Pernah suatu ketika saya mendengarkan ceramah salah seorang teman saya (menceramahi saya) bahwa orang yang pergi jumatan mengharapkan mendapat snack atau nasi yang diberikan masjid saat habis salat jumat itu, pahala salat jumatnya berkurang. Lantas saya hanya diam saja tidak mau menanggapi pernyataan teman saya karena saya tidak mau beradu argumen soal agama.
Lantas saya akan mencoba membahas hal tersebut melalui tulisan ini karena mungkin media ini berisi pembaca orang-orang santai yang penuh guyonan. Mungkin hanya sedikit pembaca yang kolot soal agama, satu, dua, tiga, sepuluh, eh atau bahkan mendominasi? Santuy, Lur. Saya hanya bercanda.
Menelisik asal-usul atau sejarah bagi-bagi makanan saat habis salat jumat saya juga kurang paham. Tetapi saya sangat berterima kasih kepada orang pertama yang mempunyai ide membagikan makanan saat salat jumat, karena berkat orang itu jamaah anak kos yang kelaparan bisa kenyang saat hari Jumat.
Saya baru tahu ada masjid yang membagikan makanan seusai salat jumat saat kuliah di Jogja. Saat itu ada teman kos yang mengajak saya mencari makanan gratis di masjid Jogokariyan Jogja. Dan betul sekali setelah jumatan saya mendapat nasi kotak dengan lauk yang menurut saya mewah. Alhasil saya setiap Jumat selalu salat jumat di masjid ini.
Lambat laun masjid Jogokariyan ini menjadi terkenal karena manajemen masjid yang bagus. Salah satunya dengan target menghabiskan saldo infak setiap hari harus nol. Salah satu upaya penghabisan saldo infak ini dengan cara memberi sadaqah berupa makanan yang di berikan kepada jamaah salat jumat.
Akhirnya lambat laun banyak masjid-masid di Jogja dan sekitarnya ikut-ikutan masjid Jogokariyan dengan memberikan sadaqah berupa snack atau nasi kepada jamaah sehabis salat jumat. Dan senangnya, masjid samping kos saya juga ikut-ikutan memberi sadaqah nasi seperti ini. Alhasil saya tidak usah jauh-jauh ke Jogokariyan untuk mencari makanan gratis karena di samping kos saya sudah ada.
Lanjut ke pembahasan pertama saya soal pahala orang yang mengharapkan makanan habis jumatan akan dikurangi pahala salat jumatnya. Soal hal ini saya setuju tapi juga tidak. Saya setuju dalam hal apabila ada orang yang mengharapkan makanan setelah salat jumat, lantas hal itu menjadikan dia tidak khusyuk di saat salat. Jadi, ketika salat, ia terus berpikiran seperti khawatir jika tidak kebagian makanan.
Dan selanjutnya untuk alasan ketidaksetujuan saya akan saya uraikan berikut ini:
Satu: Orang yang mengharapkan makanan setelah salat jumat akan menambah semangat menjalankan salatnya
Biasanya orang-orang seperti ini hanya dijumpai di daerah sekitaran kampus yang terdapat para mahasiswa jamaah kos yang kelaparan. Yang tadinya mereka malas-malasan dan enggan melaksanakan salat, dengan adanya masjid yang memberikan makanan setelah salat jumat, para mahasiswa yang kelaparan ini berbondong-bondong datang ke masjid tersebut untuk melaksanakan salat jumat dan mungkin juga mengharapkan mendapat makanan.
Dalam hal ini saya tidak mau berdebat soal hadis, “Semua amalan bergantung pada niatnya.” Pasalnya dalam kasus seperti ini masjid menjadi media re-recoginiton mereka yang sudah malas-malasan mengerjakan salat jumat. Jadi, misal ada seorang yang tadinya malas mengerjakan ibadah ini, dengan adanya hal ini mereka menjadi semangat dan akan terbiasa menjalankan ibadah tersebut. Akhirnya, mendapat makanan saat usai salat jumat sudah tidak menjadi alasan mereka untuk datang jumatan
Dua: Mereka yang mengharap mendapat makanan saat jumatan bisa mendapat pahala
Saya berspekulasi seperti ini karena menurut saya orang yang mengambil makanan saat usai jumatan akan mendapat pahala. Sebab ia telah membuat hati takmir masjid atau orang yang men-sadaqahkan makanan itu menjadi lega dan senang karena barang yang di sadaqahkan bisa bermanfaat. Dan mereka yang mengambil makanan saat usai jumatan bisa mendapat pahala karena telah mencegah makanan mubadzir.
Seperti kasus yang saya lihat di beberapa masjid yang menyediakan makanan seusai jumatan. Ada makanan yang sisa dan makanan itu malah dibiarkan dan basi karena tidak ada yang mengurusinya. Hal ini malah akan menjadi dosa karena telah mensia-siakan makanan.
Ok, Guys. Sekali lagi pembahasan ini murni spekulatif saya sendiri dan bukan wahyu dari Tuhan. Oleh karena itu apabila ada kata-kata yang salah bolehlah dikoreksi. Hehehe.
BACA JUGA Salat Jumat yang Transaksional atau tulisan Adien Tsaqif Wardhana lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.