• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Betapa Menyebalkannya Jika Dosen Filsafat yang Mengajarmu Adalah Seorang Fundamentalis Agama

Raihan Rizkuloh Gantiar Putra oleh Raihan Rizkuloh Gantiar Putra
2 Maret 2021
A A
Betapa Menyebalkannya Jika Dosen Filsafat yang Mengajarmu Adalah Seorang Fundamentalis Agama

Mempertanyakan Agama dan Eksistensi Tuhan Adalah Hal yang Wajar terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Di semester 4 ini, saya mendapat mata kuliah wajib fakultas, yakni Dasar-Dasar Filsafat atau DDF. Sebagai orang yang cukup tertarik pada bidang ini, terlebih memang di kampus saya tak ada jurusan khusus filsafat, agaknya mata kuliah tersebut akan berjalan seseru dan semenarik pembahasan filsafat seperti yang dibawakan Martin Suryajaya atau Syarif Maulana. Setidaknya begitulah bayangan saya ketika mengikuti mata kuliah ini.

Namun, bayangan itu hancur bak gelas yang dipecahkan di puisinya Rangga AADC. Dosen filsafat saya ini malah membikin saya senewen seharian. Di pertemuan awal, di sesi perkenalan, tidak seperti dosen-dosen filsafat lainnya, beliau malah mempertanyakan sesuatu yang, menurut saya, aneh dan nggak relevan. Ya, beliau MENANYAKAN apa agama yang dianut oleh setiap mahasiswanya. Saya sudah menulis ini di Pena Budaya, Pers Mahasiswa fakultas saya. Jika Anda penasaran seperti apa, sila lihat sendiri.

Seminggu berselang, saya dan kawan-kawan lain disuruh untuk melakukan presentasi mengenai “sejarah filsafat”. Singkat cerita, kami menjelaskan apa-apa saja yang membikin filsafat ini muncul, bagaimana awal mula sejarahnya dari zaman Yunani kuno hingga masa sekarang, berikut juga tokoh-tokoh berpengaruh dari setiap zaman tersebut.

Setelah selesai presentasi dan melakukan sesi tanya jawab, agaknya persepsi bahwa mata kuliah DDF yang, menurut saya, lebih mirip mata kuliah “menyelamatkan agama” ini terpatahkan karena dosen filsafat saya sudah berhenti memakai ayat-ayat suci dari suatu agama ketika menanggapi presentasi saya dan kawan-kawan.

Namun, angan-angan hanyalah angan-angan. Ketika beliau mencoba merekonstruksi kembali sejarah filsafat, sentimen agama ternyata masih terus dipakai, dong! Saya ingat betul ketika Bapak ini menjelaskan bahwa Thales, filsuf pertama di dunia itu, yang bilang bahwa alam semesta ini terbuat dari air, ternyata, menurut beliau, memiliki kesamaan lho dengan Al-Qur’an! Wow! Saya tercengang dibuatnya.

Lalu, kemudian beliau menjelaskan kepada kami ayat-ayat yang menunjukan bahwa perkataan Thales sama dengan kitab suci dari agama yang dianutnya. Ini bikin saya muntab. Bukan karena saya anti-agama, tapi tahu diri lah, kan mahasiswa-mahasiswa di ruang Google Meet ini bukan penganut satu agama doang (Islam). Kalo ini mahasiswa UIN, IAIN, atau universitas-universitas Islam, sih, saya fine-fine saja.

Lha, ini? Kampus negeri, Bos! Mereka berasal dari berbagai macam latar belakang agama, suku, etnis, dan ras. Kalo dosen filsafatnya macam gini, rasanya kita masih jauh untuk berbicara saling toleransi. Lagi pula, apa Pak Dosen nggak bisa apa untuk nggak mengaitkan setiap ajaran filsuf dengan ayat-ayat suci dulu? Bukan apa-apa, yang saya khawatirkan ini mirip seperti zaman abad pertengahan, lho, Pak, di mana filsafat tidak boleh melebihi dan harus tunduk pada doktrin agama. Ini jelas membikin mahasiswa takut berpendapat karena khawatir bersilangan dengan agama Pak Dosen.

Tak berhenti sampai di situ, dosen saya ini makin aneh-aneh ketika beliau menjelaskan lagi tentang zaman abad pertengahan. Kita semua tahu, Galileo Galilei pernah dihukum penjara sampai mati karena mencetuskan paham heliosentrisme (matahari sebagai pusat semesta) yang oleh Gereja dianggap sesat. Kemudian, ia nyeletuk, “Jadi bukan Islam, Saudara (yang sampai hati membunuh seseorang yang berbeda pendapat). Mohon maaf ini, bukan saya bermaksud menjelekkan, tapi sejarahnya bilang begitu (bahwa Gereja dan Kristen lah yang melakukannya).”

Saya hanya bisa ketawa-ketawa saja saat itu dan sedikit muntab juga, sih, kalo dipikir-pikir. Ya saya paham kalo waktu abad pertengahan Gereja memonopoli kebenaran. Tapi, untuk apa sih, Pak, menambahkannya lagi dengan mengatakan, “Jadi bukan Islam, saudara”? Kan, ngaco sekali jalan pikiran beliau ini! Ingin rasanya saya bilang bahwa penganut Islam (penganut lho,ya, bukan agamanya) juga tak suci-suci amat, kok. Ada banyak sekali oknum yang mengaku beragama Islam tapi suka sekali menggebuk mereka yang berbeda pendapat. Pun, di abad pertengahan sendiri, yang salah ya penganutnya. Bukan agamanya.

Bagi saya, meskipun cara menyampaikan materi dosen filsafat ini terkesan sopan dan syahdu, ia tak lebih dari seorang fundamentalis yang rela melakukan apa pun demi menjaga marwah agamanya, bahkan sampai harus merendahkan agama lain yang sebetulnya tidak perlu disebut. Sekali lagi, saya bukan berarti membenci agama atau semacamnya. Hanya saja, mendasarkan kebenaran melalui agama pribadi, lebih-lebih di ruang yang heterogen, sama sekali tak mencerminkan filsafat itu sendiri.

Tapi, yah, mungkin ini sesuai dengan prediksi saya. Yang saya pelajari ini bukan Dasar-Dasar Filsafat melainkan Dasar-Dasar Menyelamatkan Agama.

BACA JUGA Persikab Kabupaten Bandung Mati di Tanahnya Sendiri dan tulisan Raihan Rizkuloh Gantiar Putra lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 2 Maret 2021 oleh

Tags: dosen filsafatfundamentalis agama

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Raihan Rizkuloh Gantiar Putra

Raihan Rizkuloh Gantiar Putra

Duh, lieur kieu euy.

ArtikelTerkait

No Content Available
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
kaya braus Gabi braun terminalmojok

Kaya Braus dan Gabi Braun Tidak Bisa Disalahkan, Mereka Adalah Korban

grammar yang baik code switching skor toefl 550 aplikasi belajar bahasa inggris grammar toefl bahasa inggris cara belajar bahasa inggris mojok.co

Code Switching Itu Sah-sah Saja, Nggak Perlu Lebay Protesnya

Bantahan soal Armin Arlert yang Dianggap Nggak Penting Lagi di AoT. Jangan Ngadi-ngadi lah mojok.co/terminal

Armin Arlert Sekarang Jadi Karakter Tidak Penting di ‘Attack on Titan’ Final Season



Terpopuler Sepekan

6 Dosa Penjual Nasi Padang yang Bukan Orang Minang Terminal Mojok
Kuliner

6 Dosa Penjual Nasi Padang yang Bukan Orang Minang Asli

oleh Tiara Uci
25 Januari 2023

Tobat, klean.

Baca selengkapnya
Dilema Agen Elpiji Pertamina: Ambil Untung Besar Kena Masalah, Ambil Untung Kecil Bangkrut

Dilema Pangkalan Elpiji Pertamina: Ambil Untung Besar Kena Masalah, Ambil Untung Kecil Bangkrut

26 Januari 2023
Solo di Mata Orang Jogja: Solo Dipandang Rendah, tapi Lebih Menjanjikan

Solo (Layak) Mulai Melesat, Jogja Perlahan (dan Pasti) Ditinggal Wisatawan

26 Januari 2023
Olahraga Lari Adalah Olahraga Murah, Murah Pala Bapak Kau

Olahraga Lari Adalah Olahraga Murah, Murah Pala Bapak Kau

19 Januari 2023
Derita Tinggal di Pertashop- Sebuah Warisan yang Meresahkan (Foto milik penulis)

Derita Tinggal di Pertashop: Bisnis Warisan yang Meresahkan

24 Januari 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=FyQArYSNffI&t=47s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .