Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Film

Cahaya Dari Timur: Beta Maluku, Film yang Bikin Terharu Meski Ditonton Berkali-kali

Iqbal AR oleh Iqbal AR
19 September 2021
A A
Cahaya Dari Timur_ Beta Maluku, Film yang Bikin Terharu Meski Ditonton Berkali-kali terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Banyak orang percaya bahwa film yang bagus adalah film yang tetap memberikan kesan yang sama meskipun sudah ditonton berkali-kali. Tentu saja dalam konteks kesan yang bagus, kesan yang membuat kita tercengang, takjub atau haru, bukan kesan yang jelek atau menjijikkan, ya. Juga soal pencapaian sebuah film, bahwa film yang bagus biasanya akan mendapat berbagai macam penghargaan. Ikut berbagai macam festival hingga mendapat piala-piala bergengsi semakin menguatkan anggapan bahwa film tersebut adalah film bagus.

Di Indonesia sendiri, ada cukup banyak film yang disepakati banyak orang sebagai film bagus. Pencapaiannya banyak, serta masih memberikan kesan yang menakjubkan ketika ditonton berkali-kali. Salah satu film “bagus” tersebut adalah film Cahaya dari Timur: Beta Maluku garapan Angga Dwimas Sasongko dari rumah produksi Visinema. Film ini rilis pada tahun 2014, dan berhasil membawa pulang Piala Citra untuk kategori Film Terbaik dan Pemeran Utama Pria Terbaik, yang didapat oleh Chicco Jerikho.

Dari segi cerita, film ini mengangkat cerita sebuah potret masa kelam di Maluku, di mana konflik agama menjadi penyebab perpecahan antarmasyarakat. Sani Tawainella (diperankan oleh Chicco Jerikho) yang merupakan mantan pemain sepak bola junior, berupaya menyelamatkan anak-anak dari pusaran konflik di Ambon, tepatnya di Tulehu. Melalui sepak bola, Sani memilih untuk melatih anak-anak Tulehu bermain sepak bola setiap sore agar anak-anak Tulehu terhindar dari konflik.

Singkat cerita, setelah “berhasil” menyelamatkan anak-anak Tulehu dari konflik, Sani didapuk menjadi pelatih tim Maluku untuk menjalani kompetisi nasional usia muda. Di sini Sani menghadapi permasalahan baru yang mana ia harus menyatukan para pemain yang punya latar belakang agama berbeda dalam satu tim. Tim Maluku yang berisi anak-anak Tulehu (beragama islam) dan anak-anak Passo (beragama Kristen) menghadapi konflik horizontal yang cukup mengganggu. Latar belakang konflik agama di Ambon ternyata terbawa ke dalam tim Maluku yang sempat membuat Sani frustasi menanganinya.

Setelah lepas dari rasa frustasi, Sani berhasil mengembalikan semangat anak-anak Maluku untuk bersatu kembali. Melupakan segala perselisihan yang telah terjadi, demi satu nama, tim Maluku. Dengan semangat dan motivasi tinggi, Sani berhasil menaikkan lagi rasa percaya diri anak-anak Maluku, yang berakhir pada gelar juara bagi tim Maluku. Momen ini berhasil membuat masyarakat Maluku bersatu kembali, lepas dari segala konflik yang pernah mereka alami.

Di situlah momen haru dalam film tersebut. Momen ketika Sani berusaha meredam konflik yang ada dalam satu tim antara Salembe (anak Tulehu) serta Fingky Pasamba (anak Passo), serta momen di mana masyarakat Maluku bersama-sama menonton siaran pertandingan tim Maluku, tak peduli mereka Islam atau Kristen. Bahkan ada satu adegan di mana ketika siaran pertandingan di TV terhenti dan menyisakan adu penalti, orang-orang Islam menumpang menyimak jalannya adu penalti di sebuah gereja yang disiarkan melalui sambungan telepon.

Gambaran ini memberikan kesan bahwa sebenarnya konflik seperti itu memang tidak perlu diperpanjang. Dan film Cahaya dari Timur: Beta Maluku berhasil memberi bukti bahwa dengan sepak bola, konflik yang pernah dialami oleh masyarakat Maluku bisa diselesaikan. Tidak ada rasa yang lain selain rasa haru ketika menonton film ini, ketika melihat bagaimana segala luka akibat konflik yang pernah ada itu bisa disembuhkan, salah satunya oleh sepak bola. Bahkan ketika berkali-kali menonton film ini, rasa haru itu tetap ada, tidak berkurang atau bahkan bosan.

Saya adalah salah satu orang yang membuktikannya, di mana film Cahaya dari Timur: Beta Maluku tetap membuat saya terharu meski sudah saya tonton berkali-kali. Padahal saya sudah tahu bagaimana jalan ceritanya hingga detail-detail yang digambarkan. Tapi, melihat bagaimana semangat tim Maluku dibangun kembali oleh Sani, lalu bagaimana mereka menurunkan ego untuk melupakan konflik yang sudah terjadi demi tim Maluku, membuat saya nyaris meneteskan air mata setiap kali menontonnya.

Baca Juga:

3 Rekomendasi Film Indonesia yang Relevan dengan Hiruk Pikuk Negara Saat Ini

Film Jumbo Adalah Anomali, Akankah Jadi Tren Baru Dunia Perfilman Indonesia?

Mungkin itulah definisi film bagus yang sebenarnya, dan kita memang harus bersepakat bahwa film Cahaya dari Timur: Beta Maluku adalah salah satunya. Coba, deh, tonton filmnya dan pahami konteksnya. Saya bisa jamin, kalian akan merasakan apa yang saya rasakan.

Sumber Gambar: YouTube Glenn Fredly

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 19 September 2021 oleh

Tags: Cahaya dari Timur: Beta MalukuChicco JerikhoFilm IndonesiakonflikSepak Bola
Iqbal AR

Iqbal AR

Penulis lepas lulusan Sastra Indonesia UM. Menulis apa saja, dan masih tinggal di Kota Batu.

ArtikelTerkait

5 Alasan Banyak Pemain Asal Jepang Memilih Berkarier di Liga Indonesia

5 Alasan Banyak Pemain Asal Jepang Memilih Berkarier di Liga Indonesia

7 Juni 2022
divock origi

Divock Origi, Bukti Sepak Bola Punya Tempat Spesial untuk Keberuntungan

7 Desember 2021
Menghitung Penghasilan Kojiro Hyuga di Juventus

Menghitung Penghasilan Kojiro Hyuga di Juventus

17 Maret 2020
Kasta Tempat Duduk di Stadion Sultan Agung Bantul terminal mojok.co

Kasta Tempat Duduk di Stadion Sultan Agung Bantul

6 Januari 2022
Menjadi Suporter Tim Sepak Bola Adalah Hal Sia-sia yang Pernah Saya Lakukan terminal mojok.co

Menjadi Suporter Tim Sepak Bola Adalah Hal Sia-sia yang Pernah Saya Lakukan

23 Oktober 2020
Fans Bola Layar Kaca yang Hobi Banter Harusnya Berantem Betulan Saja

Fans Bola Layar Kaca yang Hobi Banter Harusnya Berantem Betulan Saja

24 Mei 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.