Semalam saat berselancar di Twitter, saya menemukan sesuatu yang konyol dan menggelitik. Kiky Saputri diberitakan sedang dirundung oleh fans Lesti Kejora dan Rizky Billar yang nggak terima idolanya diroasting. Tentu saja perkara yang diroasting Kiky perihal pencabutan laporan KDRT oleh Lesti.
Sebenarnya untuk kasus yang satu itu memang banyak sekali pihak yang menyayangkan keputusan Lesti Tapi, mau gimana lagi, toh mereka berdua yang menjalani rumah tangga. Nyatanya, lepas dari hubungan toksik memang sebegitu sulitnya. Biarlah itu menjadi urusan mereka berdua. Sebagai orang yang sudah dewasa, Lesti pasti sudah memperhitungkan konsekuensinya.
Kembali lagi ke Kiky Saputri. Kiky memang karib dengan genre komedi roasting. Roasting sendiri nggak dilakukan dengan sembarangan, melainkan ada etika yang harus dipatuhi. Salah satunya adalah izin dari pihak yang diroasting. Menyoal izin ini, belum jelas apakah Kiky sudah izin secara langsung kepada Lesti atau hanya memenuhi pesanan penyelenggara acara. Bisa jadi juga Kiky hanya menyampaikan keresahannya sebagaimana netizen lainnya.
Namun mengingat Lesti Kejora adalah bintang muda dengan basis penggemar yang cukup militan, tak pelak aksi roasting Kiky langsung menuai hujatan. Saya juga nggak habis pikir sama fans militan semacam itu. Apa sih yang mereka dapat dari pembelaan yang sebegitu heroiknya? Bahkan idolanya saja belum tentu tahu eksistensi para fans militan ini di muka bumi. Ah, tapi mau gimana lagi? Kan katanya cinta ini kadang-kadang tak ada logika. Fanatisme bisa datang tanpa alasan yang masuk akal.
Okelah kalau para fans militan ini nggak setuju dengan tindakan Kiky. Sah-sah saja punya opini berbeda di negara demokrasi ini. Namun yang sangat disayangkan adalah penggunaan bahasa kasar untuk menyerang Kiky. Banyak opini yang mengarah ke body shaming, bawa-bawa orang tua, dan berbagai sumpah serapah mengerikan.
Dari pemilihan diksi itu, sama sekali nggak nampak budaya ketimuran yang digembar-gemborkan sebagai keunggulan bangsa Indonesia. Ah, tapi hal seperti itu agaknya sudah menjadi budaya bermedia sosial di negara kita, ya? Bahkan budaya bertutur kasar ini sudah terkenal sampai ke negara-negara tetangga. Rasa-rasanya nggak terlalu mengherankan lagi.
Satu hal yang menarik dari kasus ini adalah cara Kiky menanggapi hate coment dari fans Lesti. Alih-alih mencak-mencak penuh emosi atau bahkan melayangkan somasi, Kiky justru menanggapinya dengan santuy. Dirinya bahkan membagi-bagikan sejumlah uang untuk orang-orang yang sudah menghujatnya, dengan bahasa yang sangat santun pula. Kurang adem apa coba?
Netijen yg galak2 di socmed gitu, kebanyakan mungkin IRL-nya banyak masalah –termasuk mungkin finansial.
Rawrrrr pic.twitter.com/cBovyZKrEq
— SQ (@sheque) November 7, 2022
Tak pelak barisan sakit hati yang belingsatan tadi berubah jadi kalem. Jangan-jangan Kiky memang benar, orang yang gemar menghujat itu hidupnya sedang nggak bahagia. Buktinya setelah mendapatkan bukti transferan, mereka minta maaf karena sudah berkata kasar. Bahkan beberapa mengaku sebenarnya ngefans dengan Kiky. Halah, sa ae nek menjilat. Semoga setelah ini nggak ada orang yang ngaku-ngaku fans Lesti dan menghujat Kiky cuma buat dapat saweran, ygy. Bisa kukut duitmu, Mbak Kiky.
Dari kasus ini kita bisa mafhum bahwa materi bisa membungkam cocote netizen. Di hadapan uang, loyalitas menjelma sebagai komoditas dagang yang siap ditransaksikan. Lihat saja kanal-kanal YouTube yang tiba-tiba besar dalam waktu singkat karena sang empunya rajin bagi-bagi giveaway. Bermodalkan konten yang cuma gitu-gitu aja, popularitas mereka berhasil menggeser YouTuber lama yang benar-benar berkarya sepenuh hati semacam LDP (LASTDAY Production). Padahal nggak mudah lho membuat sandiwara komedi seperti yang dilakukan LDP dan YouTuber seangkatannya.
Dalam ranah politik, materi juga bisa membeli dukungan suara. Rakyat dengan mudah dimobilisasi untuk mencoblos, kampanye, bahkan berdemonstrasi sesuai keinginan pemberi sponsor. Ngeri banget ya kuasa uang?
Permainan cantik Kiky dalam menghadapi militansi penggemar Lesti menunjukkan kapasitas Kiky Saputri sebagai komedian yang baik. Ia sadar betul bahwa lawakannya bisa mengundang rasa tersinggung sehingga Kiky juga siap mental terhadap balasan yang menyinggung. Kiky malah menjadikan momen hujatan kali ini sebagai bahan meramu komedi lainnya.
Di media sosial pribadinya, Kiky Saputri masih meneruskan keusilannya meroasting Lesti. Ia terlihat menikmati betul mempermainkan fanatisme fans Lesti dengan tingkah tengilnya. Emang nakal ya, Mbak Kiky~
Penulis: Erma Kumala Dewi
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Lesti Billar Pantas Dimintai Tanggapan Atas Isu Apa pun karena Prestasinya Lebih Banyak dari MU.