Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Bikin Solid hingga Nggaya dengan ‘Gwajam’, Jaket Angkatan di Kampus Korea Selatan

Noor Annisa Falachul Firdausi oleh Noor Annisa Falachul Firdausi
6 Juni 2021
A A
Bikin Solid hingga Nggaya dengan ‘Gwajam’, Jaket Angkatan di Kampus Korea Selatan terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Baru-baru ini saya bertemu dengan mas-mas yang pakai hoodie berlogo suatu universitas yang ada di Korea Selatan. Hoodie berwarna biru lengkap dengan huruf hangeul itu langsung menarik perhatian saya. Hoodie-nya, ya, bukan masnya. Waktu itu saya langsung teringat drama Korea Law School. Drama yang berlatar tempat di Hankuk University, Korea Selatan, ini sering memperlihatkan para mahasiswanya yang menggunakan jaket angkatan berupa hoodie zipper berwarna abu-abu muda dengan logo kampus di dada kiri dan tulisan “Hankuk Univ.” di punggung.

Setelah saya cari tahu, ternyata jaket angkatan semacam itu punya istilah tersendiri dalam bahasa Korea. Namanya Gwajam. Kalau didefinisikan, gwajam adalah sebutan bagi jaket yang dikenakan oleh mahasiswa dari jurusan yang sama. Setiap jurusan atau kampus di Korea Selatan punya gwajam-nya masing-masing dengan paduan warna yang berbeda. Misalnya saja gwajam Korea University identik dengan warna merah scarlet yang dikombinasikan dengan warna putih di bagian lengan.

Mahasiswa kampus Korea Selatan lebih familier dengan penggunaan jaket varsity. Meskipun ada juga kampus yang menggunakan jaket angkatan berbentuk hoodie seperti kampus Amerika Serikat, jumlah mereka nggak begitu banyak. Gwajam ini juga bisa dibeli di banyak tempat alias nggak cuma dijual di kampus saja dengan harga KRW 40 ribu atau sekitar Rp 500 ribu.

Mahasiswa Korea biasanya pakai gwajam saat musim semi tiba. Korean Joongang Daily menuliskan bahwa ketika sekelompok mahasiswa di lingkungan kampus sudah mulai pakai gwajam, artinya musim semi sudah tiba. Wah, saya kira musim semi di sana diidentifikasikan lewat mekarnya bunga-bunga cherry blossom, ternyata lewat anak kampus, to.

Desain gwajam umumnya serupa di seluruh Korea Selatan. Pada lengan bagian kanan biasanya diperuntukkan bagi logo kampus, sementara lengan kiri menunjukkan tahun angkatan. Di bagian dada kiri, kita bisa melihat satu huruf kapital. Ini adalah inisial dari nama universitas. Kemudian di bagian punggung atas biasanya akan dibordir tulisan yang gede banget, menunjukkan nama universitas dan di bawahnya akan diisi keterangan jurusan, fakultas, atau UKM. Ada pula beberapa gwajam yang pakai maskot dari logo kampusnya.

Gwajam ini punya banyak fungsi selain untuk mengidentifikasikan asal kampus dan jurusan pemakainya. Melambangkan kesatuan dan kesamaan, gwajam bisa menjadi salah satu perekat hubungan antarmahasiswa. Ada sense of belonging dan kesadaran kolektif bagi mahasiswa yang bersangkutan ketika memakai gwajam dengan bordiran nama fakultas, universitas, atau organisasi. Implikasi dari rasa menjadi bagian dari suatu kelompok ini membuat mereka berusaha untuk nggak mencoreng citra kelompoknya. Misalnya seorang mahasiswa ke mana-mana selalu pakai gwajam dari universitasnya yang sangat disegani oleh masyarakat. Jika ia melakukan suatu tindakan kriminal, tentu saja nama kampusnya akan ikut terbawa.

Serupa dengan kegunaan korsa, pemakaian gwajam ini juga seringkali diselubungi hasrat ingin menyombongkan diri. Kalau sudah di level ini, kegunaannya bukan lagi untuk menghangatkan diri atau dipakai pas lagi berkendara biar nggak masuk angin. Terdapat beberapa mahasiswa yang bangga pakai gwajam saat ia berjalan-jalan di sekitar rumahnya. Bayangkan, deh, kalau tetangga kalian yang kuliah di kampus terbaik seantero negeri menyombongkan almamaternya dengan pakai gwajam 24/7. Bisa-bisa kalian dibanding-bandingkan oleh simbok, tuh.

Berkaitan dengan kebanggaan saat pakai gwajam, ada juga lho mahasiswa yang jadi congkak saat membawa nama almamater di punggungnya. Bahkan pernah ada postingan yang populer di media sosial yang mengatakan bahwa seharusnya mahasiswa yang nggak berasal dari 5 kampus prestisius di Korea Selatan merasa malu ketika memakai gwajam di ruang publik. Padahal, kan, suka-suka pemiliknya mau pakai gwajam atau nggak. Haduh, julidnya.

Baca Juga:

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Dosa Pemilik Jasa Laundry yang Merugikan Banyak Pihak

Mahasiswa yang sering mengenakan gwajam biasanya adalah maba atau mahasiswa baru. Setelah berjuang dan belajar mati-matian untuk bisa diterima di kampus impian, akhirnya mereka bisa jadi salah satu mahasiswa di sana. Mahasiswa semester akhir, terutama yang udah mendapatkan julukan “Mahasiswa Abadi” umumnya sudah malu buat pakai gwajam. Tahun angkatan yang ada di lengan gwajam bikin mereka takut dinyinyirin oleh orang lain. Bahkan ada istilah buat mahasiswa yang nggak kunjung lulus di Korea Selatan. Mereka disebut sebagai “Angkatan Fosil”.

BACA JUGA Drakor ‘Law School’ dan Realita Mahasiswa Korea yang Ambis Pol dan tulisan Noor Annisa Falachul Firdausi lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 16 November 2021 oleh

Tags: fashionjaket angkatanKorea SelatanMahasiswapendidikan terminal
Noor Annisa Falachul Firdausi

Noor Annisa Falachul Firdausi

Alumnus UGM asal Yogyakarta yang lagi belajar S2 Sosiologi di Turki

ArtikelTerkait

Soe Hok Gie dan Mohammad Roem saja Setuju dengan Perpeloncoan Ospek terminal mojok.co

Mahasiswa Senior yang Gila Hormat Memang Enaknya Dibuang Jauh-jauh

8 September 2020
Kasta Buku Tulis Anak Sekolah dari yang Tersohor Sampai Terkucilkan terminal mojok.co

Kasta Buku Tulis Anak Sekolah dari yang Tersohor Sampai Terkucilkan

30 Mei 2021
Dosen Memang Harus Pelit Nilai dan Perkuliahan Harus Ketat, Apalagi di Jurusan Keguruan

Dosen Memang Harus Pelit Nilai dan Perkuliahan Harus Ketat, apalagi di Jurusan Keguruan

18 April 2024
sekolah kedinasan

Saya Anak STIS dan Beginilah Enaknya Masuk Sekolah Kedinasan

18 Maret 2020
Membaca Salah Satu Buku yang Dibaca Suga BTS, 'Reinventing Your Life' terminal mojok.co

Mahasiswa saat Membeli Buku: Tipe Mereka Berdasarkan Jenjang Semester

28 April 2020
15 Istilah yang Harus Diketahui Mahasiswa Baru Jurusan Sosiologi

15 Istilah yang Harus Diketahui Mahasiswa Baru Jurusan Sosiologi

2 April 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

27 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

28 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.