Belajar dari Kasus Beli Genteng di Tokopedia, Pentingnya Jadi Smart Buyer

Belajar dari Kasus Beli Genteng di Tokopedia, Pentingnya Jadi Smart Buyer Terminal Mojok.co

Belajar dari Kasus Beli Genteng di Tokopedia, Pentingnya Jadi Smart Buyer Terminal Mojok.co

Bukan media sosial namanya kalau tidak membuat riuh. Keriuhan kali ini ‘disponsori’ oleh pengguna Tokopedia bernama Anita Feng. Melalui akun LinkedIn-nya, Anita Feng bercerita sebuah pengalaman tentang transaksi pembelian genteng melalui platform Tokopedia dengan nilai cukup wah; Rp28,7 juta!

Singkat cerita, Anita Feng melakukan transaksi pembelian genteng di salah satu penjual di Tokopedia. Sedikit kronologi yang dirangkum dari cerita ini melalui versi Anita, dimulai pada 14 Februari 2023. Bermaksud membeli genteng sebanyak 2.870 buah, Anita melakukan transaksi sebesar Rp28,7 juta dan melakukan opsi pengiriman same day menggunakan sepeda motor.

Sehari berselang, tepatnya pada 15 Februari 2023. Status pesanan genteng hampir 3.000 buah itu tertulis “Pesanan Tiba”. Meski Anita mengklaim, ia sama sekali belum menerima produk yang ia pesan. Sehari berlanjut pada 16 Februari 2023, Anita mengajukan komplain dengan mengklik fitur komplain di aplikasi Tokopedia. Setelah melakukan komplain, pesanan yang ia pesan tak jua tiba dan status di aplikasi masih tertulis “Pesanan Dikomplain”.

Puncaknya pada 17 Februari 2023, dari cerita Anita, status “Pesanan Dikomplain” dicabut otomatis oleh sistem tepat pada pukul 19.00 dan dana Anita Feng diteruskan kepada penjual. Anita juga mengklaim bahwa etalase toko tempat ia bertransaksi hilang di Tokopedia berikut jejak review dari toko bersangkutan. Usai ‘memakan’ uang Rp28,7 juta, toko itu lenyap tak berjejak, menurut versi Anita.

Fakta berbeda yang dipaparkan Tokopedia

Namun, fakta yang dipaparkan pihak Tokopedia kemudian berbeda dengan apa yang dipaparkan oleh Anita Feng dalam unggahannya.

Fakta #1 Pengiriman genteng menggunakan kurir pribadi di luar Tokopedia

Fakta pertama, benar bahwa Anita melakukan pembelian genteng dengan nominal sebesar Rp28,7 juta pada 14 Februari 2023 dengan menggunakan pengiriman same day lewat sepeda motor di Tokopedia. Namun yang menarik kemudian, penelusuran dari Tokopedia menemukan fakta penting bahwa atas tawaran penjual, yang juga diiyakan oleh pembeli yakni Anita Feng, pengiriman genteng dilakukan menggunakan kurir pribadi di luar Tokopedia. Sedangkan kurir same day yang sudah dijadwalkan melalui aplikasi Tokopedia, hanya digunakan untuk mengirimkan invoice saja.

Ini zonk yang pertama dan menurut saya, cukup krusial. Saya adalah seller aktif sekaligus buyer yang juga sangat aktif di Tokopedia. Dan selama 4 tahun terakhir aktif di platform tersebut, saya selalu menghindari yang namanya opsi pengiriman di luar yang tercantum dan disajikan oleh aplikasi. Menurut saya ya, sebagai smart buyer, harusnya sudah jadi pemahaman umum bagi kita buat sadar dan sepenuhnya tahu bahwa segala opsi yang dilakukan di luar aplikasi adalah hal yang riskan dan tentu sangat berisiko.

Tokopedia, menurut saya, sudah memiliki opsi pemilihan yang cukup lengkap terkait jasa pengiriman mana yang kita mau, berikut harganya masing-masing yang kita kehendaki. Fitur ini sudah sangat lengkap, bahkan jauh lebih lengkap dari opsi pemilihan jasa pengiriman yang ada di beberapa kompetitor lain di platform e-commerce lainnya.

Fakta #2 Anita tidak mengajukan komplain

Fakta yang kedua, Anita Feng menyebut di unggahannya bahwa ia sudah mengajukan komplain, tapi Tokopedia tidak menindaklanjuti komplain tersebut dan selesai otomatis secara sistem. Ia juga menyebut sudah berbicara di layanan Tokopedia Care, tapi pelayanannya ia anggap lambat dan berbelit-belit. Namun, menariknya, penelusuran Tokopedia secara internal sendiri kemudian membuktikan bahwa pesanan Anita selesai secara otomatis sesuai batas waktu 2×24 jam setelah pesanan ia terima dan dana diteruskan ke penjual. Dari pengecekan sistem Tokopedia, Anita tidak mengajukan komplain. Tokopedia juga memastikan tidak menemukan adanya kesalahan sistem di proses transaksi Anita.

Ini zonk yang kedua dan lagi-lagi sangat amat krusial. Saya pernah mengalami hal serupa namun dengan kisah berbeda. Fitur komplain di Tokopedia sejatinya cukup solutif dan di pengalaman saya pribadi, cukup memudahkan kedua belah pihak untuk menemukan titik temu. Saya pernah bertransaksi dengan sistem pre-order terkait satu barang. Singkat cerita, barang ini sudah jadi dan dikirim ke saya namun hilang dalam proses pengiriman melalui kurir ekspedisi.

Yang saya lakukan kemudian, karena pesanan tak kunjung sampai di alamat saya, adalah bertanya sekaligus mengajukan komplain ke penjual. Tokopedia cukup solutif di hal ini. Sebagai platform, ia memastikan penjual bersedia mengirim lagi barang yang seharusnya jadi hak saya, sembari menyakinkan penjual bahwa uang yang sudah saya bayarkan di rekening bersama di dalam aplikasi Tokopedia, nantinya akan diteruskan ke penjual. Solusi yang memuaskan kedua belah pihak. Pembeli puas, penjual puas, meski ia harus merelakan satu produknya hilang di ekspedisi. 

Tokopedia sudah menonaktifkan toko tersebut

Tokopedia sendiri dalam keterangan resminya menyebut bahwa mereka sudah menonaktifkan toko terkait secara permanen. Sebab, Tokopedia menganggap toko tersebut melanggar syarat dan ketentuan. Pelanggaran tersebut salah satunya dan yang paling fatal adalah memfasilitasi pengiriman di luar aplikasi Tokopedia. Namun sial bagi Anita Feng, ia tak jua mendapatkan genteng dan uangnya raib puluhan juta. Dari perkembangan kabar terbaru pun, pihak Anita belum memberikan respons dan tidak kunjung melakukan pelaporan ke pihak berwajib. Kendati pihak Tokopedia sudah siap kooperatif jika kasus ini dilaporkan ke polisi dan diurus secara hukum.

Kasus ini sendiri sebenarnya menunjukkan bahwa teknologi itu memang ada dan dibuat untuk memudahkan sebagian besar urusan kita, asal kita tahu cara memakainya dengan tepat dan pas. Teknologi memang dirancang melalui smart system, tapi jangan sampai kita tidak smart juga dalam memanfaatkan sistem tersebut.

Baca halaman selanjutnya….

Pentingnya menjadi smart buyer

#1 Selalu cek riwayat transaksi toko

Menghindari kasus seperti yang dialami Anita Feng sejatinya cukup gampang. Bahkan awam pun seharusnya bisa melek dengan hal sederhana seperti ini. Yang paling pertama, yang biasanya paling sering saya lakukan adalah mengecek riwayat transaksi toko yang ingin kita jadikan tempat berbelanja. Saya pasti mengecek berapa bintangnya dan apa saja komentar pembeli yang mereka tinggalkan ketika berbelanja di toko tersebut. Kebetulan, saya orang yang sangat amat skeptis dan itu sangat membantu saya untuk tidak tertipu dengan tingkah laku penjual nakal di platform e-commerce.

#2 Pastikan melakukan komunikasi di dalam aplikasi

Yang kedua, memastikan semua komunikasi dilakukan di dalam aplikasi. Karena sudah ada fitur chat dan cukup mudah dipakai juga, saya rasa Tokopedia sudah lebih dari cukup menyediakan beragam fitur yang memudahkan kita untuk memastikan hal-hal dasar sebelum kita check out barang dan melakukan transaksi.

#3 Klik “Selesaikan Pesanan” saat kamu sudah cek barang belanjamu

Yang ketiga, memastikan mengklik “Selesaikan Pesanan” ketika kita benar-benar sudah menerima barang di tangan dan melihatnya dengan mata kepala sendiri. Setelah kamu klik “Selesaikan Pesanan”, semua urusan penjual dan pembeli terkait dianggap selesai. Pasalnya, dana pembeli yang tersimpan di rekening bersama, akan langsung diteruskan ke penjual.

Saya biasanya, akan bilang dulu ke penjual terkait kalau barang yang sudah sampai di rumah belum bisa langsung saya cek karena saya masih kerja di luar rumah. Asal komunikatif dan diinfokan dengan baik, penjual saya rasa tidak akan keberatan menunggu. Kita harus menyelesaikan pesanan di aplikasi ketika sudah memastikan kita puas dengan produk yang kita beli.

#4 Tidak membayar langsung ke rekening penjual

Yang keempat, manfaatkan dengan baik fitur rekening bersama yang ada di Tokopedia. Beberapa kali saya pernah ditawarkan untuk melakukan split payment berupa transfer di dalam aplikasi dan direct langsung ke rekening penjual, tapi pasti saya tolak mentah-mentah. Saya terlalu skeptis kalau soal urusan uang dan saya rasa itu sangat membantu saya untuk bisa survive di dunia digital yang seram ini.

#5 Tidak menggunakan jasa pengiriman di luar aplikasi

Yang kelima dan cukup krusial; pastikan tidak melakukan jasa pengiriman atau ekspedisi di luar dari yang ada di Tokopedia. Apapun alasannya, jangan pernah mau melakukan pengiriman yang tidak tersambung dengan sistem Tokopedia. Percayalah, seller yang punya indikasi penipu, pasti akan ada banyak alasan dan mempunyai beragam cara untuk menyudutkan kita di satu titik hingga kita lengah dan mau mengikuti cara main mereka. Kalau saya, sih, begitu menemukan seller yang banyak alasan A, B, C, atau D soal pengiriman barang dan rekening di luar Tokopedia untuk transaksi, biasanya akan langsung saya tinggal. 

Ada begitu banyak produk di Tokopedia, jadi kalau ketemu satu seller yang njelimet dan blas ndak jelas, jangan sedih. Banyak jalan menuju Roma, begitu pula banyak penjual di Tokopedia yang rasa-rasanya bisa melayani kamu dengan jujur dan transparan. Ingat, seperti jodoh, barang yang kita mau pun biasanya akan datang di waktu yang tepat. Baik lewat penjual yang tepat, dengan harga yang tepat pula.

Penulis: Isidorus Rio Turangga Budi Satria
Editor: Audian Laili

BACA JUGA Memahami Jerat Pikat Marketplace kayak Tokopedia, Bukalapak, atau Shopee

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version