Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Personality

Betapa Sulitnya Bergaul Dengan Orang yang Baru Hijrah

Iassaswin oleh Iassaswin
21 Juli 2019
A A
Penyesalan Seorang Pembuat Konten Hijrah terhadap Aktivitas Hijrahnya terminal mojok.co

Penyesalan Seorang Pembuat Konten Hijrah terhadap Aktivitas Hijrahnya terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Sebelum memulai secara panjang lebar, saya tekankan terlebih dahulu bahwa tidak semua orang yang hijrah itu seperti apa yang saya ceritakan di sini. Ini hanya perspektif pribadi yang lahir dari empirisme seorang mas-mas yang bingung sekali berkawan dengan orang hijrah.

Ya, hijrah. Adalah fenomena di kalangan pemuda yang hits sejak beberapa tahun ke belakang sampai sekarang. Gerakan religius tersebut menyita banyak perhatian publik sebab terbukti ampuh untuk menarik minat para pemuda-pemudi milenial guna mempelajari agama islam secara mendalam, namun dengan balutan konsep yang lebih kekinian.

Alhasil muncullah akun-akun Instagram dengan mengangkat main theme “hijrah serta keislaman”. Keberadaan akun tadi disinyalir sebagai media dakwah yang tepat guna untuk menyuplai ilmu baru bagi para pemuda-pemudi yang baru saja hijrah. Meski hanya bermodalkan video ceramah satu menit, mereka yakin sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan qalbu. Bila kurang mereka masih bisa belajar dari media dakwah visual seperti Youtube asal jangan ceramah yang panjang-panjang.

Derasnya gelombang hijrah pun turut menyeret beberapa temanku untuk memantapkan diri menjadi lebih anti sosial baik. Sayang beberapa dari kawanku itu, menjadi sangat sulit sekali untuk aku kenali. Sehingga membuat diriku sendiri seolah merasa sulit guna berteman dengan orang yang baru hijrah.

Contoh yang pertama begini. Ada temanku, seorang wanita yang aku tahu dulunya sewaktu SMA, dia nakalnya se-frekuensi denganku. Selepas SMA kami berpisah karena berbeda pilihan jurusan PTS. Aku pun hanya mampu berinteraksi bersama dia lewat kanal media sosial saja.

Dua tahun ke belakang kami diberi kesempatan bertemu. Ternyata dia mau menikah dan memberikan padaku sebuah undangan. Dari situ aku lihat tidak ada yang berubah dari dia, tetap nyeleneh dan asyik seperti pertama aku mengenalnya.

Namun aku tidak menyadari bahwasanya pertemuan itu adalah pertemuan terakhir kami. Pasalnya setelah menikah dia mantap berhijrah sampai-sampai akun social media dan semua nomor milikku Ia blok. Aku pun keheranan serta tak habis pikir “Lho Kok dia jadi kayak gitu ya?”

Akhirnya aku putuskan untuk cari informasi ke temanku yang lain. Usut punya usut menurut keterangan salah seorang teman cewek nya, temanku itu berkata bahwa sejak dia berhijrah, dia hanya ingin bergaul dengan teman sesama jenis saja agar terhindar dari hal-hal yang tidak-tidak. Bahkan dalam profil instagram dia pun menulis “akhwat only” yang artinya hanya saling mem-follow akun sesama wanita saja. Barangkali.

Baca Juga:

4 Jasa yang Tidak Saya Sangka Dijual di Medsos X, dari Titip Menfess sampai Jasa Spam Tagih Utang

Drama Cina: Ending Gitu-gitu Aja, tapi Saya Nggak Pernah Skip Menontonnya

Pengalaman berikutnya aku dapat dari kawanku yang lain. Kali ini Ia seorang lelaki yang dulunya biasa saja, tidak merokok, rajin ibadah, namun tetap asyik untuk aku ajak diskusi. Kadang aku pun membicarakan banyak hal pula baik tentang agama maupun politik dengannya. Dia nampak begitu senang bertukar pikiran dengan bijak.

Akan tetapi hal itu berubah selama setahun ke belakang. Dia yang asyik berubah menjadi orang yang cukup fanatik. Pernah aku berniat membuat sebuah merchandise dengan desain bertuliskan “Ini Bukan Arab” eh dia langsung menegur dengan berargumen bahwa apa yang aku jual cukup menyindir pada agama yang Ia cintai dan perjuangkan. Itu tidak baik dan dia sangat tidak suka.

Awalnya aku kembali keheranan “lah kok dia begitu sih?” Eh setelah aku cari tahu dari postingan-postingan Facebook nya, dia ternyata bergabung dengan grup pengajian yang baru. Selain itu, di samping kehidupan aslinya dia pun nampak selalu sibuk menjadi keyboard warrior beradu argumen tentang Agama di akun Facebook nya. Seolah siaga dan siap, bila ada pandangan agama yang tidak sesuai dengannya, langsung deh dia sikat dengan dalil. Ngeri ya?

Sialnya pengalaman sejenis aku dapatkan lagi dari temanku yang baru hijrah juga. Dalam keseharian dia merupakan seorang wanita yang sangat senang sekali mengobrol dan membicarakan banyak hal. Mulai dari artis korea yang Ia suka, drama yang sedang Ia tonton, buku yang Ia baca, sampai gosip-gosip kuliah yang hanya dia dan tembok kampus yang tahu.

Setelah dua tahun kami lulus, aku pun kehilangan kontak dengan dia. Selang beberapa bulan kemarin aku tanpa sengaja bertemu dia di sebuah mall. Menakjubkan dia sekarang mantap mengenakan hijab syari dengan wana gelap dan tak lupa selalu menjaga pandangannya.

Sebagai kawan lama, aku pun langsung menyapa dan mengulurkan tangan untuk bersalaman. Sayang Ia hanya tersenyum dan memberi tanda salam hanya dari depan dadanya. Aku pun paham maksudnya. Langsung tanpa ragu aku menanyai dia banyak hal, mulai dari basa-basi “mau ke mana?” “sibuk apa?” Sampai dengan hal-hal tentang gosip terbaru yang Ia punya.

Dari banyaknya pertanyaan yang aku ajukan hanya satu jawaban yang Ia lontarkan ialah senyuman dan gelagat terburu-buru pergi. Tentu aku langsung menohok melihat tingkahnya yang aneh. “Kenapa dia tidak se-excited dulu ya?”

Rupa-rupanya bukan hanya penampilan saja yang berubah namun sifatnya juga demikian. Setelah Ia mantap berhijrah, menurut keterangan temanku yang lain Ia pun jadi jarang keluar rumah dan berkumpul seperti biasa. Baginya, berkumpul bersama teman hanya akan melahirkan bahan pergunjingan yang mengarah pada ghibah tentang keburukan dan itu dosa. Ia memilih diam di rumah saja jadinya.

Tapi selain dari pengalaman tadi, ada juga pengalaman berteman dengan seorang yang hijrah yang agak asyik. Ada temanku sebut saja si “A”. Dia sudah berhijrah namun dia tetap asyik serta bersosialisasi seperti biasa. Dia seperti bisa menempatkan diri saat bertemu manusia dan bertemu dengan Tuhan.

Ketika bersama, ya kita asyik aja ngelantur sana-sini, ngobrolin orang, cuma dia paling diem doang. Saat mau ketemu tuhan Ia sholat lebih tepat waktu, bangun waktu malam, sholat tahajud, berdzikir, perbanyak mengaji, dan berbicara yang baik.

Dari pengalaman di atas aku menyadari betul bahwa memang pengalaman spiritual seseorang dalam berhijrah pasti berbeda-berbeda. Ada yang langsung merasa jadi lebih baik dari yang lain, sehingga menghindari yang tidak sebaik dirinya. Ada juga yang langsung merasa lebih buruk dari yang lain, sehingga hanya fokus memperbaiki dirinya.

Memang jelas membingungkan untuk bergaul dengan orang yang baru hijrah. Makanya, aku sendiri kebingungan. Hmm apa setelah menulis ini aku behijrah juga agar tahu cara berteman dengan mereka?

Terakhir diperbarui pada 19 Januari 2022 oleh

Tags: baru hijrahbersosialisasiIslam NusantaraMasuk IslamMedia SosialPergaulan
Iassaswin

Iassaswin

ArtikelTerkait

Tradisi Kupatan sebagai Tanda Berakhirnya Hari Lebaran Masa Lalu Kelam Takbir Keliling di Desa Saya Sunah Idul Fitri Itu Nggak Cuma Pakai Baju Baru, loh! Hal-hal yang Dapat Kita Pelajari dari Langgengnya Serial “Para Pencari Tuhan” Dilema Mudik Tahun Ini yang Nggak Cuma Urusan Tradisi Sepi Job Akibat Pandemi, Pemuka Agama Disantuni Beragama di Tengah Pandemi: Jangan Egois Kita Mudah Tersinggung, karena Kita Mayoritas Ramadan Tahun Ini, Kita Sudah Belajar Apa? Sulitnya Memilih Mode Jilbab yang Bebas Stigma Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Kenapa Kita Sulit Menerima Perbedaan di Media Sosial? Masjid Nabawi: Contoh Masjid yang Ramah Perempuan Surat Cinta untuk Masjid yang Tidak Ramah Perempuan Campaign #WeShouldAlwaysBeKind di Instagram dan Adab Silaturahmi yang Nggak Bikin GR Tarawih di Rumah: Ibadah Sekaligus Muamalah Ramadan dan Pandemi = Peningkatan Kriminalitas? Memetik Pesan Kemanusiaan dari Serial Drama: The World of the Married Mungkinkah Ramadan Menjadi Momen yang Inklusif? Beratnya Menjalani Puasa Saat Istihadhah Menghitung Pengeluaran Kita Kalau Buka Puasa “Sederhana” di Mekkah Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Mengenang Serunya Mengisi Buku Catatan Ramadan Saat SD Belajar Berpuasa dari Pandemi Corona Perlu Diingat: Yang Lebih Arab, Bukan Berarti Lebih Alim Nonton Mukbang Saat Puasa, Bolehkah? Semoga Iklan Bumbu Dapur Edisi Ramadan Tahun Ini yang Masak Nggak Cuma Ibu

Kenapa Kita Sulit Menerima Perbedaan di Media Sosial?

12 Mei 2020
Coki Pardede Nggak Salah, tapi Nggak Lucu Aja terminal mojok.co

Coki Pardede Nggak Salah, tapi Nggak Lucu Aja

23 Desember 2020
Deddy Corbuzier masuk islam

Deddy Corbuzier dan Lahirnya Tiga Golongan yang Membuat Kita Geleng Kepala

22 Juni 2019
media sosial nama akun pakai nama anak itu ngeselin posting foto anak di media sosial mojok.co

Akun Medsos Pribadi Diganti Pakai Nama dan Foto Anak Itu Buat Apa sih?

1 April 2020
Cara Memilih Medsos buat Olshop yang Pengin Ngadain Giveaway giveaway menang cara tips Pengalaman Menang Giveaway dan Tips untuk Memenangkannya

Pengalaman Menang Giveaway dan Tips untuk Memenangkannya

16 Januari 2020
Bahaya Influencer Nakal: Tarif Endorse Jutaan, Insight Konten Penuh Kepalsuan!

Bahaya Influencer Nakal: Tarif Endorse Jutaan, Insight Konten Penuh Kepalsuan!

18 Oktober 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Saya Hidup Cukup Lama hingga Bisa Melihat Wonosobo yang Daerah Pegunungan Itu Kebanjiran Mojok.co

Saya Hidup Cukup Lama hingga Bisa Melihat Wonosobo yang Daerah Pegunungan Itu Kebanjiran

12 Desember 2025
KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

18 Desember 2025
Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban
  • Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan
  • Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega
  • Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba
  • Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya
  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.