Luar biasa, WhatsApp memanfaatkan sendiri fitur status WhatsApp miliknya!
Siapa yang tidak mengenal atau bahkan tidak menggunakan WhatsApp? Hampir semua orang telah menggunakan aplikasi pesan lintas platform yang rilis pada 2009 ini. Indonesia sendiri tercatat sebagai negara yang menjadi tiga teratas pengguna paling besar di dunia.
Selain sebagai alat untuk mengirimkan pesan, WhatsApp sendiri juga digunakan sebagai media pengiriman foto, suara, video dan beberapa fitur lain yang memanjakan penggunanya. Apalagi di masa pandemi saat adanya sekolah daring, beberapa sekolah memilih untuk menggunakan aplikasi ini sebagai media yang membantu proses belajar mengajar dan juga sebagai alat untuk mengumpulkan tugas.
Di balik kenyamanan fitur yang telah ditawarkan, beberapa waktu lalu kita sempat dihebohkan dengan adanya notifikasi persetujuan atas kebijakan privasi baru yang dikeluarkan oleh WhatsApp dan akan mulai berlaku 8 Februari ini. Bagi pengguna tentu merasa keamanan data privasinya terancam dengan adanya kebijakan baru dari WhatsApp ini, buntutnya WhatsApp banyak kehilangan penggunanya karena terjadi migrasi besar-besaran pengguna WhatsApp ke aplikasi serupa seperti Telegram dan Signal.
Hal ini tentu berbuntut panjang, sehingga pada 15 Januari WhatsApp sempat mengeluarkan pernyataan yang isinya bahwa pihak WhatsApp akan tetap melindungi informasi pribadi milik penggunanya. Dengan banyaknya kritikan yang diterima oleh WhatsApp, akhirnya kebijakan ini akan diundur hingga 15 Mei mendatang.
Kebijakan baru WhatsApp terkait data pengguna ini telah mendapatkan protes keras di India. Tak hanya mengecam, mereka juga menggugat hal ini. Gugatan yang berbentuk petisi tersebut mereka layangkan karena kebijakan berbagi data antara WhatsApp dan Facebook itu melanggar hak-hak dasar pengguna di India. Sebagai negara dengan jumlah pengguna WhatsApp yang sangat besar yakni 400 juta pengguna, tentu akan sangat berpengaruh terhadap WhatsApp ke depannya.
Kehebohan yang ditimbulkan WhatsApp tak berhenti sampai di situ, kemarin (29/1) pengguna WhatsApp kembali dikejutkan dengan adanya pemberitahuan yang diberikan oleh WhatsApp melalui fitur status yang ada pada layananya sendiri. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menghilangkan kesalahpahaman yang sudah terlanjur ada di benak penggunanya. Status WhatsApp yang biasanya hanya muncul pertama kali saat kita mengunduh aplikasi ini saat ini digunakan sebagai media memberikan informasi kepada para penggunanya.
WhatsApp setidaknya mengirimkan empat status yang langsung dapat dibuka oleh penggunanya seperti membuka status pada umumnya. Status WhatsApp pertama yang muncul bertuliskan, “WhatsApp sekarang membagikan informasi di Status. Di sini Anda dapat mengetahui informasi dan fitur baru.” Status WhatsApp kedua berisi, “Satu hal yang tidak baru adalah komitmen kami terhadap privasi Anda.”
Pada status WhatsApp ketiga seolah menekankan bahwa kekhawatiran penggunanya tidak perlu ada dengan menuliskan, “WhatsApp tidak dapat membaca atau mendengarkan percakapan pribadi Anda karena percakapan tersebut terenkripsi secara end-to-end.” Terakhir, status WhatsApp tersebut menuliskan, “Nantikan informasi terbaru lainnya dari kami.”
Dari status yang dikirimkan, WhatsApp seakan tidak mau ditinggalkan oleh penggunanya. Segala macam upaya mereka lakukan agar penggunanya tetap setia bersamanya. Saya mengamini tindakan ini sebagai langkah WhatsApp untuk menjernihkan masalah. WhatsApp seakan berkata, “Dengerin penjelasan aku dulu,” pada penggunanya.
Padahal pendiri WhatsApp sendiri yakni Koun dan Acton sangat fokus terhadap privasi para penggunanya dengan menolak hadirnya iklan pada aplikasi yang mereka dirikan. Namun, semenjak diakuisisi oleh Facebook, kepercayaan itu sepertinya mulai goyah juga semenjak Facebook mulai menekan WhatsApp untuk menghasilkan uang, yang berujung hengkangnya pendiri WhatsApp di tahun 2018.
Pada tahun 2016 sendiri WhatsApp pernah bermasalah dengan mendapatkan denda dari regulator di Uni Eropa karena mengumumkan akan memberikan nomor-nomor penggunanya ke Facebook untuk upaya targeting iklan. Selanjutnya Facebook juga meminta WhatsApp untuk menurunkan tingkat enkripsi end-to-end nya untuk pengembangan WhatsApp bisnis. Tentu saja ini bertolak belakang dengan tujuan WhatsApp yang melindungi privasi penggunanya agar tidak bisa diintip baik oleh pihak WhatsApp maupun Facebook.
Status yang dikirimkan oleh WhatsApp seakan secara terang benderang menyatakan kekhawatiran sekaligus sebagai upaya WhatsApp untuk membuat penggunanya tetap menyayanginya (lagi) sejak kejadian sebelumnya. Namun, seperti seorang kekasih yang tidak perlu dimaafkan setelah selingkuh, sepertinya akan sulit bagi WhatsApp untuk memperoleh kepercayaan sempurna dari penggunanya lagi.
BACA JUGA Grup WhatsApp Keluarga Besar Adalah Kawah Candradimuka Sebelum Berdebat di Sosial Media dan tulisan Luvia Intan Sinawang Asri lainnya.