Bukan Pawang Hujan, Ini Pihak yang Harus Dihujat dari Gelaran MotoGP Mandalika

Moto GP Mandalika

Jakarta, Indonesia - 16 March 2022. Parade MotoGP Mandalika, Indonesia at Jakarta Street. Featured Marc Márquez, Francesco Bagnaia, Álex Rins, and more.

Setelah lebih dari 25 tahun, Indonesia akhirnya kembali jadi tuan rumah penyelengaraan ajang MotoGP lewat sirkuit terbaru milik Indonesia yakni Sirkuit Mandalika. Usai balapan, netizen terpecah pro-kontra keberadaan pawang hujan. Namun, sejatinya adalah hal yang memang patut dihujat dari kegiatan ini.

Mandalika sendiri merupakan Kawasan Eknomi Khusus yang digadang-gadang oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk menggenjot pariwisata dan perekonomian masyarakat Nusa Tenggara Barat dan sekitarnya.

Selama beberapa hari, Indonesia jadi sorotoan dunia. Bukan saja karena Indonesia sukses jadi tuan rumah ajang MotoGP di tengah situasi pandemi yang tidak menentu. Bukan saja karena peristiwa jatuhnya Marc Marquez motor Alex Rins yang tiba-tiba terbakar. Bukan saja karena para pembalap MotoGP yang merasa betah banget di Indonesia. Namun, karena keberadaan Rara Isti Wulandari, pawang hujan yang ditugaskan untuk melakukan tugasnya di Sirkuit Mandalika.

Namun, kali ini saya nggak akan membahas serba-serbi MotoGP seri Mandalika tersebut. Jujur, saya bukan penggemar berat MotoGP, tapi selama perhelatan MotoGP seri Mandalika, linimasa media sosial saya diramaikan oleh ajang penyelanggaraan balapan tersebut, jadi mau gak mau saya pasti tahu gambaran besar apa yang terjadi di sana. Yang saya soroti adalah, apapun eventnya, masyarakat Indonesia selalu norak, dengan cara…..buang sampah tidak pada tempatnya.


Buang sampah sembarangan sepertinya sudah jadi budaya penonton di Indonesia (Shutterstock.com)

Saya tidak bisa membayangkan bagaimana capeknya jadi petugas kebersihan yang bertugas di Sirkuit Mandalika. Ribuan penonton norak yang ada di sana sungguh bikin malu! Mampu beli tiket pesawat ke Lombok, mampu sewa hotel selama di Lombok dan mampu beli tiket nonton MotoGP, tapi gak bisa buang sampah pada tempatnya! Selama 16 tahun sekolah (asumsi 12 tahun SD s/d SMA dan 4 tahun kuliah) belajar apa aja, Mas dan Mbak penonton?

Dari sejumlah event internasional yang pernah saya ikuti secara langsung, permasalahan sampah gak pernah ada habisnya. Mulai dari SEA Games 2011, Peringatan HUT Asia Afrika 2015, hingga Asian Games 2018, masyarakat Indonesia gak pernah gak meninggalkan sampah di lokasi penyelengaraan event-event tersebut. Mulai dari bungkus makanan, botol minuman, sedotan, hingga puntung rokok. Padahal tuan rumah loh!

Saya jadi malu dengan suporter Jepang yang rajin memunguti puntung rokok pada perhelatan Asian Games 2018 yang lalu. Gak cuma pada perhelatan Asian Games 2018 saja, pada event internasional lainnya seperti Piala Dunia 2018 di Rusia pun, suporter Jepang rajin memunguti sampah di stadion. Padahal, mereka bukan tuan rumah, tapi mau membersihkan sampah yang dihasilkan oleh orang lain.

Memangnya buang sampah pada tempatnya sesusah itu ya? Saya yakin, panitia MotoGP seri Mandalika pasti menyediakan tempat sampah yang banyak, dan juga layak. Namanya juga event internasional. Pastinya tempat sampah yang disediakan panitia dipisah antara atas sampah organik, sampah anorganik, dan juga sampah kertas. Gak usah mimpi deh, memisahkan tiga jenis sampah yang berbeda, buang sampah pada tempatnya aja nggak!

Panitia MotoGP Mandalika sudah menyediakan tempat sampah, tapi banyak penonton yang membuang sampah sembarangan. (Shutterstock)

Bukannya apa-apa, saya yakin betul, Jepang bisa jadi negara maju seperti yang kita kenal sekarang karena seluruh masyarakatnya mau bahu membahu membuang sampah miliknya masing-masing ke tempat sampah terdekat. Kalau kalian bilang saya sok tahu, saya pernah berlatih beladiri karate dengan orang Jepang langsung selama bertahun-tahun, dan tebak, apa pelajaran pertama yang mereka berikan pada saya selama latihan tersebut? Bersih-bersih tempat latihan! Disuruh nyapu dan ngepel alih-alih diajari tendangan karate seperti yang dilakukan aktor-aktor laga di serial Cobra Kai.

Gak usah jauh-jauh Jepang deh, Singapura aja bisa jadi negara maju karena masyarakatnya sama-sama disiplin untuk buang sampah pada tempatnya, makanya tiap kali ada orang Indonesia ke Singapura, pasti mereka dibuat heran karena jalanannya bersih banget! Gak ada tuh puntung rokok atau botol minuman yang biasa kita lihat di pinggir jalan. Kenapa? Karena masyarakatnya disiplin!

Di Indonesia mah, kalau ada sampah berserakan, yang disalahin pemerintah. Kalau ada banjir, yang disalahin pemerintah. Padahal elu-elu juga yang buang sampah gak pada tempatnya!

Ya memang sih, pada ajang internasional seperti MotoGP, pastinya ada puluhan bahkan ratusan petugas kebersihan yang ditugaskan untuk membersihkan sampah. Tapi bukan berarti kalian bisa meninggalkan sampah yang kalian hasilkan sendiri di tempat duduk kalian seenaknya gitu! Minimal, buang sampah yang kalian hasilkan sendiri ke tempat sampah yang sudah disediakan panitia.

Saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya untuk seluruh jajaran panitia, terutama para petugas kebersihan yang bertugas untuk membersihkan sirkuit Mandalika dari sampah yang dihasilkan para penontonnya. Semoga lelahmu dibalas oleh Yang Maha Kuasa.

Pada akhirnya, mari kita bersepakat, perhelatan MotoGP seri Mandalika Indonesia telah berjalan dengan bagus dan lancar. Yang jelek ya mental para penontonnya. Masa jadi tuan rumah kelakuannya kayak gitu sih?

Penulis: Raden Muhammad Wisnu
Editor: Agung Purwandono

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version