Blantika mi instan di Indonesia bisa dibilang pasang surut. Kadang ada ribut-ribut soal mana yang paling enak. Kadang ribut soal merek mi baru yang lebih bagus dari merek-merek sebelumnya. Bahkan kadang ada beberapa varian baru yang malah jadi blunder. Pokoknya mirip-mirip dengan kancah perpolitikan di Indonesia lah. Meski begitu, ada perdebatan yang tak akan ada surutnya. Dan saya pikir, perdebatan ini lebih berdasar dan lebih banyak faedahnya. Perdebatan tersebut mengenai mana yang lebih enak antara mi rebus dengan mi goreng.
Sebagaimana telah kita ketahui, baik mi rebus maupun mi goreng punya militansinya masing-masing. Bahkan denger-denger, ada yang rela nggak makan mi hanya untuk makan mi rebus. Sungguh pengorbanan yang sebenarnya nggak berkorban.
Terlepas dari perdebatan-perdebatan yang ada di atas, saya sih seorang penggemar mi rebus, tapi mi rebus yang dibikin mi goreng. “Hadeeeh, opo meneh kui?”
Sebentar saya jelaskan dulu. Jadi mi rebus yang “digoreng” itu adalah cara penyajian mi kuah yang disajikan tanpa kuah. Sek, sek, saya kok jadi ikut pusing juga.
Intinya gini, saya ini penyuka mi rebus, tapi bukan soal mi rebusnya. Melainkan varian rasa yang dihadirkan oleh mi rebus itu sendiri. Misal rasa ayam bawang, rasa soto, kari, pokoknya rasa-rasa yang saya suka. Menurut saya cara ternikmat untuk menikmati mi instan dengan rasa yang paripurna tadi ya dibikin mi goreng itu tadi. Bukan digoreng dengan minyak, tapi disajikan persis seperti saat bikin mi goreng.
Kalau nggak percaya boleh dicoba, saya jamin pasti ketagihan. Gimana? belum tahu caranya? Haaa, udah pernah nyoba bikin mi rebus jadi mi goreng malah keasinan? Ya sudah daripada banyak yang gagal, dan banyak yang ngomong nggak enak mending saya buat tutorialnya saja.
Pertama-tama ikuti dulu tata cara masak mi yang terdapat di balik kemasan, yakni panaskan air sebanyak 400 cc hingga mendidih. Kemudian masukkan mi ke dalam air yang sudah mendidih, lalu aduk selama tiga menit, pastikan jangan kelamaan soalnya takut mledok alias terlalu lembek. Selanjutnya adalah menyiapkan bumbu-bumbu. Untuk membuat mi rebus jadi mi goreng, bumbu bubuk yang digunakan cukup setengah, biar nggak keasinan.
Sedangkan untuk minyak dan bubuk cabe disarankan untuk dituangkan semua. Langkah selanjutnya adalah menuangkan mi ke dalam piring atau mangkuk yang telah berisi bumbu-bumbu. Kemudian tambahkan dua sendok makan air panas, biar nggak terlalu kering. Aduk-aduk sebentar, voila mi rebus goreng siap disantap.
Percayalah, cara ini adalah senikmat-nikmatnya makan mi yang bisa kalian rasakan. Kalau cuma Indomie goreng yang sering didewa-dewakan ya nggak ada apa-apanya. Tapi, ya syarat mutlaknya adalah jangan masak mi-nya terlalu lama, supaya teksturnya tetap kenyal, atau kalau istilah orang Italia tuh aldente.
Ada informasi lain setelah mencoba resep tersebut. Yaitu tekstur yang terdapat di paket mi rebus memiliki tekstur yang lebih lembut tapi tetap kenyal, jadinya mirip bakmi-bakmi yang sering di-review sama Nex Carlos dan kawan-kawannya itu. Pokoknya mantap.
Oh iya, resep ini berlaku untuk semua varian ya. Disesuaikan saja dengan selera masing-masing. Yang suka ayam bawang ya pake mi rasa ayam bawang, yang suka kari ayam ya pake mi rasa kari ayam. Kalau saya sih merekomendasikan mi rasa soto, mau dari Indomie lah atau dari Mie Sedaap lah, pokoknya yang rasa soto. Soalnya ada bubuk koya yang bisa menambah kegurihan.
Tapi ya resep ini tetap punya kelemahan, apalagi buat anak-anak perantauan yang selalu mendekatkan diri kepada Indofood. Kelemahan tersebut tercipta karena hilangnya kuah. Pertama adalah mengakibatkan berkurangnya nasi yang dapat ditambahkan ke dalam mi. Kalau mi yang disajikan berkuah kan bisa nambah nasi banyak, soalnya kuahnya juga banyak, jadi rasanya nggak terlalu hambar.
Kedua adalah anak-anak Indofood ini harus mengeluarkan modal lagi untuk membeli minum. Sebab biasanya kuah mi itu dijadikan minuman juga, alias 2in1, makan dan minum jadi satu biar nggak boros. Tapi, tenang saja, tadi kan bumbu yang dipake baru setengah, nah setengahnya lagi bisa dikasih jarang (air panas). Jadinya bisa buat naruh nasi, jadi nasi gurih. Bisa juga dibuat minuman, kalau memang sudah mepet. Solutif bukan?
BACA JUGA Betapa Meruginya Kaum yang Belum Mencoba Mi Goreng Kuah dan tulisan Imron Amrulloh lainnya.