Kabar besaran perolehan dana desa di Bangkalan Madura tahun ini berbeda dari tahun tahun sebelumnya. Biasanya, tak ada orang Bangkalan Madura yang antusias ingin mengetahui kabar pencairan besaran dana desa. Tapi tahun ini, banyak orang yang saling membagikan data dana desa yang diperoleh masing-masing desa. Di grup WA, Facebook, hingga Instagram semua ramai-ramai mengabarkan jumlah dana yang akan ditransfer ke kas masing-masing desa tahun depan.
Pendapat saya, mungkin saja masyarakat Bangkalan Madura kini sudah mulai resah dengan dana desa. Alasannya, dana desa yang puluhan miliar turun ke Bangkalan Madura nyatanya tak berasa apa-apa. Maksud saya bukan berarti dikorupsi, ya. Oke sudah dimanfaatkan, tapi mungkin belum tepat sasaran saja.
Nah, untuk para kepala desa, berikut saya tawarkan sedikit ide bagaimana menghabiskan dana desa supaya bisa bermanfaat bagi masyarakat desa.
Bantu pembangunan gedung SD di desa yang ada di Bangkalan Madura
Sudah bukan rahasia lagi kalau kondisi pendidikan di Bangkalan Madura saat ini sangatlah buruk. Saya pun sebagai warga Bangkalan Madura mengakui kondisi ini. Harapan lama sekolah di kabupaten ini saja belum sampai 12 tahun. Terendah se-Jawa Timur. Banyak sekali rintangan masyarakat di kabupaten ini untuk bisa lulus jenjang SMA. Terutama yang saya maksud masyarakat di lingkungan pedesaan.
Silakan tebak, siapa yang salah dari kondisi ini? Ya, pemerintah Bangkalan Madura sendiri. Mereka gagal memberikan fasilitas pendidikan yang layak dan setara untuk rakyatnya. Sengketa tanah sekolah, banyak. Gedung sekolah yang tak layak, aduh lebih banyak lagi.
Makanya inilah harapan saya pada para kepala desa. Dana desa sangat boleh digunakan untuk membangun gedung sekolah. Tujuannya jelas, untuk pembangunan fasilitas pendidikan masyarakat desa. Yang akan sekolah di sana juga warga desa setempat sendiri.
Kalau nunggu pemkab kapan? Nanti keburu kiamat!
Beri beasiswa untuk anak-anak desa
Masalah pendidikan di Bangkalan Madura bukan hanya terkait fasilitas, tapi juga akses. Saya sangat yakin, banyak sekali siswa di pedesaan yang memiliki potensi, hanya saja karena masalah ekonomi mereka tidak bisa mengakses pendidikan. Teman SMP saya saja, terutama perempuan, banyak yang berprestasi. Menang lomba ini-itu hingga tingkat provinsi. Tapi ya itu, karena masalah ekonomi mereka tidak bisa melanjutkan pendidikan mereka.
Nah, adanya dana desa seharusnya bisa menjadi jawaban masalah ini. Tidak akan ada lagi siswa berpotensi dan berprestasi putus sekolah hanya gara-gara masalah ekonomi.
Cara ini sebenarnya pernah diterapkan oleh kepala desa Alang-Alang Bangkalan Madura pada 2020-2023. Pada periode itu, setiap tahun ada beasiswa bagi 7 siswa pedesaan untuk kuliah di Universitas Trunojoyo Madura. Bahkan, kepala desanya sendiri sering sosialisasi secara langsung pada para siswa di berbagai sekolah di desanya. Sangat inspiratif, kan.
Tapi sayangnya, itu adalah program pertama kali sekaligus yang terkahir yang saya dengar di kabupaten ini. Setelah itu, belum saya dengar ada desa lagi yang melaksanakan program tersebut.
Akhir-akhir ini, proyek yang sering saya dengar dan selalu dibanggakan di Bangkalan Madura hanya proyek gapura desa. Haduh, pendapat saya ini kurang penting tretan-tretanku sekalian. Untuk apa kita punya gapura desa yang besar, megah, bin menterang, tapi untuk sekolah saja warga desanya kesulitan.
Sebelum saya tutup, saya ingin mengatakan, tentu apa yang saya tulis ini bukan untuk menyindir siapa pun. Saya hanya berharap masyarakat Bangkalan Madura jadi lebih baik. Mator sakalangkong!
Penulis: Abdur Rohman
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Stiker Parkir Bangkalan Madura, Cara Pemerintah Melakukan Pungli Pada Rakyat Sendiri.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.