Beberapa waktu yang lalu, Pak Prabowo pernah bilang bahwa trading saham itu judi. Saya yang berpikiran skeptis dan masih awam waktu itu masih menganggap ucapan beliau mengada-ada. Sampai akhirnya saya mencobanya sendiri.
Beberapa minggu ke belakang, saya memang tertarik pada trading saham. Sebenarnya saya sudah tertarik di jauh hari, namun saya masih takut-takut untuk mencoba hal ini. Saya lebih memilih untuk menabung di reksa dana ketimbang membeli saham. Lebih aman, minim risiko, dan untungnya juga lumayan. Namun setelah melihat teman-teman saya yang mulai “cuan” dalam bermain saham, saya jadi tergiur.
Belajar trading karena tergiur ingin cepat dapat untung
Rumput tetangga terasa lebih hijau daripada rumput sendiri memang benar adanya.
Awalnya saya masih memandang sebelah mata ketika teman saya berbondong-bondong ikut bermain saham. Ditambah lagi, salah satu teman grup wa saya sering men-share skrinsut dari hape-nya bahwa dia sedang untung setelah investasi beli saham.
Saya yang tadinya biasa saja, lama-lama jadi tertarik. Menanyakan tentang saham ke teman kantor saya, bagaimana caranya trading saham, hingga menonton YouTube Timothy Ronald. Semua saya lakukan. Puncaknya adalah ketika mengiyakan permintaan istri saya untuk ikut kelas trading saham. Sebuah permintaan yang biasanya akan saya tolak mentah-mentah.
Saya sepenuhnya sadar, bahwa FOMO biasanya akan menghasilkan efek samping. Namun, karena saya sudah gelap mata untuk cepat dapat untung jadi saya pun ikut-ikutan untuk trading saham seperti istri saya.
Awalnya untung banyak, tapi lama-lama ruginya tidak kalah banyak
Singkat cerita, dengan modal yakin plus ikut nguping dikit-dikit materi dari kelas istri saya, saya pun terjun ke dunia trading saham. Dalam 3-4 sampai hari pertama memang ada untung ruginya, puncaknya adalah setelah seminggu saya trading, saya untung lumayan banyak.
Seketika saya jadi takabur, trading saham itu mudah ternyata, saya pikir begitu. Niat yang tadinya hanya coba-coba, berujung jadi kecanduan.
Setelah 2 minggu berjalan, saya mulai banyak mengalami rugi. Memang tidak selalu rugi sih, terkadang saya juga untung tapi jika dibandingkan dengan ruginya, jika dihitung harian ternyata lebih banyak dibanding untung. Tapi anehnya, semakin sering saya rugi malah membuat saya semakin penasaran. Dan ujungnya rugi saya lebih banyak, uang modal untuk trading saya seketika minus. Saya rungkad lur!
Berbeda dengan istri saya, dia cenderung lebih sabar dan bijak dalam melakukan trading. Istri saya lebih baik menunggu materi dari kelasnya selesai dipelajari, baru mulai trading. Dan memang, meski sedikit, trading istri saya lebih banyak untungnya dibanding saya.
Prabowo bilang main saham itu judi, sepertinya ada benarnya
Sebelum saya sadar, saya masih melakukan hal yang sama, pokoknya lanjut terus meski rugi yang saya dapatkan terus bertambah. Saya mulai merasa familiar dengan sesuatu. Betul, jadi mirip judi online.
Perasaan nagih untuk terus membeli saham sampai dapat untung yang meski hanya sedikit, membuat saya sedikit banyak merasakan seperti sedang bermain judi. Ditambah lagi memang saya belum begitu tahu teknik untuk trading saham, semuanya murni berdasarkan feeling. Fix, saya jadi mengamini pernyataan Pak Prabowo kalo main saham itu sama saja judi!
Untuk saya sempat sadar sebelum kejadian lebih parah. Saya akui untuk keluar dari rasa penasaran itu amat susah. Mirip seperti orang-orang yang kecanduan judi online, ternyata trading saham juga membuat kecanduan. Bahkan saya sempat berkali-kali bolak balik menghapus kemudian meng-install lagi aplikasinya karena rasa kecanduannya masih menempel.
Beruntuk sekarang saya sudah tidak kecanduan. Setelah diajari beberapa teknik trading oleh istri saya, sedikit banyak saya jadi agak ngerem untuk bermain trading saham. Meski motivasi utamanya karena dimarahi oleh istri karena terus-terusan rugi, saya juga sedikit banyak mulai mengerti bagaimana mengontrol diri dan trading saham agar tidak seperti bermain judi.
Penulis: Hardika Ilhami
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Jember, Kabupaten Paling Istimewa di Jawa Timur yang Selalu Menawarkan Cerita di Kala Pulang
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.



















