Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Beasiswa untuk Orang Kaya: Ironi Sistem Pendidikan Kita

Angel Lina Tripena Astawa oleh Angel Lina Tripena Astawa
13 April 2024
A A
Beasiswa untuk Orang Kaya: Ironi Sistem Pendidikan Kita

Beasiswa untuk Orang Kaya: Ironi Sistem Pendidikan Kita (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Pendidikan adalah hak setiap warga negara, tidak terkecuali bagi mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu. Sayangnya, realitas yang kita hadapi saat ini justru menunjukkan adanya kesenjangan yang semakin lebar dalam akses pendidikan tinggi. Salah satu contoh nyata adalah pemberian beasiswa kuliah (KIP Kuliah) yang seringkali dapat dinikmati oleh kalangan orang-orang mampu secara finansial.

Ironi ini terlihat jelas dari berbagai skema beasiswa yang ditawarkan oleh perguruan tinggi ternama di Indonesia. Pada awalnya, program ini memang ditujukan untuk membantu mahasiswa dari keluarga kurang mampu agar dapat mengenyam pendidikan tinggi. Namun, dalam perkembangannya, program ini justru banyak dinikmati oleh mahasiswa yang berasal dari keluarga mampu secara finansial.

Berdasarkan penelusuran yang saya lakukan, beberapa penyebab mengapa orang kaya dapat memperoleh beasiswa yang seharusnya diperuntukkan bagi mereka yang kurang mampu secara ekonomi:

Lemahnya verifikasi dan seleksi calon penerima beasiswa

Proses verifikasi dan seleksi calon penerima beasiswa sering kali tidak dilakukan secara ketat dan komprehensif. Kriteria penilaian hanya berfokus pada aspek akademik, tanpa menggali latar belakang ekonomi calon penerima secara mendalam. Hal ini membuka celah bagi mereka yang berasal dari keluarga mampu untuk dapat lolos dan mendapatkan beasiswa.

Dalam kenyataannya, banyak mahasiswa yang berasal dari keluarga mampu secara finansial justru dapat memenuhi persyaratan akademik tersebut. Mereka umumnya merupakan lulusan sekolah-sekolah favorit dengan fasilitas dan kualitas pengajaran yang jauh lebih baik dibandingkan sekolah-sekolah di daerah pinggiran atau pedesaan.

Akibatnya, mahasiswa dari keluarga mampu secara finansial justru dapat “merampas” kesempatan berharga bagi mereka yang benar-benar membutuhkan bantuan beasiswa untuk dapat mengenyam pendidikan tinggi. Padahal, tujuan awal program beasiswa KIP-K adalah untuk meningkatkan akses pendidikan bagi kalangan kurang mampu agar dapat berkompetisi secara adil dengan mahasiswa dari keluarga mampu.

Kurangnya transparansi dan akuntabilitas terhadap dana beasiswa

Proses pemberian beasiswa sering kali kurang transparan, sehingga sulit bagi masyarakat untuk mengawasi dan memastikan bahwa beasiswa tersebut benar-benar diberikan kepada yang berhak. Selain itu, pertanggungjawaban penggunaan dana beasiswa juga kurang diawasi dengan baik.

Kriteria penerima yang tidak jelas dan terbuka, minimnya verifikasi data calon penerima, lemahnya pengawasan, serta minimnya keterlibatan masyarakat, mengakibatkan beasiswa justru dinikmati oleh pihak-pihak yang sebenarnya tidak berhak. Tentu saja hal ini mengurangi dampak positif program tersebut bagi peningkatan akses pendidikan bagi masyarakat kurang mampu.

Baca Juga:

7 Sekolah Kedinasan yang Lulusannya Punya Masa Depan Cerah dan Bikin Orang Tua Bangga

Sisi Gelap Jadi Penerima Beasiswa Luar Negeri

Adanya praktik korupsi dan nepotisme

Dalam beberapa kasus, pemberian beasiswa dapat dipengaruhi oleh praktik korupsi dan nepotisme. Orang-orang yang memiliki koneksi dan kedekatan dengan pihak penyelenggara beasiswa dapat memanfaatkan celah ini untuk mendapatkan beasiswa, meskipun sebenarnya tidak membutuhkan.

Mereka dapat memberikan suap atau imbalan tertentu agar lolos seleksi, atau memanfaatkan hubungan kekerabatan dan pertemanan untuk mendapatkan prioritas. Praktik semacam ini jelas merugikan masyarakat kurang mampu yang seharusnya menjadi target utama penerima beasiswa.

Rendahnya kesadaran masyarakat

Sebagian masyarakat masih memiliki pemahaman yang kurang tepat mengenai tujuan dan manfaat beasiswa. Mereka yang berasal dari keluarga mampu terkadang merasa berhak mendapatkan beasiswa, tanpa mempertimbangkan kondisi ekonomi mereka.

Permasalahan ini sebenarnya tidak hanya terjadi di lingkup perguruan tinggi, tetapi juga di berbagai jenjang pendidikan lainnya. Contohnya program Kartu Indonesia Pintar (KIP). Sayangnya, dalam implementasinya, program ini juga sering disalahgunakan oleh mereka yang sebenarnya tidak membutuhkan bantuan.

Permasalahan ini menunjukkan adanya ketimpangan yang sangat mencolok dalam sistem pendidikan kita. Di satu sisi, pemerintah dan berbagai lembaga pendidikan telah berupaya meningkatkan akses pendidikan bagi kalangan kurang mampu melalui berbagai skema beasiswa dan bantuan. Namun di sisi lain, realitas di lapangan justru menunjukkan bahwa program-program tersebut kerap “disalahgunakan” oleh mereka yang sebenarnya tidak membutuhkan.

Hal ini tentu saja sangat memprihatinkan. Karena pada akhirnya, tujuan mulia untuk mewujudkan pemerataan akses pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat menjadi sulit tercapai. Anak-anak dari keluarga kurang mampu yang seharusnya menjadi prioritas utama justru semakin terpinggirkan. Mereka kehilangan kesempatan mengenyam pendidikan yang layak.

Permasalahan ini juga mencerminkan adanya ketidakadilan struktural dalam sistem pendidikan kita. Mereka yang berasal dari keluarga mampu secara finansial cenderung memiliki akses yang lebih mudah untuk mendapatkan beasiswa dan berbagai fasilitas pendidikan yang lebih baik. Sementara itu, anak-anak dari keluarga kurang mampu harus berjuang ekstra keras untuk dapat bersaing dan mendapatkan kesempatan yang sama.

Pada akhirnya, cita-cita untuk mewujudkan keadilan dan pemerataan dalam bidang pendidikan menjadi sulit terwujud. Padahal pendidikan seharusnya menjadi sarana bagi seluruh anak bangsa untuk dapat mengembangkan potensi diri dan berkontribusi bagi kemajuan negeri ini.

Penulis: Angel Lina Tripena Astawa
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Mahasiswa Penerima Beasiswa KIP Kuliah: Ekonomi Sulit, Gaya Selangit.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 12 April 2024 oleh

Tags: anak miskinbeasiswabeasiswa KIPbeasiswa KIP KuliahKayaMiskinorang kayaOrang MiskinPerguruan Tinggi
Angel Lina Tripena Astawa

Angel Lina Tripena Astawa

Pejuang gelar doktor

ArtikelTerkait

Mahasiswa Penerima Beasiswa KIP Kuliah: Ekonomi Sulit, Gaya Selangit Mojok.co

Mahasiswa Penerima Beasiswa KIP Kuliah: Ekonomi Sulit, Gaya Selangit

9 April 2024
Selebgram UNDIP Hedon dapat KIP Kuliah, Anak PNS Miskin Ditolak (Unsplash)

Selebgram UNDIP Gaya Hidup Hedon dapat KIP Kuliah, tapi Anak PNS Miskin Justru Ditolak Beasiswa Adalah Kenyataan Dunia Pendidikan Indonesia

2 Mei 2024
Selebgram UNDIP Hedon dapat KIP Kuliah, Anak PNS Miskin Ditolak (Unsplash)

Status Anak PNS Tak Ada Hebatnya Sama Sekali, Justru Jadi Pengganjal ketika Daftar Beasiswa

15 November 2024
Mensyukuri Tinggal di Sumenep, Kabupaten Termiskin Ketiga di Jawa Timur

Mensyukuri Tinggal di Sumenep, Kabupaten Termiskin Ketiga di Jawa Timur

26 Juni 2023
Gereja Adalah Tempat Nongkrong Wanita Sosialita pada Masa VOC terminal mojok.co

Gereja Adalah Tempat Nongkrong Wanita Sosialita pada Masa VOC

2 November 2020
6 Hal yang Cuma Ada di Universitas Terbuka Terminal Mojok

6 Hal yang Cuma Ada di Universitas Terbuka

10 November 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

28 Desember 2025
Ibu Rumah Tangga dan Ojol juga Berhak untuk Kuliah, Universitas Terbuka Menerima Tanpa Batasan Apa pun! Mojok.co

Ibu Rumah Tangga dan Ojol juga Berhak untuk Kuliah, Universitas Terbuka Menerima Tanpa Batasan Apa pun!

29 Desember 2025
Lamongan Memang Maido-Able, sebab Lamongan Problematik dan Memprihatinkan

Lamongan Memang Maido-Able, sebab Lamongan Problematik dan Memprihatinkan

30 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025
Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru Mojok.co

6 Rekomendasi Tontonan Netflix untuk Kamu yang Mager Keluar Rumah Saat Liburan Tahun Baru

27 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Orang Tak Tegaan Jadi Debt Collector: Tak Tagih Utang Malah Sedekah Uang, Tak Nikmati Gaji Malah Boncos 2 Kali
  • Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga
  • Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi
  • Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan
  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.