Harga rumah yang makin hari makin melejit bikin kita, manusia biasa yang tidak kebagian kekayaan melimpah pusing 182 keliling. Meski begitu, tak berarti tak ada solusi untuk beli rumah. Selain KPR (yang juga bikin pusing), beli rumah lelang bisa jadi salah satu solusi.
Kalau kalian nggak tahu apa itu rumah lelang, singkatnya gini. Rumah lelang adalah rumah hasil KPR yang gagal bayar, atau rumah yang jadi jaminan utang, tapi utangnya tak terbayar. Nah, ketika disita, rumah tersebut akan dilelang oleh pihak bank atau pihak mana pun yang berwenang.
Tak heran jika harga rumah lelang kebanyakan memang murah. Meski sebenarnya harganya itu harga asli, tapi tetap saja lebih murah. Makanya, rumah jenis ini kerap jadi buruan.
Tapi, meski begitu, bukan berarti solusi ini jadi pilihan yang menyenangkan. Sebab, rumah jenis ini punya banyak kekurangan yang perlu diperhatikan.
Kondisi rumah lelang memprihatinkan
Benar, rumah lelang memang murah. Masalahnya adalah, kondisinya kerap memprihatinkan. Sebab, jarak waktu antara rumah disita dengan ketika dilelang dan laku itu kerap begitu lama. Misal, rumah disita 2021, bisa jadi baru dilelang atau laku beberapa tahun kemudian.
Tak ayal, kondisi rumahnya jadi begitu buruk. Rumah yang tak ditempati memang pasti kondisinya buruk. Soalnya ya, nggak dirawat. Jarang sekali ada bank yang mau maintenance aset sitaan. Setau saya sih.
Jadi, perlu diingat, beli rumah lelang bisa jadi tak lebih murah. Sebab, harganya bisa jadi murah, tapi biaya renovasinya bisa amat tinggi. Kalau cuman cat ulang sih mending, tapi kalau ternyata temboknya keropos atau berjamur? Wa yo angel.
Coba deh itung-itung lagi. Bisa jadi, rumah murah yang kalian dambakan itu ternyata hampir mirip beli rumah standar.
Lokasinya tak pas
Nah, ini yang penting. Kalian tak bisa memilih lokasi rumah lelang. Bisa sih sebenarnya, tapi kan kalian tetap nggak bisa semudah itu. maksudnya gini, kalau kalian nyari rumah di posisi A, tapi daftar rumah yang dilelang ternyata semua ada di posisi F, ya mau gimana?
Mau kompromi ya belum tentu bisa. Sebab, menentukan lokasi rumah itu nggak pernah sederhana.
Urusan pasca lelang yang merepotkan
Kalian tahu betul, kalau mengurus administrasi rumah itu ribet. Bagi kalian yang pernah akad rumah, pasti tahu maksudnya. Urusan sama notaris dan bank aja bisa seribet itu, apalagi lelangnya.
Pembeli rumah lelang mungkin harus menghadapi beban pajak yang lebih tinggi dibandingkan dengan pembelian bangunan secara konvensional. Belum lagi jika rumah tersebut tidak rutin membayar pajak, wah angel.
Selain itu, kadang, rumah yang dilelang masih ada pemiliknya. Dari pengalaman saudara saya yang membeli rumah lelang, ia harus bertindak keras pada pemilik rumah sebelumnya untuk pergi. Wong kepemilikan sudah berganti kok.
Tapi, ya nggak gampang. Meski kita punya kuasa dalam bentuk legal, manusia kan kadang nggak peduli. Kadang banyak yang menganggap utangnya nggak seberapa ketimbang jaminannya. Ya itu… gimana ya. Susahlah. Pokoknya dramanya banyak.
Rumah lelang memanglah solusi. Tapi melihat keribetan ini, ya nggak ada bedanya dengan beli rumah secara KPR. Mau gimana, kalau uang di rekening tak sebanyak itu, mau tak mau harus menguatkan kesabaran dan ketahanan.
Memang, hidup itu baru terasa gampang kalau kaya. Kecuali situ mau tidur di pagupon, jadi kaya tetaplah kunci. Lo punya duit, lo punya kuasa.
Penulis: Nurul Fauziah
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Rumah Sitaan Bank, Sebenar-benarnya Solusi Rumah Murah untuk Milenial