Kucing adalah hewan lucu nan menggemaskan bagi para babunya… kalau kondisinya sehat walafiat. Tapi yang perlu digarisbawahi adalah kucing itu makhluk hidup dan bukan boneka. Sebagai makhluk hidup, kucing juga bisa sakit. Penyakit kucing sama kayak manusia: banyak. Namanya juga sama-sama mamalia. Cacingan adalah salah satu penyakit yang paling sering diderita oleh kucing. Cacingan memang kedengaran sepele, tapi plis bagi para babu, jangan sepelein penyakit yang satu ini. Cacingan pada kucing bisa berujung kematian. Nggak mau kan kalau majikan kesayanganmu pergi menghadap Illahi hanya karena kamu nyepelein, “Ah, cuma cacingan ini.”
Sebagai babu kucing, saya pernah punya majikan yang meninggal karena cacingan. Makanya saya nulis artikel ini supaya kalian nggak menyesal kayak saya.
Jadi ceritanya gini. Waktu itu kucing saya berusia sekitar tiga bulan. Lagi aktif-aktifnya, lagi lincah-lincah, lagi suka coba ini-itu, ah pokoknya gemas! Suatu ketika, Moli (nama majikan saya) yang sebelumnya sangat lincah, tiba-tiba jadi lemas dan nggak mau makan. Itu ciri-ciri pertama yang saya temui. Tapi waktu itu saya cuma kepikiran, “Mungkin dia lagi malas makan,” jadi saya biarkan begitu saja.
Keesokan harinya masih sama. Dia hanya duduk lemas dan tiduran di kursi ruang tamu, singgasana miliknya tanpa mau main-main kayak biasanya. Untuk makan? Masih nggak mau. Saya akhirnya beli makanan basah di petshop dan sodorin ke dia, tapi hasilnya nihil. Di hari yang sama saya ke pasar beli ikan cue dan dikasih ke dia, tetap aja dia nggak mau makan. Oke, fiks ternyata Moli sakit. Tapi saya nggak tahu dia sakit apa. Soalnya perutnya masih buncit dan lucu.
Di hari ketiga sejak dia lemas, saya bawa dia ke vet. Dokter hewan mendiagnosis dia cacingan parah ditambah sariawan. Dokter bilang perut Moli sangat buncit pertanda sebagian besar isinya adalah cacing. Saya jadi linu dan miris sendiri mendengarnya. Pikiran saya terlalu polos hingga mengira kucing dengan perut buncit adalah tanda kesejahteraan yang menggemaskan.
Saya sendiri sempat bingung Moli yang baru berusia tiga bulan sudah mengalami cacingan begitu parah. Tapi dokter memberi penjelasan bahwa penyebab cacingan pada kucing itu bermacam-macam, salah satunya adalah terinfeksi dari susu induknya yang mengalami cacingan juga. Selain itu anak kucing yang sudah bisa menjilat-jilat badannya, bisa memakan kutu yang membawa telur cacing atau ketika main di luar rumah, dia digigit oleh larva cacing di kulitnya. Jenis cacing pada kucing juga ada banyak, di antaranya cacing pita, cacing gelang, cacing tambang, dan cacing cambuk.
Moli kemudian dikasih obat dan rawat jalan. Kondisinya semakin parah karena dia muntah cacing berkali-kali. Saya semakin sedih melihatnya. Makanan yang saya cekok dengan susah payah, dia muntahkan berikut cacing-cacingnya. Setelah berjuang dengan segala harapan, Moli memilih berpulang di hari keempat.
Ciri-ciri lain yang pernah saya temui mengenai tanda cacingan pada majikan adalah pupnya berlendir berwarna putih. Biasanya ada sisa pup seperti lendir berwana putih yang menempel di anusnya. Kalau kamu menemukan ciri-ciri seperti ini pada majikanmu, fix dia cacingan!
Lantas, kalau majikan udah kena cacingan, gimana? Untuk obat cacing kucing sendiri variannya udah banyak. Tapi yang paling terkenal ampuh adalah drontal. Perlu diketahui penggunaan drontal ini adalah satu tablet untuk kucing dengan berat badan 4 kilogram. Jadi, kalau majikanmu beratnya cuma 1 kilogram atau 2 kilogram, potong dulu ya tabletnya sesuai ukuran. Penggunaan obat cacing untuk manusia juga bisa dikasih ke kucing dengan dosis satu mili untuk berat badan 2 kilogram.
Jadi untuk para babu kucing, saya hanya ingin mengingatkan. Menerapkan nasihat kesehatan “lebih baik mencegah daripada mengobati”, ada baiknya memberikan obat cacing sebelum majikan kalian diserang makhluk parasit satu ini. Lakukan pemberian obat cacing rutin tiap tiga sampai enam bulan sekali. Semoga, majikan kalian selalu sehat walafiat dan gemuk, bukan buncit. Catat, gemuk, bukan buncit!
BACA JUGA Please, Tulang Ikan atau Ayam Jangan Dijadikan Makanan Kucing, Bahaya! dan tulisan Nita Maediana Rusmawati lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.