Rumah makan Bebek Sinjay di Bangkalan Madura jadi destinasi kuliner wisatawan dari luar Pulau Madura. Padahal, rumah makan ini sudah punya banyak cabang di pulau lain. Rumah makan Bebek Sinjay di Bangkalan Madura tetap jadi primadona wisatawan karena dianggap yang paling asli.
Kalian bisa tebak bagaimana kondisi sehari-hari rumah makan Bebek Sinjay ini. Betul sekali, penuh sesak! Sebagai warga asli Bangkalan Madura terkadang saya terheran-heran dengan antusiasme pengunjung. Bisa-bisanya mereka rela antre panjang demi kuliner bebek ini. Menurut saya, orang-orang menilai berlebihan kuliner yang satu ini alias overrated.
Kalau berdasar penilaian saya pribadi, kuliner Bebek Sinjay biasa saja, nggak perlu diperjuangkan sampai sebegitunya. Selain antre panjang, banyak ketidaknyamanan yang membuat saya enggan makan di sana.
Daftar Isi
#1 Bebek Sinjay Bangkalan Madura selalu antre dan bikin macet
Salah satu alasan mengapa saya malas makan Bebek Sinjay Bangkalan Madura karena rumah makan ini selalu antre, mulai dari pesan, bayar makanan, hingga ambil minum. Pas ambil makanan, antreannya jelas lebih panjang!
Entah berapa banyak cabang Bebek Sinjay yang dibuka dan berdekatan, tetap saja harus ngantre. Bahkan, cabang terbarunya dengan bangunan yang lebih bagus dan terletak tepat di depan cabang yang lama, tetap saja harus ngantre! Antrean tersebut semakin lama semakin banyak, apalagi pada jam-jam makan siang.
Sebagian besar rumah makan Bebek Sinjay ini terletak di pinggir jalan dan banyaknya pengunjung—khususnya pada jam makan siang—sering kali bikin jalanan di sekitarnya jadi macet total.
Saya masih ingat, setiap pulang sekolah SMAm, sekitar jam 1-2 siang, adalah waktu paling menyebalkan. Angkot yang saya tumpangi pasti terjebak macet karena antrean keluar-masuk mobil dan motor rumah makan Bebek Sinjay.
Jadi sampai sekarang, perasaan sebal tersebut terus terbawa dan bikin saya malas makan di sana. Dan saya belum pernah bisa memahami mengapa orang-orang luar Madura ini begitu antusias makan di sana. Mungkin, mereka nggak terlalu lapar? Karena kalau lapar, tentunya mereka ogah buat ngantre.
Jujur saja, saya malas makan di Bebek Sinjay salah satunya karena pilihan menu yang terbatas, hanya ayam dan bebek. Olahannya nggak beragam, hanya bisa digoreng dengan satu jenis sambal yakni sambal pencit
Itu mengapa, saya lebih senang kulineran ke daerah Tangkel, tepatnya Bebek Rizky. Meski nama rumah makannya Bebek Rizky, tapi pilihan menunya jauh lebih banyak dan beragam. Selain menu ayam dan bebek, ada juga olahan lain seperti sayuran, seafood hingga sup. Pilihan sambalnya juga beragam, begitu juga dengan pilihan minumannya yang menyediakan berbagai jenis jus buah-buahan.
#3 Bebek Sinjay Bangakalan Madura tempatnya kotor
Saya pernah beberapa kali makan di rumah makan Bebek Sinjay karena diajak teman-teman. Namun, berkali-kali ke sana, pengalaman saya sama sekali nggak pernah berubah. Tempatnya kotor dan pelayanannya kurang gercep. Bekas-bekas tisu bertebaran, bangku-bangku kotor penuh debu jalanan dan piring-piring sering banget menumpuk di meja. Alhasil, kalau mau duduk dan makan, saya masih harus bersih-bersih meja lebih dulu.
#4 Pernah kena kasus pajak
Sebenarnya alasan terakhir ini nggak berhubungan langsung dengan pelayanan rumah makannya. Sekitar akhir tahun lalu, rumah makan Bebek Sinjay dikabarkan hanya membayar pajak sekitar Rp700 juta dari total Rp5,9 miliar yang harus dibayarkan. Akibatnya, tempat ini terpaksa harus ditutup sementara. Kasusnya memang sudah selesai, tapi tidak bisa dimungkiri, kasus pajak yang menyandung Bebek Sinjay mau tidak mau jadi bahan pertimbangan saya ketika kulineran.
Di atas beberapa hal yang membuat saya malas jajan di rumah makan Bebek Sinjay. Saya merasa kabar-kabar yang beredar di luar sana seputar Bebek Sinjay Bangkalan Madura overrated. Rumah makan ini nggak sempurna dan punya kelemahan juga. Selain itu, ada lebih banyak tempat makan lainnya di Madura yang juga layak untuk dicoba.
Penulis: Siti Halwah
Editor: Kenia Intan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.