Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Luar Negeri

Budaya Malu dan Meminta Maaf Figur Publik di Jepang

Primasari N Dewi oleh Primasari N Dewi
7 Februari 2022
A A
Budaya Malu dan Meminta Maaf Figur Publik di Jepang Terminal Mojok

Budaya Malu dan Meminta Maaf Figur Publik di Jepang (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Budaya malu dan minta maafnya orang Jepang patut ditiru, lho!

Biasanya, figur publik seperti selebritis dan pejabat di Jepang yang terkena skandal atau bermasalah akan mengadakan konferensi pers untuk meminta maaf. Perkara detail kesalahan, denda hukuman yang menanti, dan lain-lainnya diserahkan kepada pihak yang berwajib. Yang paling pertama dilakukan adalah mengakui kesalahan dan meminta maaf.

Uniknya, saat meminta maaf dalam konferensi pers, para figur publik ini berpakaian setelan jas yang bagus. Mereka nggak berpakaian seragam rumah tahanan berwarna oranye dan dikelilingi polisi bersenapan laras panjang. Eh.

Meminta maaf

Figur publik yang terkena skandal biasanya akan menjadi berita utama televisi, media cetak, maupun media online di Jepang selama berhari-hari sampai yang bersangkutan memberikan keterangan pers secara resmi. Saat konferensi pers, akan terlihat banyak sekali jepretan kamera dan pertanyaan wartawan. Figur publik ini biasanya akan mengakui kesalahannya dan meminta maaf.

Orang Jepang akan meminta maaf dengan membungkukkan kepala sedalam-dalamnya sampai kira-kira 90 derajat. Ini merupakan sikap ojigi paling sempurna yang digunakan untuk meminta maaf kesalahan besar. Ada juga yang meminta maaf sambil sujud dan menangis meraung-raung.

Di Jepang, ada pejabat yang korupsi meminta maaf dan menghukum diri mereka sendiri dengan cara bunuh diri. Mungkin cara ini dianggap sebagai cara untuk mengampuni kesalahan dan menghilangkan aib hidupnya. Seram juga, ya?

Ada juga idol yang pernah menggunduli kepalanya lantaran ketahuan memiliki hubungan asmara. Kebanyakan idol group nggak boleh menjalin kisah cinta, lho! Duh, segitunya, ya.

Mengakui kesalahan dan meminta maaf itu membutuhkan keberanian yang besar, terlebih di depan umum. Akan ada orang yang berbalik membenci atau malah tambah menghujat figur publik tersebut. Meski banyak yang bilang kalau bisa saja itu terjadi karena dorongan agensi, teman-teman, atau pihak lain, tetap saja meminta maaf bukanlah hal yang mudah dilakukan.

Baca Juga:

Culture Shock Mas-mas Jawa yang Kerja di Jepang: Gaji sih Gede, tapi Tekanannya Juga Gede!

7 Fakta Menarik tentang Harakiri, Ritual Bunuh Diri Samurai Jepang

Alasan meminta maaf

Orang Jepang itu sangat rewel dan tegas soal sanksi sosial terhadap segala tindakan kejahatan dan perbuatan melanggar norma masyarakat. Perasaan homogen dari orang Jepang yang nggak ingin terlihat berbeda dengan yang lain membuat ketertiban umum Jepang mudah terbentuk.

Orang Jepang akan merasa malu seandainya melanggar ketertiban umum tersebut. Mereka takut dikucilkan dan dianggap aib bagi masyarakat. Budaya malu ini juga sudah sejak kecil ditanamkan dalam diri orang Jepang. Mereka akan malu kalau berbuat salah, misalnya membuang sampah atau ingus sembarangan. Oleh karena itu, orang Jepang berusaha untuk selalu tertib dan bersikap baik agar nggak dikucilkan dan diabaikan.

Selain itu, di sana ada stigma dari masyarakat kalau figur publik seharusnya berperilaku baik karena dianggap patut untuk dicontoh dan ditiru. Setidaknya pemikiran seperti itu yang bisa dinalar secara logis. Perkara “manusia tempatnya salah” bukanlah menjadi pembenaran atas perbuatan buruknya.

Alasan selanjutnya, mungkin merasa bersalah karena sudah mengecewakan banyak orang yang sudah percaya dan mendukungnya. Bagi selebritis, misalnya. Pasti banyak penggemar yang kecewa kalau idolanya tersangkut skandal. Bagaimanapun penggemar sudah meluangkan waktu dan perhatiannya untuk idola tetapi malah dikecewakan. Masyarakat yang percaya ketika memilih pejabat juga pastinya kecewa kalau ternyata mereka berkhianat. Budaya malu di Jepang sudah mengakar kuat.

Kasus Yamaguchi Tatsuya dan Gubernur Tokyo

Sebenarnya ada banyak kasus selebritis dan pejabat Jepang yang meminta maaf melalui konferensi pers, bahkan sudah menjadi budaya turun menurun.

Yang dulu saya ikuti beritanya ketika berada di Jepang adalah kasus Yamaguchi Tatsuya (anggota band TOKIO, Johnny’s) yang terkena skandal mencium paksa gadis SMA pada Februari 2018. Kemudian pada 25 April 2018 kasus tersebut mencuat dan keesokan harinya, Yamaguchi Tatsuya mengakui kesalahannya dan meminta maaf. Anggota lain dari band TOKIO juga mengadakan konferensi pers dan meminta maaf kepada masyarakat umum. Ia memang nggak dipenjara karena sudah menyelesaikan kasusnya dengan si korban secara kekeluargaan.

Namun, beberapa bulan berikutnya, Yamaguchi dikeluarkan agensi yang sudah menaunginya sejak tahun 1994. Sampai hari ini, wajah Yamaguchi Tatsuya sudah nggak terlihat di televisi, lho. Padahal dulu sebelum skandal itu terungkap, hampir setiap hari ada acara talk show di televisi. Kayaknya blio kena cancel culture di negaranya sendiri. Nggak ada istilah “come back stronger” bagi figur publik berskandal di Jepang.

Kasus terbaru adalah kasus perselingkuhan Masashiro Higashide yang mengkhianati istrinya, Anne Watanabe. Seperti Yamaguchi Tatsuya, ia dipecat dari agensinya dan terpaksa bayar denda miliaran rupiah akibat skandalnya tersebut.

Contoh kasus bukan selebritis adalah Gubernur Tokyo yang mengundurkan diri karena skandal keuangan. Naoki Inose menjadi Gubernur Tokyo sejak 2012 dan terpaksa mengundurkan diri pada 19 Desember 2013 karena menerima uang suap sebesar 5,8 miliar rupiah. Gubernur penggantinya, Yoichi Masuzo, pun melakukan hal yang sama, yakni mengundurkan diri karena uang pada 21 Juni 2016. Ia dianggap memakai uang publik untuk keperluan pribadi.

Meski meminta maaf dianggap bersikap ksatria, tetap saja setelah pengakuan kesalahan dan permintaan maaf ini akan ada sanksi sosial maupun sanksi ekonomis dari pihak agensi dan kontrak hiburan lainnya. Selain itu, penjara pun menanti para figur publik yang tersangkut skandal ini. Mungkin yang paling membuat berpikir ulang untuk nggak mengulangi kesalahan tersebut adalah perasaan malu akan aib sendiri yang akan membayangi seumur hidup.

Ah, kalau figur publik kita di Indonesia punya budaya malu yang sama kayak di Jepang, mungkin infotainment nggak bakal laku, ya? Semakin ngelak, semakin panjang dramanya. Seru buat jadi tontonan. Iya nggak, Bos?

Penulis: Primasari N Dewi
Editor: Intan Ekapratiwi

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 6 Februari 2022 oleh

Tags: Budaya Jepangfigur publik
Primasari N Dewi

Primasari N Dewi

Guru bahasa Jepang tapi suka drakor.

ArtikelTerkait

Menggugat Aktris dan Influencer yang Sok-sokan Jadi Messiah di Tengah Masyarakat Miskin

31 Agustus 2021
Dalam Budaya Jepang, Bahas Soal Kotoran Manusia Bukan Hal yang Menjijikkan terminal mojok.co

Dalam Budaya Jepang, Bahas Soal Kotoran Manusia Bukan Hal yang Menjijikkan

22 Juli 2021
7 Fakta Menarik tentang Harakiri, Ritual Bunuh Diri Samurai Jepang Terminal Mojok

7 Fakta Menarik tentang Harakiri, Ritual Bunuh Diri Samurai Jepang

5 Maret 2022
Shuukatsu_ Mempersiapkan Kematian Sendiri ala Orang Jepang terminal mojok

Shuukatsu: Mempersiapkan Kematian Sendiri ala Orang Jepang

9 Oktober 2021
Yakin, Wibu Ngotot Pengin Tinggal di Jepang? terminal mojok.co

Kalau Kamu Pengin Tinggal di Jepang, Jangan Kaget dengan 6 Hal Ini

17 Juli 2021
Tradisi Nyumbang dan Perihal Acara Pernikahan di Jepang terminal mojok

Tradisi Nyumbang dan Perihal Acara Pernikahan di Jepang

25 Oktober 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.