Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Berhenti Sebut Semua Wilayah di DIY dengan Sebutan Yogyakarta

Arsyi Aldrin oleh Arsyi Aldrin
23 Maret 2020
A A
Berhenti Sebut Semua Wilayah di DIY dengan Sebutan Yogyakarta
Share on FacebookShare on Twitter

Siapa yang tidak mengenal Yogyakarta? Daerah istimewa di tengah Pulau Jawa ini memiliki beragam tempat menarik untuk dikunjungi dan sering menjadi destinasi wisata. Namun, orang-orang yang menganggapnya sebagai destinasi wisata ini belum tentu tahu apa itu Yogyakarta.

Dalam bayangan mereka, tampaknya kata Yogyakarta tidak memiliki arti dan batasan yang jelas. Wong Candi Borobudur yang jelas-jelas berada di Magelang masih dianggap sebagai wilayah Yogyakarta. Kok bisa, ya?

Begini, Yogyakarta setidaknya berafiliasi dengan kota, provinsi, dan kesultanan. Kalau mau ditambah, ada pula Yogyakarta sebagai aliran budaya. Entah itu masyarakat, kesenian, atau kepercayaan. Namun, untuk permasalahan kali ini, kita padatkan saja jadi tiga biar gampang.

Yogyakarta sebagai kota tampaknya menjadi yang paling populer di ingatan orang-orang. Bagaimana tidak? Nama-nama besar banyak menghuni kategori ini. Tugu Pal Putih, Malioboro, Pasar Beringharjo, Benteng Vredeburg, Keraton, Tamansari, sampai Gembira Loka. Minder toh liat nama-nama ini jadi representasi Yogyakarta? Jadinya, apa yang melekat di ingatan orang-orang ya hanya tempat-tempat itu saja dan terbilang sempit.

Padahal, ia juga berdiri sebagai daerah istimewa. Nah, daerah istimewa itu wilayah setingkat provinsi pada umumnya, tetapi ya itu, dia daerah istimewa. Di Indonesia, bukan hanya Yogya yang punya predikat begini, Jakarta dan Aceh juga daerah istimewa. Bedanya, Jakarta dijadikan wilayah setingkat provinsi karena saking besar kotanya dan Aceh dijadikan daerah istimewa karena alasan sosio-kultural, mirip-mirip sama Yogyakarta.

Lanjut. Sampai mana tadi? Oh iya, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Untuk menjadi daerah istimewa, Kota Yogya juga ditemani empat kabupaten yakni Sleman, Kulon Progo, Gunungkidul, dan Bantul. Keempat wilayah ini layak mendapat sorotan yang sama dengan Kota Yogyakarta. Sehingga, orang-orang tidak hanya mengenal Yogyakarta lagi dan lagi. Entah sebagai kota maupun daerah istimewa. Wong sebetulnya, keempat wilayah ini ya sama-sama keren.

Di utara, berdiri Kabupaten Sleman sebagai the most valuable player-nya Yogya. Mengapa? Sebab, Sleman merupakan wilayah paling kaya di Yogyakarta yang ditunjang pusat perbelanjaan macam Hartono Mall dan kolega-koleganya; objek wisata macam Candi Prambanan beserta saudara-saudaranya; perguruan tinggi negeri macam UGM beserta kawan-kawannya; dan semua hal lainnya yang bisa diuangkan ada di Sleman. Barangkali, yang sebelumnya kalian tahu ada di Kota Yogyakarta ternyata ada di Sleman. Coba tanya mbahmu itu–Google maksudnya.

Baca Juga:

3 Tempat Wisata Gunungkidul yang Layak Dikunjungi Berkali-kali

Kasihan Solo, Selalu Dibandingkan dengan Jogja, padahal Perbandingannya Kerap Tidak Adil!

Bergeser sedikit ke barat, terdapat Kabupaten Kulon Progo yang namanya diambil dari letak wilayahnya yang berada di sisi barat Sungai Progo sehingga namanya ya Kulon Progo. Kabupaten yang beribukota di Wates ini sedang pesat berkembang. Selain beragam objek wisata, proyek bandar udara internasional–yang akan menggantikan bandar udara Adisucipto–juga akan rampung untuk menunjang perkembangan Kulon Progo. Sehingga, orang-orang akan mulai mengingat bandar udara baru Kulon Progo.

Berbicara soal perkembangan wilayah, Kabupaten Gunungkidul juga dalam kondisi setali tiga uang. Pernah dengar Goa Pindul? Pantai Baron? atau Gunung Api Purba? Itu lho sing ning langgeran Wonosari Yogjokarto hehehe. Tempat-tempat tersebut merupakan harta karun tersembunyi yang ada di Gunungkidul. Meskipun, menurut saya, tempat-tempat tersebut terbilang cukup jauh dari Kota Yogya. Wong tempat-tempat tersebut jaraknya mirip-mirip seperti dari Yogya ke Surakarta. Itu hanya pendapat, tetapi yang jelas sih Gunungkidul itu Handayani dan sangat layak untuk dikunjungi.

Terakhir, terdapat Kabupaten Bantul yang mirip-mirip kasusnya dengan Sleman karena wilayahnya mengitari Kota Yogyakarta di sisi barat, selatan, dan timur. Meskipun begitu, hiruk pikuk kota lebih banyak terarah ke utara sehingga Bantul hanya melihat dari bayangan hehehe. Gimana analoginya? Kurang, ya? Oke, lanjut.

Intinya, Bantul juga punya daya tarik tersendiri yang tidak kalah dibanding teman-teman seperkabupatenannya. Salah satunya, menurut saya, mistisnya pantai selatan itu hanya ada di Bantul dan tidak berlaku untuk wilayah Kulon Progo atau Gunungkidul. Soalnya, Pantai Parangtritis dan Parangkusumo yang melegenda itu hanya ada di sini dan tidak ada di tempat lain. Selain itu, tempat yang tidak kalah mistisnya adalah makam raja-raja Mataram di Imogiri. Di sana, terdapat misteri tiga anak tangga dan mitos jumlah anak tangga yang banyak dipercayai orang-orang. Begitulah pokoknya.

Berbicara soal Imogiri, harusnya sih bisa dikaitkan dengan bahasan soal Yogya sebagai kesultanan. Baiklah, mari kita coba. Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta merupakan pecahan dari Kesultanan Mataram pada abad ke-18. Sejak masa Sultan Agung, Imogiri dijadikan tempat peristirahatan terakhir bagi raja-raja Mataram setelah dan termasuk dirinya. Hal tersebut juga berlaku setelah Mataram terpecah menjadi Surakarta dan Yogyakarta. Bagaimana? Nyambung toh? Hehehe.

Namun, bukan itu inti dari Yogyakarta sebagai kesultanan. Sebelum Indonesia ada, Kesultanan Yogyakarta telah berdiri dan memiliki wilayah kekuasaannya sendiri. Pembagian wilayahnya terdiri atas Kuthanegara, Negaragung, dan Mancanegara. Wilayah Kuthanegara dan Negaragung, kurang lebih, berada pada lingkup Daerah Istimewa Yogyakarta masa kini.

Permasalahannya ada di wilayah Mancanegara. Wilayah tersebut meliputi Madiun, Kertosono, Jipang (Bojonegoro), Japan (Mojokerto), dan Grobogan. Setidaknya, itulah yang tertulis di buku Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500–1900 Dari Emporium Sampai Imporium karya almarhum Profesor Sartono Kartodirdjo. Sehingga, kembali ke permasalahan awal, wilayah Madiun di Jawa Timur merupakan wilayah Yogyakarta jika dilihat secara kultural-historis. Baru tahu toh kalian?

Itulah sebabnya, orang-orang yang datang ke Yogyakarta perlu mengetahui arti dan batas penggunaan kata Yogyakarta karena setidaknya dapat berafiliasi dengan tiga kategori di atas. Masa iya Candi Borobudur dan Madiun termasuk wilayah Yogyakarta? Masa iya bandar udara baru di Kulon Progo disebut Yogyakarta? Masyarakat lokal di sana pasti lebih mengenal daerah tersebut sebagai Wates atau bahkan Temon.

Maka dari itu, sebutlah nama-nama wilayah tersebut karena mereka juga sama-sama berkontribusi pada keberlangsungan hidup Daerah Istimewa Yogyakata. Wilayah-wilayah lokal tersebut layak mendapat pengakuan yang sama seperti halnya Yogyakarta. Biarlah dunia tahu di mana itu Banguntapan, Godean, Imogiri, Patuk, dan Sentolo berada karena mereka juga bagian dari Yogyakarta. Begitu ya, kawan-kawan!

BACA JUGA Jangan Bawa Pacarmu ke Prambanan: Nanti Putus! atau tulisan Arsyi Aldrin lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 7 November 2021 oleh

Tags: diyGunungkidulYogyakarta
Arsyi Aldrin

Arsyi Aldrin

Mahasiswa asal Bogor yang semakin betah tinggal di Yogyakarta.

ArtikelTerkait

4 Kesamaan Bekasi dengan Yogyakarta Jakarta

4 Kesamaan Bekasi dengan Yogyakarta

21 Mei 2022
thomas stamford raffles perampasan keraton jogja geger spehi perang spehi sepoy mojok.co

Ketika Raffles Merampas Harta Pusaka Keraton Yogyakarta

25 September 2020
5 Kerajaan Jin di Jogja Paling Ikonik yang Menyimpan Kisah Unik (Unsplash)

5 Kerajaan Jin Mengepung Jogja, Bukti Provinsi Ini Memang Ikonik dan Menyimpan Banyak Kisah Unik

4 Juni 2024
Saoto Bathok Mbah Katro, Soto Unik dengan Rasa yang Ciamik

Saoto Bathok Mbah Katro, Soto Unik dengan Rasa yang Ciamik

4 Februari 2022
4 Alasan Gunungkidul Nggak Perlu Bangun Mal, Salah Satunya Merugikan Warga Bumi Handayani!

4 Alasan Gunungkidul Nggak Perlu Bangun Mal, Salah Satunya Merugikan Warga Bumi Handayani!

12 Mei 2025
3 Dosa Jalan Bantul yang Membuat Warga Lokal seperti Saya Sering Apes ketika Melewatinya Mojok.co

3 Dosa Jalan Bantul yang Membuat Warga Lokal seperti Saya Sering Apes ketika Melewatinya

5 September 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025
4 Hal yang Membuat Orang Salatiga seperti Saya Kaget Ketika Hidup di Solo Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Salatiga seperti Saya Kaget ketika Hidup di Solo

12 Desember 2025
Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

17 Desember 2025
Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025
Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
Mio Soul GT Motor Yamaha yang Irit, Murah, dan Timeless (Unsplash) yamaha mx king, jupiter mx 135 yamaha vega zr yamaha byson yamaha soul

Yamaha Soul Karbu 113 cc: Harga Seken 3 Jutaan, tapi Konsumsi BBM Bikin Nyesek

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban
  • Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan
  • Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega
  • Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba
  • Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya
  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.