Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Acara TV

Berhenti Menghujat dan Ingin Mukulin Dennis, sebab Dia Layak untuk Dipercaya dan Mendapat Pelukan

Raihan Muhammad oleh Raihan Muhammad
12 April 2025
A A
Berhenti Menghujat dan Ingin Mukulin Dennis, sebab Dia Layak untuk Dipercaya dan Mendapat Pelukan

Berhenti Menghujat dan Ingin Mukulin Dennis, sebab Dia Layak untuk Dipercaya dan Mendapat Pelukan

Share on FacebookShare on Twitter

Di dunia Adit Sopo Jarwo, tiap karakter punya peran masing-masing. Adit jadi pemimpin, Jarwo jadi pengacau, Sopo jadi sidekick yang agak lambat mikirnya, lalu, Dennis Dontol, DPO warga Indonesia. Bocah gempal, penakut ini nyaris nggak pernah dilepas dari bayang-bayang Adit. Sayangnya, karena sifat-sifat inilah Dennis justru jadi korban meme dan ejekan, padahal perannya nggak bisa diremehkan begitu saja.

Dennis memang bukan anak yang gagah berani, apalagi mandiri. Tapi siapa bilang keberanian selalu harus lantang dan berbadan tegap? Justru di situlah letak kekuatan Dennis. Dia selalu ada, bahkan kalau dia takut, dia tetap ikut, tetap setia, tetap mendampingi. Dalam dunia nyata, teman model begini langka. Banyak yang sok kuat di depan tapi kabur duluan pas masalah datang. Dennis nggak gitu. Dia bertahan, walau kadang sambil gemeteran.

Jadi sebelum kita terlalu jauh menertawakan Dennis Dontol karena badannya yang bulat atau keberaniannya yang cuma 2%—itu pun kalau lagi nggak ngantuk—mungkin kita perlu mundur selangkah. Lihat lagi, siapa teman yang sebenarnya lebih pantas kita peluk daripada kita jadikan bahan bercandaan. Bisa jadi, teman sejatimu itu… ya, seperti Dennis di serial Adit Sopo Jarwo.

Jadi penakut nggak sama dengan jadi pengecut

Banyak yang salah kaprah soal keberanian. Seolah-olah, kalau nggak berani lompat dari atap rumah atau lawan preman kampung, ya pasti pengecut. Padahal, jadi penakut itu manusiawi. Yang jadi masalah adalah ketika rasa takut itu bikin orang lari dari tanggung jawab. Nah, Dennis? Dia takut, iya. Tapi kabur? Nggak juga.

Kalau ada kejadian aneh di kampung, dari mulai Jarwo ngutang ke tukang bakso sampai Adel hilang dari rumah, Dennis tetap ikut keliling. Meski sepanjang jalan dia nyebutin doa apa aja yang dia hapal, dia nggak pernah ninggalin Adit. Dan itu bukan hal kecil. Karena di kehidupan nyata, teman kayak gitu seringnya cuma muncul di caption “teman sejati itu…” pas ulang tahun, bukan di saat kita butuh ditemani beneran.

Dennis mungkin nggak vokal. Dia bukan tokoh utama yang selalu ambil keputusan besar. Tapi dalam banyak episode, kehadirannya justru yang bikin suasana jadi lebih hangat. Dia adalah pengingat bahwa jadi kuat itu nggak melulu soal otot atau suara keras. Kadang, cukup dengan nggak ninggalin temen saat takut aja, itu udah lebih dari cukup.

Dennis itu cucu Eyang Habibie, masak masih mau diremehin?

Banyak yang nggak tahu (atau pura-pura lupa) kalau di jagat semesta Adit Sopo Jarwo, Dennis bukan anak sembarangan. Dia dikisahkan sebagai cucunya B.J. Habibie. Ya, Eyang Habibie yang itu, teknokrat, negarawan, dan presiden paling romantis se-Indonesia Raya. Jadi kalau kamu masih ngecengin Dennis cuma karena badannya gempal dan langkahnya pelan, mungkin kamu belum cukup mengenal nilai keturunan.

Mewarisi darah Eyang Habibie tentu bukan perkara prestasi semata, tapi juga tentang kerendahan hati, ketekunan, dan kecerdasan yang nggak selalu ditunjukkan dengan kata-kata. Dennis memang nggak pernah bikin pesawat, tapi dia tahu cara menjaga hubungan pertemanan tetap terbang meski sayapnya gemetar. Dia nggak jago debat, tapi dia tahu kapan harus diam dan tetap ada.

Baca Juga:

5 Kekacauan yang Mungkin Terjadi Kalau Dennis Masuk Upin Ipin Universe dan Jadi Warga Kampung Durian Runtuh

Dennis Nggak Ada Apa-apanya ketimbang Nobita, Tokoh Paling Beban dan Nggak Tahu Diri!

Jadi ya, kalau lain kali kamu lihat Dennis jalan pelan sambil panik dibuntuti masalah, ingat: dia itu bukan sembarang bocah. Dia cucunya Eyang Habibie. Dan mungkin, dalam bentuk paling sederhana, dia adalah pengingat bahwa kehebatan bisa datang dengan cara yang tenang, gemuk, dan sedikit takut-takut, tapi selalu tulus.

Karena eksistensi nggak harus heboh untuk bisa bermakna

Di dunia yang riuh dengan sorotan, kita sering kali lupa bahwa yang diam bukan berarti nggak berharga. Eksistensi Dennis Dontol adalah bukti bahwa makna hidup nggak selalu datang dari yang lantang, populer, atau viral. Kadang, justru dari yang hadir tanpa pamrih, yang takut tapi tetap maju, yang nggak hebat tapi selalu ada. Dennis hidup dalam ruang sunyi, tapi dari sanalah ia memberi terang: bahwa jadi teman sejati nggak butuh panggung, cukup butuh hati yang tulus dan kaki yang tetap melangkah meski gemetar.

Kalau dunia ini makin ramai dengan orang yang tampil untuk diakui, mungkin saatnya kita balik bertanya: siapa yang tetap tinggal saat lampu sorot mati? Jawabannya bisa jadi adalah Dennis, atau orang-orang di sekitarmu yang mirip Dennis. Yang mungkin nggak banyak omong, nggak terlalu percaya diri, tapi keberadaannya bikin hati tenang.

Dan buat kita yang kadang merasa “nggak spesial-spesial amat”, Dennis juga kasih harapan. Bahwa kita nggak harus jadi protagonis untuk bisa bermakna. Cukup jadi diri sendiri, tetap baik meski diremehkan, dan setia walau nggak dianggap. Karena di akhir cerita, yang akan dikenang bukan siapa yang paling bersinar, tapi siapa yang paling tulus menemani.

Dennis itu apa adanya, nggak munafik

Dennis nggak pernah sok jago, nggak pernah pura-pura berani, dan apalagi sok dewasa demi kelihatan keren. Dia takut, ya dia bilang takut. Dia gempal, ya dia nggak nutup-nutupin. Dennis bukan tipe yang pura-pura tahu semuanya, lalu kasih saran hidup padahal dirinya sendiri juga bingung. Justru di situlah letak keistimewaan Dennis—dia nyaman jadi dirinya sendiri. Dan itu bukan hal gampang, apalagi di zaman sekarang, di mana jadi real aja kadang bikin kita dikira kurang usaha.

Banyak orang di sekitar kita yang sibuk nyari pengakuan. Nge-post pencapaian, nutupin kekurangan, atau bahkan jadi orang lain biar diterima. Tapi Dennis? Dia nggak main gimmick. Dia tahu dia penakut, tahu dia sering ngerepotin, tapi dia juga tahu: jadi teman yang setia lebih penting daripada pencitraan. Nggak semua orang berani tampil apa adanya, apalagi di depan kamera. Tapi Dennis? Dari awal sampai akhir episode, dia tetap Dennis—si bocah bulat yang kadang gemeteran tapi nggak pernah ninggalin temannya.

Dennis adalah oase

Di dunia yang makin ribut dan penuh editan, kehadiran tokoh kayak Dennis Dontol itu semacam oase. Dia jadi pengingat bahwa kesetiaan nggak butuh packaging, dan keberanian nggak harus diiklankan. Kadang, cukup dengan hadir di saat teman butuh aja, itu udah lebih dari cukup. Jadi, kalau kamu punya teman yang mungkin nggak sempurna, nggak banyak gaya, tapi selalu ada dan jujur jadi dirinya—jangan ditertawakan. Dipeluk. Dihargai. Didoakan semoga tetap seperti Dennis.

Jika ada 100 orang yang membela Dennis, aku salah satunya. Jika tinggal 10, aku tetap di barisan itu. Dan kalau hanya tersisa satu orang yang percaya Dennis layak dihargai, maka akulah orangnya. Karena Dennis bukan sekadar tokoh kartun—dia lambang kesetiaan yang tenang, yang tetap ada meski sering diremehkan.

Penulis: Raihan Muhammad
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Melihat Realitas Kesenjangan Sosial dari Sosok Sopo dan Jarwo

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 12 April 2025 oleh

Tags: adit sopo jarwodennisHabibie
Raihan Muhammad

Raihan Muhammad

Manusia biasa yang senantiasa menjadi pemulung ilmu dan pengepul pengetahuan.

ArtikelTerkait

Bukan 'Nussa', Serial Animasi dalam Negeri Terbaik Adalah Keluarga Somat terminal mojok.co

Bukan ‘Nussa’, Serial Animasi dalam Negeri Terbaik Adalah ‘Keluarga Somat’

18 Juli 2021
5 Kekacauan yang Mungkin Terjadi Kalau Dennis Masuk Upin Ipin Universe dan Jadi Warga Kampung Durian Runtuh kuliah di malang

5 Kekacauan yang Mungkin Terjadi Kalau Dennis Masuk Upin Ipin Universe dan Jadi Warga Kampung Durian Runtuh

26 April 2025
Dennis Nggak Ada Apa-apanya ketimbang Nobita, Tokoh Paling Beban dan Nggak Tahu Diri!

Dennis Nggak Ada Apa-apanya ketimbang Nobita, Tokoh Paling Beban dan Nggak Tahu Diri!

19 April 2025
Belajar Kesenjangan Sosial dari Sosok Sopo dan Jarwo dalam Animasi 'Adit Sopo Jarwo' terminal mojok

Melihat Realitas Kesenjangan Sosial dari Sosok Sopo dan Jarwo

25 Mei 2021
3 Karakter Serial Upin Ipin yang Tak Kalah Cengeng dari Fizi adit sopo jarwo

Serial Adit Sopo Jarwo Akan Selalu Dibayang-bayangi Upin Ipin kalau Masih Gitu-gitu Aja

4 April 2025
Kemdikbud, Kementerian Paling Red Flag di Penyelenggaraan Seleksi CPNS 2024 adit sopo jarwo dennis

Dennis, Tokoh Paling Redflag dalam Serial Adit dan Sopo Jarwo, Nggak Tahu Diri dan Sering Jadi Beban

15 Februari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.