Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Cara Menilai Diri Sendiri Rupawan atau Jelek Berdasarkan Tren Perkembangan Zaman

Bayu Kharisma Putra oleh Bayu Kharisma Putra
17 Maret 2021
A A
Cara Menilai Diri Sendiri Rupawan atau Jelek terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Dari mata turun ke hati, pepatah umum cah cinta. Mungkin terlihat wajar dan tak janggal. Manusia memang punya mata dan hati. Ada mata secara fisik, ada juga mata batin. Sayangnya, tak semua orang punya mata batin yang sensitif. Sementara, mata secara fisik, sudah sering tercemar oleh keindahan fisik bintang K-Pop. Ini dia yang susah.

Tren berubah mengikuti zaman. Seorang Rano Karno, sempat jadi pujaan di tahun 90-an dan dianggap sebagai sosok pria rupawan (hadeh, klemar-klemer ngono). Blio memang sudah sejak dulu digandrungi wanita, sejak zaman ra enak. Lalu ada Ari Wibowo dan Anjasmara juga. Jauh sebelum itu, ada Junaedi Salat, pemeran Ali Topan. Di tahun 2000-an, wajah oriental macam F4, tengah jadi tren. Kemudian baru para artis K-Pop yang merajai imajinasi standar kerupawanan kita.

Lalu, muncul masa di mana kita harus cari kerja. Penampilan menarik selalu jadi syarat. Tapi, gimana cara kita mengetahui diri ini menarik atau blangsak? Rupawan itu relatif, jelek lumayan absolute, kata orang-orang. Mari jangan setuju dengan pernyataan itu. Ada orang cakep yang memang sadar dirinya cakep. Ada orang cakep yang tak sadar dirinya cakep. Ada orang sok kecakepan. Lalu, bagaimana kita tahu kadar kerupawanan diri ini? Bagaimana menilai diri kita sendiri? Mari kita cari tahu bersama.

Langkah pertama sebelum menilai diri sendiri, lihat tren yang ada. Tren yang tengah beken adalah manusia berwajah oriental dan cakep, ala K-Pop. Berkulit bak keramik Pak Lurah. Bertubuh tinggi, otot terbentuk simetris bagai ukiran wafer Tango. Jika Anda masuk genus macam saya, berarti kita bukan jenis manusia rupawan semacam ini. Coba cari idol dari negara dan dimensi lain, siapa tahu ada yang mirip. Siapa tahu, diri Anda masuk tren masa lalu atau masa depan. Bisa juga kita masuk ke tren negara lain. Jangan putus semangat.

Lalu, bisa kita lihat orang cakep di luar tren mainstream untuk era sekarang. Aktor dan aktris Hollywood, atau pemain sinetron, bisa juga artis India, atau para pemain drama Turki. Anda boleh sambil bercermin. Jangan bercermin di tahu apalagi kuah seblak, nggak masuk akal. Jika sulit menemukan kemiripan barang sak klerap atau setipis kulit ari salak, mungkin ini bukan tempat Anda lagi. Bukan berarti Anda jelek, Anda tak mashoook saja dalam geng ini.

Mungkin untuk menilai diri sendiri bisa dilanjut ke standar rupawan ala 80-an atau era jadul. Ada Rano Karno, Junaedi Salat, Rhoma Irama, Lidya Kandao, Nurul Arifin, dll. Gimana? Merasa mirip atau malah merasa mendingan? Ingat, jangan jumawa!

Jika tetap tak menemukan tempat lagi, cobalah mencari referensi di dunia anime dan acara fantasi lain. Mungkin kita sama rupawannya dengan Ultraman atau Boboiboy? Bisa juga melihat selera lingkungan. Di tempat saya, kalau pakai baju muslim terus rajin ke masjid, pasti dipuji ganteng, minimal dapat pujian dari guru ngaji. Itu dulu, pas masih kecil. Oh iya, mungkin dari pujian? Berapa banyak orang yang memuji Anda rupawan atau cakep? Selain ibu Anda tentu saja. Tak ada?

Atau pakai cara terakhir saja untuk menilai diri sendiri. Cara paling mujarab sepertinya. Saat Anda ragu dengan kerupawanan Anda, katakan saja “F*c*k That Sh*t!” dan lupakan semua cara yang tadi.

Lah, rep ge opo to? Buat apa mencari pengukuhan buat hal begituan. Self love itu bukan omong kosong. Ini bukan perkara warna kulit dan bentuk hidung. Perasaan ngenes lahir dari diri yang kurang puas, itu kata para ahli. Kenapa nggak puas? Kebanyakan manusia mencari pembanding.

Terkadang, rasa minder juga muncul karena trauma masa kecil. Tentu karena para ortu yang hobi membandingkan anaknya dengan para manusia yang masuk standar rupawan bagi mereka. Akhirnya, saat dewasa, hal itu menempel terus. Muncul sikap untuk tak mempercayai kualitas diri sendiri. Bahkan, bercandaan seperti menanggil anak kecil dengan sebutan buruk, harus dihindari. Misal, item, gendut, ceking, jelek, dll. Akhirnya, muncul persepsi, jika dirinya tak berharga karena fisik yang dimiliki. Sayangnya, itu sering terjadi hingga kini.

Soal bagaimana standar cakep itu terbentuk, saya nggak tahu. Mbok prek saja. Luwehkan saja semua hal itu. Mau Anda Masuk ke kriteria cakep, atau ditampar kenyataan jika kriteria itu terlalu jauh buat Anda. Saya tahu, saya dan kita (ojo ngejak-ngejak), sulit masuk kriteria rupawan, tapi saya yakin kita rapopo. Toh, Gusti Pangeran yang bikin, kita tinggal manut dan bersyukur. Yang penting nggak kecakepan, idih~

BACA JUGA Memangnya Perempuan yang Kita Anggap Good Looking Tak Boleh Mengeluh? atau tulisan Bayu Kharisma Putra lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 17 Maret 2021 oleh

Tags: menilai diri sendiriself love
Bayu Kharisma Putra

Bayu Kharisma Putra

Anak pertama

ArtikelTerkait

self love mei mei tingkat dewa mojok

Mei Mei Adalah Representasi Wanita dengan Self Love Level Dewa

18 November 2020
Apakah Kampanye Body Positivity Harus Dilakukan dengan Busana yang Minim?

Apakah Kampanye Body Positivity Harus Dilakukan dengan Busana yang Minim?

6 Maret 2020
Self Rewards Mulu, Ingat Saldo ATM yang Sekarat

Self Rewards Mulu, Ingat Saldo ATM yang Sekarat

22 November 2019
Alasan Masih Pentingnya Membaca Ramalan Zodiak

Alasan Masih Pentingnya Membaca Ramalan Zodiak

8 Januari 2020
Setting Boundaries: Bukan Egois, Hanya Tak Mau Menyakiti Diri Sendiri

Setting Boundaries: Bukan Egois, Hanya Tak Mau Menyakiti Diri Sendiri

29 Juni 2022
Jujur Pada Perasaan Diri Sendiri

Selamat Hari Kesehatan Jiwa, Mari Berani Jujur Pada Perasaan Sendiri!

10 Oktober 2019
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
masuk FEB nggak auto kaya kekayaan uang mojok

Dear Calon Maba, Masuk FEB Nggak Bikin Kamu Lulus Auto Jadi Sultan!

boso walikan malang rumus mojok (1)

Boso Walikan Malang Tak Sekadar Dibalik Kalimatnya. Terminal Mulok #06

Waktu Kecil Saya Suka Sekali Menghitung Dosa dan Itu Sangat Menyenangkan terminal mojok.co

Waktu Kecil Saya Suka Sekali Menghitung Dosa dan Itu Sangat Menyenangkan

Terpopuler Sepekan

Hidup Penerima KIPK Kerap Disangka Enak karena Dapat Bantuan, padahal Hidupnya Terseok-seok dan Berdarah-darah

Hidup Penerima KIPK Kerap Disangka Enak karena Dapat Bantuan, padahal Hidupnya Terseok-seok dan Berdarah-darah

19 Juni 2025
Unsoed Purwokerto, Kampus Negeri Tidak Ramah Pejalan Kaki

Unsoed Purwokerto, Kampus Negeri Tidak Ramah Pejalan Kaki

19 Juni 2025
5 Barang yang Bikin Indomaret Lebih Unggul daripada Warung Madura yang Buka 24 Jam

5 Barang yang Bikin Indomaret Lebih Unggul daripada Warung Madura yang Buka 24 Jam

18 Juni 2025
Kalau Luwak White Koffie Ikut Jualan Gerobakan, Kelar Itu Nescafé!

Kalau Luwak White Koffie Ikut Jualan Gerobakan, Kelar Itu Nescafé!

22 Juni 2025
5 Nama Kecamatan di Blora yang Sukses Bikin Orang Awam Salah Paham

5 Nama Kecamatan di Blora yang Sukses Bikin Orang Awam Salah Paham

18 Juni 2025
Kampus Bukan Kerajaan, Dosen Bukan Sultan, dan Mahasiswa Bukan Rakyat yang Pantas Diinjak-injak

Kampus Bukan Kerajaan, Dosen Bukan Sultan, dan Mahasiswa Bukan Rakyat yang Pantas Diinjak-injak

18 Juni 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=jxGwBYZnCJg

DARI MOJOK

  • Ironi dan Sunyi di Balik Pagar Samsat: Keresahan Satpam Samsat yang Tak Kuasa Mengubah Sistem
  • Olin, Predator Mungil Asal Kotabaru yang Siap Menjadi Marselino Baru di Masa Depan
  • SD Kanisius Duwet Juara MilkLife Soccer Challenge 2025: Berawal dari Anak-anak yang Takut Bola
  • MLSC Seri 3 Yogyakarta 2025: Lahirnya Bibit-bibit Emas Atlet Sepak Bola Putri dari Lapangan Tridadi
  • Wonosobo yang Dahulu Bukanlah yang Sekarang, Dahulu Jauh Lebih Nyaman
  • Didik Kulot: Hidup Tidak Harus Lurus yang Penting Jujur

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.