Mau bagaimanapun, Podcast seseorang yang pernah menjabat sebagai Master Mentalis ini menjadi meja terbaik untuk menjelaskan suatu perkara. Kita bisa melihat bagaimana seorang Indira Kalistha bisa menitikan air mata dan Rigen Rakelna sukses membuat banyak orang kemekelen karena guyonan marah-marahnya.
Podcast yang dibuka dengan hitung mundur dan menutup pintu ini sukses menyelesaikan berbagai masalah. Walau tidak melulu klarifikasi, Podcast Deddy Corbuzier kadung mendapat stigma “menyelesaikan masalah” dalam benak masyarakat umum. Tiap ada masalah, seluruh komentar bakal terisi dengan menyebut nama blio. “Tinggal nunggu klarifikasi di Podcast Om Deddy,” seperti itulah kata-katanya, saya modifikasi agar tidak kasar-kasar amat.
Bahkan, Fizi Durian Runtuh pun disarankan untuk menyelesaikan perkara dengan Upin Ipin di Podcast blio. Lebih efektif ketimbang melanjutkannya ke pihak berwajib melalui meja hijau TK Tadika Mesra. Jos tenan.
Sebenarnya, banyak tokoh yang harus datang ke Podcast Om Deddy. Selain dokter influencer yang doyan ngegas tapi nggak suka digas. Berikut adalah saran saya untuk Deddy Corbuzier agar segera mengundang beberapa tokoh ini untuk melakukan klarifikasi.
#1 Pihak permen karet Yosan
Sebagai mantan kolektor dengan iming-iming dapat sepeda jika berhasil mengumpulkan huruf Y-O-S-A-N, saya harus terpuaskan dengan jawaban dari pertanyaan kenapa huruf N ini langkanya seperti keadilan di negeri ini. Perasaan, sesulit-sulitnya menyusun Exodia the Forbidden One di deck Yu-Gi-Oh, masih lebih sulit menemukan huruf N dalam gugusan Y-O-S-A-N.
Podcast tersebut tidak perlu diisi oleh isak tangis. Cukup ngobrol santai saja sekaligus menjawab pertanyaan yang selama ini membuat malam saya kian tidak tenang. Barangkali, menjadi kolektor Y-O-S-A-N adalah tipe permainan gambling atau gacha pertama saya sebelum mengenal gim pabrikan Bandai atau Netmarble.
#2 Penemu aturan main layangan
Hal paling nggateli ketika saya kecil adalah adanya aturan jika layangan ada buntutnya (pakai kertas yang dibuat memanjang) itu tandanya tidak boleh diserang. Perjanjian Giyanti saja tidak senjelimet aturan seperti ini. Menang dalam medan perang melawan layangan buntut adalah keniscayaan, Saudara-saudara.
Saya yakin, Master Mentalis pasti bisa menemukan yang membuat aturan nyebai seperti ini. Di Podcast-nya nanti, sebisa mungkin Om Deddy harus menyudutkan orang ini. Serius, saya punya dendam kesumat dengan pembuat aturan permainan layangan yang seenak jidat seperti undang-undang pasal karet. Bayangkan saja, kalau semua pakai buntut, lha terus di mana letak serunya?
Selain itu, ada aturan juara bertahan pakai senar cap Kobra. Mbut! Ini namanya juara bertahan abadi. Tidak ada yang bisa menyaingi senar layangan cap Kobra. Desa saya telah dimonopoli oleh satu pemain layangan sejak tahun 2005 sampai akhirnya warung internet mengalahkan kedigdayaan senar cap Kobra.
Om Deddy bisa pakai thumbnail yang menohok, lalu disertai tulisan “KLARIFIKASI PEMBUAT ATURAN LAYANG-LAYANG!!!” dengan gaya smirk mbois ala Deddy Corbuzier, saya jamin trending nomer satu. Dengan catatan jika Mas Atta tidak bikin video. Hiyaaa.
#3 Penemu teori miringin PS-2 supaya booting-nya nggak lama
Jyaaan ini adalah teori paling absurd di rentalan PS. Jika booting playstation berjalan lambat, hanya memutar dan tidak bergegas ke menu utama dalam gim, pilihannya hanya dua: meniup konsol playstation tersebut atau memiringkan konsol playstation. Biasanya, teori yang terakhir kebanyakan digunakan untuk konsol playstation 2.
Lepas dari itu, meludahi kaset gim juga dipercaya akan memperlancar saat booting. Munculnya teori-teori liar seperti ini, harus diluruskan oleh Om Deddy dalam Podcast-nya. Harus dicari penemu teori menyesatkan seperti ini dan dijejali oleh pertanyaan-pertanyaan yang menyiksa. Lantaran gara-gara penemu teori ini, banyak rental bangkrut karena optik playstation banyak yang rusak.
#4 Loris Karius
Memangnya hanya influencer saja yang bisa blunder? Kiper sekelas Karius di final Champions League juga bisa. Dan alasan kenapa blio bisa blunder pun masih menjadi tanda tanya besar. Bisa jadi, beginilah pembelaan dari Karius atas blunder-nya.
“Emang pure aku itu bodoh. Apa yang kalian omongin itu benar. Aku jadi penjaga gawang nggak bener. Aku itu tau, aku itu salah,” sambil sentrap-sentrup ngelap umbel. “Sebenarnya aku itu nggak pernah collab-collab ada di posisi itu (final Liga Champions, red). Pertandingan serius-serius seperti ituuu. Laga lawan West Brom yang ketawa-ketawa aja aku itu deg-degan banget, soalnya aku itu introvert banget.”
Karius kembali mbebeki, “Aku itu mikir-mikir dulu waktu Jurgen Klopp masang aku ketimbang Lord Kanjeng Maha Raja Mignolet. Terus setelah pertandingan final itu, aku bener-bener deg-degan banget, sampai akhirnya ditembak pertanyaan tendangan yang sebenarnya aku nggak nguasain, jadinya malah amburadul gitu, ngawur~”
#5 Kursi kosong di Mata Najwa
Alih-alih saya minta Menkes Terawan yang datang, saya lebih memilih Om Deddy mengundang kursi kosong yang ada di episode Mata Najwa Menanti Terawan. Bukannya apa-apa, saya itu penasaran bagaimana perasaan si kursi kosong itu. Saya yakin, si kursi itu kini tertekan karena tatapan dan pertanyaan maut dari Mbak Nana. Ya, walau pertanyaan itu bukan untuk si kursi kosong, tapi untuk si Terawan.
BACA JUGA Deddy Corbuzier Pernah Bikin Program yang Nggak Laku-laku Amat di Kanal YouTube-nya dan tulisan Gusti Aditya lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.