Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Boro-Boro Mikir Misahin Kamar Anak, Rumah Nggak Bocor Aja Udah Bagus

Dini N. Rizeki oleh Dini N. Rizeki
24 Februari 2020
A A
Boro-Boro Mikir Misahin Kamar Anak, Rumah Nggak Bocor Aja Udah Bagus
Share on FacebookShare on Twitter

Pikiran saya terganggu sekali dengan sebuah statement yang muncul di minggu lalu dan jadi perbincangan ramai tentang keharusan memisahkan kamar anak perempuan dan laki-laki. Karena konon katanya bila kamarnya digabung akan memicu terjadinya pernikahan antar saudara atau incest.

Aneh? Tidak.

Mungkin ada benarnya. Hanya saja kurang relevan rasanya kalau diterapkan di sini, di negara kita yang masyarakatnya masih banyak hidup dengan perekonomian keluarga yang rata-rata bahkan di bawah rata-rata.

Statement tersebut wajar bila dibahas dan disajikan bersama beberapa orang yang memang sudah mampu secara finansial untuk hidup di sebuah rumah atau hunian yang layak. Rumah dengan beberapa kamar sehingga bisa memisahkan antar kamar anak perempuan dan lelakinya.

Sedangkan faktanya di Indonesia belum seratus persen masyarakatnya mampu melakukan itu. Upah minimum karyawan yang belum merata, kebutuhan perut yang harus diutamakan, dan juga biaya lain-lain masih jadi belenggu bagi beberapa orang untuk menyediakan sebuah tempat tinggal yang layak bagi keluarganya.

Dengan perbedaan taraf finansial tentu saja akan jadi perbedaan standar layak atau tidaknya sebuah rumah. Bagi yang punya penghasilan besar, rumah mewah dengan beberapa kamar, ada fasilitas lain seperti kamar tamu juga jumlah kamar mandi yang berlebihan, kolam renang, tentu saja dinamakan layak. Mau punya anak banyak juga tidak masalah, setiap anak bisa memiliki kamarnya masing-masing tanpa harus berbagi dan tidur berdempetan dengan saudaranya yang lain. Bahkan sesama anak lelaki atau anak perempuan juga kamarnya terpisah. Anak lima ya kamarnya lima, gitu deh kasarnya.

Namun bagi yang kurang mampu, tinggal di sebuah rumah dengan hanya satu kamar saja sudah bisa disebut layak, asal tidak kehujanan juga tidak kepanasan. Asal bisa berkumpul dengan keluarga utuh ya itu sudah layak bagi mereka. Belum lagi bila masih berkumpul dengan orang tua, di rumah ada banyak orang. Yang tidur di ruang depan pun banyak. Apa mereka mempermasalahkan ini? Saya belum pernah mendengar secara langsung sih, tapi saya yakin asal rumah itu masih aman untuk dijadikan tempat tinggal mereka akan anteng-anteng saja.

Boro-boro mikir soal incest dan apakah nanti anaknya yang laki-laki jadi ingin menikahi saudara perempuannya sendiri, rumah nggak bocor dan kebanjiran saja sudah syukur banget. Boro-boro mikir jauh soal incest, besok masih bisa makan bareng-bareng saja sudah bahagia.

Baca Juga:

3 Hal tentang Perumahan Cluster yang Bikin Orang-orang Bepikir Dua Kali sebelum Tinggal di Sana

Ketika Ibu Rumah Tangga Bisa Membeli Rumah dari Mengumpulkan Sampah

Dan soal tidur sekamar lalu jadi pemicu adanya pernikahan antar saudara itu saya rasa kurang tepat, ya. Mungkin memang bisa jadi satu alasan tapi kan tidak seratus persen juga incest itu diakibatkan karena anak laki-laki dan perempuan tidur di kamar yang sama. Ini juga tergantung dari bagaimana kita memberikan arahan ke anak-anak tentang pendidikan seks, akhlak, dan behaviour yang tepat. Kalau sejak awal mereka sudah diajarkan bahwa pernikahan antar saudara itu dilarang karena tidak baik adanya tentu mereka akan memahami dan memegang ajaran ini sampai dewasa.

Kalau memang pemerintah ingin serius membahas tentang pemisahan kamar anak ini, saya rasa akan lebih baik jika mereka melihat langsung kondisi masyarakatnya. Seperti apa tempat tinggalnya, layak huni atau tidak, berapa jumlah anak, apakah rumah dengan ukuran tertentu akan cukup layak untuk beberapa anak yang tinggal di situ? Lalu bantu mengedukasi anak-anak soal larangan incest dengan memasukkan kurikulumnya ke sekolah-sekolah umum. Bantu juga orang tuanya dengan memberikan upah kerja yang layak supaya bisa menyediakan hunian yang pantas bagi keluarganya.

Sayangnya akhir-akhir ini pemerintah malah jadi rese dengan memberikan larangan ini dan itu tanpa memberi solusi. Dan pernyataan yang dikeluarkan juga semakin aneh dan nggak masuk akal. Yang diurusin malah yang remeh temeh dan cenderung ke urusan pribadi.

Maksud menghindarkan terjadinya incest itu bagus, tapi penerapannya (dan pencarian alasannya) yang kurang tepat. Memangnya orang tua mana sih yang nggak ingin punya rumah layak dengan banyak kamar untuk masing-masing anaknya? Semuanya pasti mau lah! Tapi siapa juga yang mau repot-repot mikirin soal incest kalau kesejahteraan masih di bawah standar? Sejahterakan dulu masyarakatnya, baru angkat lagi topik ini, Pak, Bu!

BACA JUGA Terapi Penginsafan Diri dengan Beberes Kamar atau tulisan Dini N. Rizeki lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 24 Februari 2020 oleh

Tags: incestkamar anakRumah
Dini N. Rizeki

Dini N. Rizeki

Seorang yang menulis supaya tetap waras.

ArtikelTerkait

Derita Punya Rumah di Gang Sempit: Tidak Punya Privasi, Tetangga seperti CCTV 24 Jam Mojok.co

Derita Rumah di Gang Sempit: Tidak Punya Privasi, Tetangga seperti CCTV 24 Jam

7 Desember 2023
5 Tipe Orang yang Sebaiknya Nggak Usah Punya Rumah Sendiri, Nanti Malah Merepotkan Mojok.co

5 Tipe Orang yang Sebaiknya Nggak Usah Punya Rumah Sendiri kalau Punya Malah Merepotkan

8 Juni 2024
Rumah bekas Belanda

4 Hal Mistis yang Biasa Terjadi di Rumah Bekas Belanda

3 Desember 2021
6 Alasan Orang Kirim Paket ke Kantor, Bukan ke Rumah Sendiri terminal mojok.co

6 Alasan Orang Kirim Paket ke Kantor, Bukan ke Rumah Sendiri

16 Desember 2021
Rumah Dekat Pengusaha Sound Horeg Nggak Melulu Menderita, Banyak Juga Untungnya Mojok.co

Kenyataan Tinggal di Dekat Pengusaha Sound Horeg Gunungkidul yang Tidak Pernah Kita Bahas Secara Tuntas

8 Mei 2025
MTV Cribs, Acara Lawas yang Mengajak Kita untuk Bersyukur

MTV Cribs, Acara Lawas yang Mengajak Kita untuk Bersyukur

1 Juni 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

28 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.