Sering Kosong dan Bikin Penonton Nggak Nyaman, Sebaiknya Tiga Baris Tempat Duduk Paling Depan di Bioskop XXI Dihilangkan Saja

Sering Kosong dan Bikin Penonton Nggak Nyaman, Sebaiknya Tiga Baris Tempat Duduk Paling Depan di Bioskop XXI Dihilangkan Saja

Sering Kosong dan Bikin Penonton Nggak Nyaman, Sebaiknya Tiga Baris Tempat Duduk Paling Depan di Bioskop XXI Dihilangkan Saja (Unsplash.com)

Beberapa hari lalu saya menonton film Mission Impossible Dead Reckoning di jaringan bioskop XXI yang ada di Kota Solo. Seperti yang sudah saya prediksi, studio saat itu lumayan penuh meskipun nggak bisa dibilang full booked. Sekilas, saya melihat tiga baris tempat duduk paling depan kosong melompong.

Sebenarnya saya bisa sedikit memahami kenapa tiga baris tempat duduk paling depan dalam bioskop kosong. Kebetulan saya pernah menonton film dari tempat duduk deret ketiga dari depan (film Si Doel) dan tempat duduk paling depan banget (film Spiderman). Saya mengingat betul ketidaknyamanan yang saya rasakan saat menonton film Si Doel dan Spiderman tersebut sampai hari ini.

“Kalau nggak terpaksa, saya nggak akan nonton bioskop dari kursi barisan depan!” begitu tekad saya saat itu yang akan saya jaga seumur hidup.

Nonton film di bioskop XXI dari tempat duduk barisan depan nggak enak

Kalau kalian pernah merasakan nonton film di bioskop XXI dari tempat duduk barisan paling depan (baris pertama hingga ketiga dari depan), saya yakin kalian setuju kalau saya bilang nonton di tiga baris terdepan itu nggak enak banget. Beneran! Apalagi kalau film yang diputar adalah film action yang bisa dipastikan membuat mata dan leher kita capek karena harus bergerak ke kanan, tengah, dan kiri selama film berlangsung.

Coba bayangkan nonton Spiderman yang banyak adegan berayun ke sana kemari dengan full speed. Rasanya… nggak nyaman banget!

Alasan orang nonton film dari barisan paling depan

Saya pakai diri sendiri saja sebagai contoh, ya. Kenapa waktu itu saya nekat membeli tiket bioskop XXI untuk tempat duduk barisan paling depan saat nonton film Spiderman. Padahal sudah pasti dengan posisi tempat duduk seperti itu dan genre filmnya, gerakan mata dan kepala saya nggak kalah dengan gerakan penonton yang menyaksikan pertandingan badminton dari tribun Istora Senayan. Bedanya, saya nggak bisa teriak “Eaaa! Eaaa!” aja karena berada di dalam studio bioskop.

Alasan utama saya waktu itu jelas karena nggak pengin ketinggalan untuk jadi penonton pertama yang nonton film kategori Box Office. Kalau waktu nonton Si Doel sih alasannya praktis karena saya mengajak mama saya yang sudah mengalami kesulitan berjalan. Mosok blio kudu disuruh naik sampai ke barisan C atau D yang ada di atas itu?

Alasan lainnya ya jelas karena hampir semua barisan tempat duduk dalam studio bioskop sudah penuh. Ada sih kalau cuma satu atau dua kursi kosong, tapi letaknya terpisah dengan jarak cukup jauh. Kan nggak enak nonton bareng istri tapi duduknya jauhan. Kayak lagi musuhan aja!

Akan tetapi, sekarang saya sudah belajar dari dua pengalaman nggak enak yang saya alami. Apalagi sekarang kita sudah bisa mengamankan tiket beberapa hari sebelum jam tayang, tanpa harus mengantre. Pilihan kursi juga bisa lebih leluasa, asalkan proses pembelian tiket via aplikasi XXI nggak terlalu mepet dengan jam tayang film.

Mendingan tempat duduk barisan depan dihilangkan aja

Menutup tulisan ini, saya tergelitik buat melontarkan pilihan kepada pembaca: apakah sebaiknya deretan kursi paling depan (sampai baris kedua atau ketiga) sebaiknya dipertahankan atau dihilangkan saja?

Jika tindakan menghilangkan barisan terdepan diputuskan, tentunya akan mengurangi kapasitas kursi, yang berbanding lurus dengan berkurangnya pemasukan bagi pengelola bioskop. Namun, jika dipertahankan tapi hampir selalu kosong, kecuali untuk film-film Box Office karena penonton terpaksa membeli tiket, ketidaknyamanan penonton akan menjadi efek samping dari kehadiran barisan kursi terdepan itu.

Mungkin menghilangkan tempat duduk dalam bioskop XXI nggak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Karena jika kapasitas penonton di dalam studio tetap ingin dimaksimalkan, pilihan merombak susunan tempat duduk atau mengubah interior studio nggak bisa dihindarkan.

Namun, jika bioskop XXI nggak melakukannya, mungkin bioskop saingan yang ingin menyaingi atau mengalahkan dominasi XXI dapat menghadirkan desain dan susunan tempat duduk yang berbeda dari bioskop XXI saat ini. Minimal jarak 5-7 meter dari layar (atau setara dengan hilangnya dua-tiga baris terdepan di bioskop XXI) dapat mereka tawarkan kepada penonton.

Kalau nantinya beneran ada studio film yang menawarkan konsep tempat duduk baru begini, saya rela menjadi volunteer buat mencoba sensasi menonton di barisan terdepan. Gimana menurut kalian?

Penulis: Widodo Surya Putra
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 4 Pengalaman Kurang Menyenangkan di Bioskop XXI, dari Kursi Bau Apek hingga Bau Nasi Padang.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version