Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Benarkah Jogja Berhati Mantan?

Reni Soengkunie oleh Reni Soengkunie
16 Oktober 2019
A A
Jogja Berhati Mantan

Memblokir Mantan Atau Tetap Berkomunikasi dengan Mantan, Mana yang Benar?

Share on FacebookShare on Twitter

Jogja itu sebenarnya berhati nyaman. Kata orang kayak hatinya mantan, sudah nyaman tapi harus berakhir putus. Begitu pun dengan Jogja bagi saya. Sudah nyaman-nyaman tinggal di sana, pada akhirnya saya harus hengkang dari Kota Gudeg itu untuk merantau. Jadi tiap kali ingat Jogja itu sudah seperti mengenang mantan saja.

Bagaimana pun juga, saya pernah tinggal lama di sana. Pernah mengalami suka duka dan memiliki banyak cerita di dalamnya, tentu rasa kangen itu akan menggelayuti hidup saya sampai kapan pun. Meski kini saya tinggal di kota lain dan sudah mengganti nama kota lain sebagai domisili tempat tinggal saya di KTP. Tapi bagaimana pun juga, tempat lahir saya masih bertuliskan Sleman mau saya pindah ke mana pun juga. Sampai kapan pun Jogja akan menjadi jati diri di mana saya berasal.

Mantan juga punya cerita yang tak jauh beda. Meski kini saya sudah bersama orang lain, tapi tak bisa dipungkiri bahwa dia pernah menjadi bagian dari hidup saya. Pernah mengisi hari-hari saya di masa lalu dengan begitu banyak kenangan. Jadi sampai kapan pun juga, saya tak mungkin bisa menghapus cerita bersama mantan dalam perjalanan hidup saya.

Saya masih ingat kali pertama saya pergi merantau untuk bekerja di luar pulau. Saat itu saya diantar keluarga untuk naik bus. Meski ibu saya menangis sesenggukan sambil memeluk anak bungsunya yang akan merantau, saya tak ikut menangis. Kala itu saya berpikir bahwa saya tak mau membuat ibu saya bersedih. Saya ingin meyakinkan beliau, bahwa saya baik-baik saja merantau. Padahal dalam hati yah remuk, mana ada sih anak yang mau pergi jauh dari orangtua yang menyayanginya.

Saya melihat teman-teman yang pergi bersama saya itu menangis semua karena sebuah perpisahan. Saya baru tahu, dalam perpisahan itu ternyata saya bisa lebih kuat saat saya yang meninggalkan bukan saat saya ditinggalkan. Coba kalau saya yang ditinggalkan, pasti sudah mewek berjilid-jilid. Saat semua teman saya sudah berhenti menangis dan bus mulai berangkat. Saya menempelkan kepala di kaca bus sambil melihat jalanan Ringroad yang membelah Kota Jogja.

Tiba-tiba saja saya menangis sesenggukan melihat jalanan di kota Jogja ini. Saya tak menyangka akan tiba suatu hari di mana saya akan pergi dari Jogja yang selama ini begitu penuh kasih membesarkan saya hingga tumbuh menjadi dewasa.

Setiap jalan yang saya lalui ini terlihat gambaran di mana saya suka melintasi jalanan itu bersama keluarga ataupun teman-teman saya. Pernah juga bersamanya menjelajahi kota Jogja sambil disengat panasnya matahari, diguyur gerimis hingga hujan yang lebat. Ternyata melepaskan sesuatu yang begitu cintai itu sangat berat.

Mantan pun juga sama. Ada banyak cerita yang sudah dilalui bersama. Sebuah chat-chat yang memenuhi WhatsApp. Sebuah deretan namanya yang ada di daftar panggilan masuk, panggilan tak terjawab, ataupun panggilan keluar. Sebuah foto bersama yang memenuhi galeri handphone. Serta cerita indah yang dibagikan di media sosial. Semua itu pernah menjadi bagian dari cerita indah saya, sehingga untuk keluar dan melepas dari hatinya itu terasa berat.

Baca Juga:

4 Gudeg Jogja yang Rasanya Enak dan Cocok di Lidah Wisatawan

Dosa Penjual Gudeg Emperan di Jogja yang Menjebak Pembeli

Ada banyak cerita menyenangkan yang saya ukir di kota Jogja. Pernah kesasar sampai Pasar Kembang saat saya pertama kali pergi ke Malioboro. Pernah berjam-jam keliling Shopping untuk melihat-lihat buku. Dalam hati saya selalu berkata, “nanti suatu hari kalau saya sudah kerja dan punya uang saya bakalan balik lagi ke sini buat borong buku, sekarang cukup lihat-lihat saja.” Makanya tiap balik ke Jogja dan melintas di jalan dekat Shopping itu kayak mau nangis kalau ingat zaman dulu pengen beli buku tapi nggak punya uang pas masih sekolah.

Jogja juga pernah memberi cerita menyebalkan dan membuat saya ingin menangis di pinggir jalan. Di jalan Kaliurang (Jakal) misalnya, jalan itu selalu menjadi jalan langganan saya kebanan alias ban bocor. Kalau saya hitung-hitung kayaknya sudah hampir sepuluh kali lebih saya kebanan di jalan itu. Nggak tahu kenapa, jalan itu kok kalau sama saya gitu banget ya. hehe

Saya pernah juga saya mengalami kecelakan motor di Jalan Palagan saat sore-sore pulang dari main. Pernah juga tas saya di-cutter oleh pencopet saat di Malioboro, tapi duitnya nggak hilang. Soalnya nggak bawa duit juga sih saat itu. Pernah juga ketilang polisi bolak-balik di Jalan Magelang. Juga pernah dikejar polisi di perempatan Gramedia Jogja karena melintasi jalan searah. Sumpah, saat itu tuh kami nggak tahu kalau itu jalan searah. Duh, orang Jogja gunung macem saya kalau turun ke kota mah gini yah: katrok!

Tiap kali kembali ke Jogja itu saya selalu melihat potret-potret kenangan masa lalu. Tawa teman-teman saya yang menggaung di sepanjang jalan yang pernah kami lewati semua. Sudut-sudut kota yang pernah saya datangi bersama orang yang spesial. Jogja itu seolah menyegel saya untuk tetap terkenang dan bernostalgia kana masa lalu.

Bagaimana pun mantan, dia merupakan seseorang yang pernah menjadi tokoh utama di cerita hidup saya. Dia pernah menemani saya menulis cerita yang sama. Walaupun pada akhirnya harus berpisah, tapi sebenarnya tak ada yang benar-benar bisa saya lupakan. Mungkin iya saya bisa berdamai dengan masa lalu, tapi untuk melupakan seseorang yang pernah singgah dalam hidup saya itu rasanya tak mungkin.

Semua cerita merupakan proses panjang untuk membentuk saya hingga saat ini. Namun ada hal yang membedakan Jogja dengan mantan, sekarang ini jika kangen saya mungkin bisa bolak-balik pulang ke Jogja, tapi kalau kangen mantan, mana bisa kembali? Jadi Jogja itu lebih dari hati seorang mantan, karena kita bisa pulang kapan pun kita mau dan merasa kangen.

Katanya Jogja itu terbuat dari kangen, sedangkan mantan itu terbuat dari rindu. Makanya kalau punya mantan orang jogja, kapokmu, mampus kau dikoyak-koyak kangen! (*)

BACA JUGA Nggak Hanya Gudeg, Aset Jogja adalah Es Teh Angkringan atau tulisan Reni Soengkunie lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 16 Oktober 2019 oleh

Tags: jogja berhati mantankenangankota gudegnostalgia
Reni Soengkunie

Reni Soengkunie

Manusia yang suka mainan sama kucing, suka nonton video kucing, dan hobi ngobrol sama kucing. IG/Twitter: @renisoengkunie.

ArtikelTerkait

era kaset

Era Kaset: Era Dengan Pengalaman Terbaik Musisi dan Pendengarnya

29 Agustus 2019
Waktu Kanak-kanak Saya Punya Pengalaman Zalim Kerap Mengeksploitasi Binatang terminal mojok

Waktu Kanak-kanak Saya Punya Pengalaman Zalim Kerap Mengeksploitasi Binatang

19 Agustus 2021
Penyesalan Hidup Sebagai Anak yang Tak Suka Difoto terminal mojok

Penyesalan Hidup sebagai Anak yang Tak Suka Difoto

31 Agustus 2021
Saya Pernah Ngutil Pomade di Indomaret dan Saya Menyesal terminal mojok.co

Saya Pernah Ngutil Pomade di Indomaret dan Saya Menyesal

15 Oktober 2020
Anemoia: Alasan Kita Merasa Nostalgia saat Bersentuhan dengan Hal-hal Jadul terminal mojok.co

Anemoia: Alasan Kita Merasa Nostalgia saat Bersentuhan dengan Hal-hal Jadul

4 Agustus 2021
pencitraan masa kecil

Pencitraan Semasa Kecil

4 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.