Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Belajar Sulap lewat YouTube Adalah Hal Sia-sia yang Pernah Saya Lakukan

Muhammad Arsyad oleh Muhammad Arsyad
27 November 2020
A A
Belajar Sulap lewat YouTube Adalah Hal Sia-sia yang Pernah Saya Lakukan terminal mojok.co

Belajar Sulap lewat YouTube Adalah Hal Sia-sia yang Pernah Saya Lakukan terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Sebelum saya mengenal Twitter dan Instagram, saya sempat kepincut dengan seni sulap. Ketertarikan saya di dunia seni sulap barangkali karena terpengaruh tayangan televisi. Maklumlah masa-masa baru memakai Facebook, program sulap di televisi merebak dan berhasil menghipnotis saya untuk turut belajar sulap.

Program-program sulap seperti “The Master” dulu menjadi salah satu tayangan yang wajib saya tonton tiap harinya. Bahkan dari satu season ke season berikutnya. Saya sampai hafal nama-nama pesulap yang tampil. Misalnya Rizuki, Limbad, Rhomedal, Oge Arthemus, hingga Bow Vernon.

Mereka itu adalah pesulap. Kalau kamu nggak tahu coba cari sendiri saja di Google. Oleh karena mereka pula, saya jadi tertarik untuk belajar sulap.

Dulu saya pikir sulap itu adalah seni yang keren. Kita bisa memperlihatkan sesuatu yang menakjubkan ke teman. Menunjukkan kemampuan kita untuk menghilangkan koin ataupun memunculkannya kembali.

Lantaran saya terpukau oleh permainan sulap yang diperagakan Rynku Viceroy dan yang lain, saya pun mencari trik-trik sulap. Awalnya saya membeli buku sulap berukuran kecil di sebuah bazar buku. Namun, oleh karena hanya mampu menguasai satu trik saja, saya pilih mencari trik lain di Google.

Pencarian trik sulap di Google juga tak membuahkan hasil apa-apa. Saya cuma bisa menguasai satu trik sulap tali doang. Itu pun nggak luwes.

Saya pun mencari trik sulap di YouTube. Dan hasilnya tak terduga, di YouTube banyak video-video tutorial belajar sulap. Bahkan bukan cuma satu alur permainan atau di dunia sulap menyebutnya routine. Belakangan saya mengetahui video-video itu dibuat oleh pesulap-pesulap yang entah beneran mahir atau nggak sama sekali.

Yang jelas pesulap-pesulap di video YouTube itu nggak saya kenal. Pesulap yang membongkar trik-trik sulap di YouTube itu kebanyakan mereka yang nggak pernah tampil di layar kaca.

Baca Juga:

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Urban Legend FBSB UNY yang Bikin Bulu Kuduk Merinding

Menemukan trik sulap di YouTube bikin saya seolah menjadi orang yang paling beruntung. Sebab saya bisa mempelajari sulap tanpa repot merogoh kocek sama sekali. Konon biaya pelatihan sulap mahal. Sudah saya cek di internet, media sosial, dan beberapa rekan, memang biaya agar kita mahir sulap untuk satu routine saja mahalnya setengah mati.

Alhasil saya mulai belajar sulap lewat YouTube. Dari satu routine ke routine lainnya, saya mencoba memahami triknya. Ada video trik memindahkan koin, menebak tanggal lahir, menebak nomor kontak, menebak kartu, sampai mengubah kartu dengan sekali kedip. Kelihatannya keren dan saya pun larut untuk belajar sulap via YouTube.

Saya menjelajah dari satu channel ke channel lainnya. Ketika saya menganggap bisa melakukan satu trik dari berbagai aliran sulap, dengan bermodal YouTube saya pikir bisa menguasai beberapa jenis aliran sulap juga. Di samping sekadar memindahkan koin atau menyambung kembali tali yang putus, saya mencoba mencari video trik sulap aliran mentalist.

Itu loh aliran sulap yang diperkenalkan dan dikuasai oleh Deddy Corbuzier. Salah satu yang terkenal adalah membengkokkan sendok. Namun, belum juga menguasai betul, sekadar tahu dasarnya saja tidak, saya kepincut dengan aliran lain, yaitu hipnotis. Saya cari video tutorial hipnotis di YouTube.

Sialnya, di YouTube nggak ada. Hanya video-video pengantar dari sebuah kursus pelatihan hipnotis. Jadi kalau mau belajar lebih lanjut bisa datang ke tempat pelatihan, alias bayar, Bosqueee. Oleh karena mentalist nggak bisa, hipnotis nggak bisa, escapologist juga nggak mungkin, saya mencoba memfokuskan untuk belajar jenis close-up magic.

Beberapa trik close-up setidaknya saya tahu, dan bisa mempraktikkan. Sayangnya saya kurang terampil. Mungkin itu faktor kurang latihan. Oh, barangkali perlu berlatih lebih keras lagi.

Namun, bukannya bertambah mahir, lama-kelamaan saya keteteran mengikuti trik-trik yang ada di YouTube. Entah terlalu susah atau bagaimana. Saya mencoba mengikuti gerakan tangan yang diperagakan si pesulap dalam video. Saya tetap nggak bisa mengikuti, hingga akhirnya saya curiga, jangan-jangan video itu bukan triknya alias bohongan.

Asem. Saya ketipu oleh tukang sulap yang biasanya memang menipu. Ketertarikan pada sulap dan hasrat mempelajarinya secara gratisan membutakan mata saya. Waktu menonton videonya, saya nggak kepikiran kalau sebuah video bisa dimanipulasi dengan gampang.

Mungkin saja si “pesulap” yang bongkar-bongkar trik sulap justru nggak tahu triknya. Cuma karena pengin banyak viewers, dibikinlah video bongkar trik sulap. Kalau ingatan saya nggak berkhianat, sekitar 2012-2013 sulap masih digandrungi karena tayangan sulap di televisi. Nah si pembuat video mungkin memanfaatkan momentum itu.

Tahu hal itu sia-sia, saya pun berhenti belajar sulap melalui YouTube. Mungkin kalau saya sungguh-sungguh pengin menguasai ilmu sulap, saya perlu belajar dari ahlinya. Atau minimal membaca buku sulap yang harganya sampai ratusan ribu bahkan jutaan. Bukan buku-buku 20 ribuan yang dijual di bazar.

Deddy Corbuzier, sang master sulap Indonesia itu, dalam sebuah acara di televisi telah mewanti-wanti penonton agar jangan belajar sulap via YouTube. Mendengar kata-kata Om Deddy, saya sadar, apa yang saya lakukan untuk belajar sulap di YouTube ternyata hal yang sia-sia dan buang waktu.

Photo by Victoria Borodinova via Pexels.com

BACA JUGA Alasan Kita Nggak Perlu Lagi Nonton Berita di Televisi dan tulisan Muhammad Arsyad lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 13 Agustus 2021 oleh

Tags: SeniYoutube
Muhammad Arsyad

Muhammad Arsyad

Warga Pekalongan. Bisa disapa lewat IG @moeharsyadd

ArtikelTerkait

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
reuploader konten youtube snackvideo video alur cerita time code youtube MOJOK.CO

Terpujilah Mereka yang Rajin Membuat Time Code Video Konser di YouTube

16 Juli 2020
KPI

Nggak Cuma YouTube dan Netflix, Ini Media yang Juga Harus Diawasi KPI

8 Agustus 2019
4 Alasan Tutorial Masak di YouTube Terlihat Menyenangkan terminal mojok.co

4 Alasan Tutorial Masak di YouTube Terlihat Menyenangkan

14 Januari 2021
Deretan Alat Gambar yang Menduduki Kasta Tertinggi di Kalangan Mahasiswa Jurusan DKV

Deretan Alat Gambar yang Menduduki Kasta Tertinggi di Kalangan Mahasiswa Jurusan DKV

10 Januari 2024
Sukarno Bilang 'Jangan Lupakan Sejarah' Bukan 'Pelajarilah Sejarah' pelajaran sejarah ditiadakan kemendikbud terminal mojok.co

Ferdian Paleka Kelakuannya Seperti Orang Kerasukan Arwah Tokoh-tokoh Sejarah

5 Mei 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

14 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.