukan hanya berskill pas-pasan dengan, “C, A minor, D minor ke G, ke C lagi”, bisa dibilang saya ini juga “buta nada”. Hingga, saya benar-benar harus menatap layar untuk memindah satu nada ke nada lain. Fitur auto scroll di Chordtela (yang walaupun tak istimewa-istimewa amat) bisa dibilang cukup membantu saya agar tak kerepotan membagi kedua tangan saya dengan tiga tugas sekaligus. Pun penempatan tanda chord juga tepat di bagian lirik mana saya harus mengganti nadanya. Ini membuat saya juga tak perlu repot-repot amat membagi konsentrasi saat menggenjreng.
Menurut penuturan beberapa teman dengan skill medium, (setidaknya yang bisa sedikit fingerstyle dan tidak buta nada) mereka juga mengakui keakuratan nada-nada dasar dari Chordtela. Bahkan beberapa teman saya itu juga sering membuka situs ini, dan mungkin lebih sering dari situs chord gitar lain. Hal yang barangkali sering juga saya rasakan saat sibuk upgrade skill gitar dengan chord yang lebih susah. Chordtela adalah sebaik-baiknya rumah kembali tatkala pengin main gitaran dengan chord simpel.
Kita juga harus sepakat bahwa kadang kita memilih produk berdasar suka dan tidak suka saja, selain fitur yang ditawarkan. Seperti saya yang lebih memilih tampilan luas Indomaret ketimbang rak rapat Alfamart. Itu juga saya amini soal alasan saya memilih Chordtela. Bisa dibilang tampilan khas “dark” dengan font hijau dari situs ini pula yang membuat saya selalu tergugah membuka situs Chordtela tatkala macak pengin jadi gitaris. Tentunya, selain karena lengkap, fitur, penempatan chord pada lirik dan akurasi yang lumayan, seperti di atas tadi.
Alasan-alasan itu yang barangkali membuat Chordtela populer dan menjadi pilihan di kalangan gitaris dadakan macam saya. Dengan Chordtela pula, saya bisa mempertahankan eksistensi saya di tongkrongan dengan skill gitaran pas-pasan, bahkan mampu membuat satu tongkrongan sing along. Hebat kan, saya?
BACA JUGA Panduan Membeli Gitar Akustik Tripleks Harga Satu Juta ke Bawah dan tulisan Dicky Setyawan lainnya.