Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Budaya Sepak Bola di Kampung Bajo: Bajo Club dan Sejarahnya yang Manis

Taufik oleh Taufik
24 November 2020
A A
liga 2 judi bola shin tae-yong konstitusi indonesia Sepakbola: The Indonesian Way of Life amerika serikat Budaya Sepak Bola di Kampung Bajo: Bajo Club dan Sejarahnya yang Manis terminal mojok.co

Budaya Sepak Bola di Kampung Bajo: Bajo Club dan Sejarahnya yang Manis terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Mas Gusti Aditya yang sudah jadi Raja Cabe di Terminal Mojok dan jadi salah satu idola di komunitas terminator itu suatu waktu bertanya kepada saya begini, “Adakah budaya sepak bola berkembang di kampung kamu?” Saya mahfum saja jika blio bertanya perihal itu. Toh salah satu cita-citanya yang paling tinggi adalah melatih di tim Nankatsu FC yang melahirkan pemain besar macam Tsubasa Ozora yang terkenal seantero negeri. Saya juga berusaha menjaga asa agar jika suatu saat nanti ketika Mas Gusti sudah jadi pelatih Nankatsu, kampung saya bisa jadi lokasi bibit unggul sepak bola yang dilirik blio.

Budaya sepak bola sudah dikenal oleh orang kampung saya sejak tahun 80-an. Waktu-waktu tersebut, sepak bola adalah olahraga yang sangat baru. Sebab orang-orang kampung adalah bagian dari masyarakat buta huruf dan buta kemajuan, kehadiran olahraga ini tidak lantas membuat perubahan berarti. Tidak kagetan macam orang-orang Italia ketika mereka mentransfer ilmu sepak bola dari imigran Amerika Latin. Dan sebab banyak masyarakat kampung bodo amat dengan kehadiran sepak bola, prestasi di bidang olahraga satu ini pun tidak punya jejak yang membanggakan.

Baru pada sekitar 90an akhir, sepak bola menjadi semacam magnet yang erat kaitannya dengan kampung saya. Bisa dibilang kalau sudah bicara sepak bola sampai pada tingkat kecamatan sekalipun (tentu saja hitungannya masih tarkam), kampung saya adalah satu entitas yang tidak bisa dihilangkan.

Tradisi juara di kampung saya dimulai ketika kecamatan membuka satu kompetisi tarkam bergengsi paling perdana dalam sejarah kecamatan. Nama kompetisi itu adalah Fefa Cup. Tentu saja tidak ada kaitannya dengan salah satu perhelatan paling akbar dalam sepak bola dunia. FIFA World Cup. Pun tidak ada sangkut pautnya dengan FIFA sebagai federasi paling tinggi dalam persepakbolaan dunia. Asal enak dieja orang-orang aja, maka jadilah kompetisi tersebut diselenggarakan.

Di pelaksanaan perdananya, kampung saya adalah klub yang paling tidak memiliki pride. Benar-benar jadi anak bawang. Hadir atau tidaknya klub dari kampung saya tidak memengaruhi jalannya kompetisi kelak. Dan memang seperti itu nanti kejadiannya. Saat main pun, klub dari kampung saya hanya jadi bulan-bulanan klub lain.

Berlalu setahun, kompetisi yang sama akan digelar. Maka dengan semangat baja, muncullah ide untuk membuat sebuah klub yang di kemudian hari menjadi ciri khas kampung saya. Bajo Club, merujuk pada klub yang diinisiasi oleh orang kampung saya dari komunitas Suku Bajo. Para pemainnya pun didominasi oleh orang-orang bajo. Entah dari kampung saya atau mereka yang diimpor dari pulau seberang (Pulau Wangi-Wangi).

Ini benar-benar shock therapy untuk semua orang yang sejak awal kompetisi dimulai masih menganggap klub dari kampung saya akan sama saja dengan tahun sebelumnya. Tahun itu adalah tahun kedua kompetisi, namun tahun pembuka klub dari kampung saya menjadi jawara Fefa Cup.

Bajo Club menjadi titik balik sejarah budaya sepak bola kampung saya. Dari Bajo Club ini, bibit-bibit pemain baru muncul saling bersahutan dari seluruh penjuru kampung. Tua, muda, anak-anak, dewasa, laki-laki, perempuan, semua segera menggandrungi sepak bola. Para pemain Bajo Club adalah artis bagi semua orang. Tidak hanya di kampung saya, bahkan merambah ke pulau seberang. Coaching clinic sampai acara bertemu para pemain (mungkin orang sekarang familier dengan meet & greet) sangat sering dilakukan. Fasilitas untuk para pemain juga diberikan tanpa mengenal kata “kere” dari manajemen klub. Entitas bernama Bajo Club mengubah wajah kampung.

Baca Juga:

Menjadi Haji Mabrur di Madura Itu Susah, Harus Berani Menentang Kultur yang Mengatur

Manajemen Tolol Penyebab PSS Sleman Degradasi dan Sudah Sepatutnya Mereka Bertanggung Jawab!

Walau pada pembukaan kompetisi untuk tahun selanjutnya, selalu ada saja yang menganggap remeh Bajo Club, mereka pada akhirnya harus menjilat ludah sendiri. Sebab lagi dan lagi, Bajo Club memboyong piala ke kampung saya.

Sampai saat ini, perkembangan budaya sepak bola tidak lagi didominasi oleh Bajo Club. Bahkan sang motor penggerak yang sebenarnya hanya menjuarai empat kali Fefa Cup itu lalu tutup paksa karena masalah finansial yang ternyata tidak pernah sehat seperti kelihatannya. Namun, jasanya terhadap persepakbolaan di kampung saya telah menorehkan tinta emas.

Di tahun-tahun sekarang ini, anak-anak usia sekolah mungkin sudah lupa atau bahkan tidak pernah mengenal nama-nama pemainnya macam Gusti, Mimin, Manggis, Halim, dan nama-nama aneh lainnya bagi warga kampung saya karena nama itu memang nama alias. Tapi, legacy yang mereka tinggalkan bertahan sampai sekarang. SD Negeri Lamanggau, satu-satunya sekolah dasar di kampung saya sudah menjadi jawara kompetisi antar sekolah (tahunan) sejak 2004 dan masih bertahan sampai sekarang. Mengalahkan rekor milik klub mana pun yang pernah terjadi di dunia sepak bola. Hal yang sama juga terjadi di kelompok usia lainnya.

Bicara masalah sepak bola, selain sejarah dan prestasi, kita tidak bisa menutup mata dari fanatisme suporter. Walau tidak senarsis suporter klub sepak bola besar pada umumnya yang harus punya sebutan macam Bonek untuk suporter Persebaya, Aremania untuk suporter Arema FC, Slemania dan BCS untuk suporter PSS Sleman, Bajo Club dan klub yang eksis setelahnya punya pendukung tetap. Tapi masalah suporter fanatik dari Bajo Club ini kita ceritakan lain waktu saja. Saya mau nonton Liverpool main dulu.

BACA JUGA Tradisi Unik Perihal Makam di Wakatobi dan tulisan Taufik lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 24 November 2020 oleh

Tags: Sepak Bolatradisi
Taufik

Taufik

Ide adalah ledakan!

ArtikelTerkait

lionel messi copa america

Copa America: Ajang Pembuktian Sekaligus Beban Bagi Lionel Messi

13 Juni 2019
Tradisi Kupatan sebagai Tanda Berakhirnya Hari Lebaran Masa Lalu Kelam Takbir Keliling di Desa Saya Sunah Idul Fitri Itu Nggak Cuma Pakai Baju Baru, loh! Hal-hal yang Dapat Kita Pelajari dari Langgengnya Serial “Para Pencari Tuhan” Dilema Mudik Tahun Ini yang Nggak Cuma Urusan Tradisi Sepi Job Akibat Pandemi, Pemuka Agama Disantuni Beragama di Tengah Pandemi: Jangan Egois Kita Mudah Tersinggung, karena Kita Mayoritas Ramadan Tahun Ini, Kita Sudah Belajar Apa? Sulitnya Memilih Mode Jilbab yang Bebas Stigma Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Kenapa Kita Sulit Menerima Perbedaan di Media Sosial? Masjid Nabawi: Contoh Masjid yang Ramah Perempuan Surat Cinta untuk Masjid yang Tidak Ramah Perempuan Campaign #WeShouldAlwaysBeKind di Instagram dan Adab Silaturahmi yang Nggak Bikin GR Tarawih di Rumah: Ibadah Sekaligus Muamalah Ramadan dan Pandemi = Peningkatan Kriminalitas? Memetik Pesan Kemanusiaan dari Serial Drama: The World of the Married Mungkinkah Ramadan Menjadi Momen yang Inklusif? Beratnya Menjalani Puasa Saat Istihadhah Menghitung Pengeluaran Kita Kalau Buka Puasa “Sederhana” di Mekkah Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Mengenang Serunya Mengisi Buku Catatan Ramadan Saat SD Belajar Berpuasa dari Pandemi Corona Perlu Diingat: Yang Lebih Arab, Bukan Berarti Lebih Alim Nonton Mukbang Saat Puasa, Bolehkah? Semoga Iklan Bumbu Dapur Edisi Ramadan Tahun Ini yang Masak Nggak Cuma Ibu

Dilema Mudik Tahun Ini yang Nggak Cuma Urusan Tradisi

19 Mei 2020
nutmeg Lionel Messi tarkam sepakbola anak-anak mojok.co

Memahami Buruknya Naturalisasi Melalui Tarkam

1 September 2020
Di Kampung Saya, Orang-orang Lebih Suka Main PES Dibanding FIFA terminal mojok.co

Di Kampung Saya, Orang-orang Lebih Suka Main PES Dibanding FIFA

23 November 2020
Tradisi Ater-ater di Momen Ramadan yang Menguntungkan Sekaligus Merugikan. #TakjilanTerminal18

Tradisi Ater-ater di Momen Ramadan yang Menguntungkan Sekaligus Merugikan. #TakjilanTerminal18

21 April 2021
Pantjoran Tea House Glodok, Menjaga Tradisi Minum Teh Kapitan Cina di Bangunan yang Berusia Lebih dari 120 tahun

Pantjoran Tea House Glodok, Menjaga Tradisi Minum Teh Kapitan Cina di Bangunan yang Berusia Lebih dari 120 tahun

8 Januari 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Ibu Rumah Tangga dan Ojol juga Berhak untuk Kuliah, Universitas Terbuka Menerima Tanpa Batasan Apa pun! Mojok.co

Ibu Rumah Tangga dan Ojol juga Berhak untuk Kuliah, Universitas Terbuka Menerima Tanpa Batasan Apa pun!

29 Desember 2025
Banyu Langit Agro Park Magelang, Tempat Liburan yang Tepat untuk Momong Anak Mojok.co

Banyu Langit Agro Park Magelang, Tempat Liburan yang Tepat untuk Momong Anak

30 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Orang Tak Tegaan Jadi Debt Collector: Tak Tagih Utang Malah Sedekah Uang, Tak Nikmati Gaji Malah Boncos 2 Kali
  • Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga
  • Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi
  • Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan
  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.