Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Cashless Society, Kaum Ogah Ribet yang Bikin Orang Lain Ribet

Marshel Leonard Nanlohy oleh Marshel Leonard Nanlohy
17 September 2022
A A
Cashless Society, Kaum Ogah Ribet yang Bikin Orang Lain Ribet Terminal Mojok

Cashless Society, Kaum Ogah Ribet yang Bikin Orang Lain Ribet (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Pilihan menjadi cashless society sebenarnya brilian, sih, tapi kok kadang malah ngerepotin orang lain, ya?

Kemajuan teknologi dalam proses transaksi telah sukses menggeser peran uang tunai. Dompet yang biasanya penuh sesak oleh sejumlah uang kertas, sekarang digantikan oleh tipisnya kartu debit dan kredit yang terlihat lebih sederhana. Nggak hanya itu, aplikasi dan istilah dompet digital pun muncul sebagai pilihan transaksi masyarakat “modern”.

Awalnya, saya merasa pilihan untuk menjadi cashless society adalah ide yang brilian. Ditambah lagi dengan trauma pandemi yang virusnya bisa menular lewat uang-uang kertas yang mobilitasnya lebih tinggi dibandingkan manusia. Walau terkesan brilian, asumsi tersebut nggak bertahan lama, soalnya masih banyak jajanan enak yang nggak bisa dibeli dengan metode cashless. Konvensional nih, Bos!

Belakangan, saya justru terganggu dengan efek samping yang disebabkan oleh teman-teman cashless ini. Pada beberapa kesempatan, nongkrong bersama teman yang cashless memang terasa lebih mudah, ringkes, dan higienis tentunya. Tapi jangan senang dulu, kaum cashless yang nggak sadar diri tuh juga banyak, lho.

Meskipun dinilai nggak ribet, pada kenyataannya masih banyak masyarakat cashless yang ngerepotin orang, apalagi waktu nongkrong. Dari pengamatan saya, setidaknya ada empat ciri cashless society yang bukannya mempermudah, malah mempersulit orang lain.

#1 Maaf, tolong, dan terima kasih

Pepatah yang berbunyi “Anda sopan kami segan” ditunjukkan sangat konkret pada situasi ini. Walaupun direpotkan, setidaknya ada sopan santun yang membuat masyarakat konvensional rela meminjamkan uangnya.

“Eh, sorry banget hari ini gue nggak pegang cash sama sekali, boleh tolong bayarin dulu nggak? Langsung gue transfer kok. Makasih, yaaa.” Nah, kalau ngomongnya gini kan enak ya, elegan dan intelektual.

Idealnya, kata maaf (sorry), tolong, dan terima kasih adalah etika dasar manusia ketika hendak meminta bantuan. Sayangnya, cashless society di sekitar kita sering kali lupa karena terbiasa dengan kemudahan bertransaksi sehingga cenderung taking everything for granted.

Baca Juga:

3 Fitur Keren dari GoPay yang Mempermudah Hidup Kita, Sini Saya Kasih Tau!

QRIS Cross-Border Pembayaran Lintas negara yang Memangkas Banyak Keribetan tapi Menyimpan Bahaya Jika Kamu Nggak Hati-hati

#2 Ganti via dompet digital dan m-banking

Kesulitan dalam memilih metode transaksi adalah masalah baru di kalangan masyarakat modern. Bahkan, beberapa supermarket, restoran, dan tempat umum lainnya terpaksa menyediakan beragam layanan transaksi.

Saat ini, Anda nggak perlu lagi mempertanyakan hal kuno seperti: “Bisa bayar pakai kartu debit nggak, ya?” Kalau dibuat survey, pertanyaan semacam itu mungkin hanya diajukan oleh generasi baby boomer yang kebingungan harus mengunduh aplikasi dompet digital yang mana.

Pada tipe ini, mereka yang mengaku cashless society akan semakin dipersulit dengan perbedaan aplikasi pada setiap gawai. Ada yang OVO only, GoPay only, Dana only, ShopeePay only, ya pokoknya nggak semua orang mau download semua aplikasi itu, kan?

Sama halnya dengan aplikasi, masyarakat cashless juga akan kerepotan ketika hendak mentransfer uang melalui mobile banking. Keadaan yang bikin saya jengkel itu ketika si paling cashless ini ngedumel karena banknya berbeda. Artinya, dia harus membayar tambahan uang lagi tuh. Padahal kan nggak seberapa ya biayanya, itu yang bikin jengkel…

#3 Bayar nanti alias ngutang

Dalam hal apa pun, selalu saja ada oknum. Begitu yang terjadi selama ini di negara ini, kan? Nah, tipe cashless society yang satu ini sebenarnya sudah mulai menjamur. Bahaya laten ngutang bisa bangkit jika terus dibiarkan.

Akan tiba waktunya ketika suasana nongkrong nggak memungkinkan mereka yang cashless untuk transfer langsung di tempat. Nah, di saat itulah tipe bayar nanti beraksi. Biasanya mereka akan nunggu waktu yang tepat. Setelah waktunya pas, mereka akan melancarkan aksi dengan saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

“Bro, nitip bayar cash dulu, ya? Gue harus balik buru-buru nih, nanti kabarin aja berapa harganya, ya. Thanks.” Nah, kalau Anda sudah ada di tahap ini, jangan jadi orang yang nggak enakan. Lebih baik langsung foto saja bill-nya, daripada saling tunggu-tungguan berujung curiga.

#4 Pindah tempat nongkrong

Roma tidak dibangun dalam satu malam, ekosistem cashless ini perlu dibangun secara bertahap. Walaupun persebarannya cukup tinggi, masih ada beberapa tempat yang belum melayani penggunaan fitur cashless. Boro-boro melayani, ngerti cashless saja nggak.

Faktanya, penganut cashless nggak bisa fleksibel bertransaksi di tempat-tempat yang dikategorikan sebagai hidden gem oleh netizen.

Kalau menurut Anda gimana? Lebih baik menambah pelayanan transaksi cashless di Indonesia, atau mengantisipasi pelayanan tunai konvensional bagi penganut cashless society?

Penulis: Marshel Leonard Nanlohy
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 5 Transaksi yang Nggak Mungkin Dilakukan Secara Cashless.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 17 September 2022 oleh

Tags: cashlesscashless societyDANAGoPayOVOshopeepay
Marshel Leonard Nanlohy

Marshel Leonard Nanlohy

Finding God in All Things.

ArtikelTerkait

Duka Himpunan Mahasiswa: Disuruh Berprestasi, tapi Nggak Dikasih Dana

Duka Himpunan Mahasiswa: Disuruh Berprestasi, tapi Nggak Dikasih Dana

27 Mei 2022
mencatat pengeluaran

Mencatat Pengeluaran Biar Uang Nggak Kerasa Hilang Secara Ghaib

21 September 2019
cashless society

Indonesia Menuju Cashless Society

18 September 2019
rumah makan padang

Cerita Rumah Makan Padang: Porsi Nasi yang Lebih Banyak Ketika Dibungkus Dibanding Makan di Tempat

19 September 2019
QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

14 November 2025
QRIS Cross-Border Memudahkan, Sekaligus Menyimpan Bahaya (Unsplash)

QRIS Cross-Border Pembayaran Lintas negara yang Memangkas Banyak Keribetan tapi Menyimpan Bahaya Jika Kamu Nggak Hati-hati

14 November 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.