Perguruan tinggi di Indonesia nggak cocok untuk orang miskin, orang yang ingin mudah dapat kerja, orang kritis, dan anak guru.
Wisudawan akan lebih nyaman selama prosesi wisuda kalau bawa power bank, air mineral, kipas angin portable. Sederhana, tapi sering dilupakan.
Tidak semua orang cocok dan sanggup jadi dosen. Mereka harus rela digaji rendah hingga kemampuan bahasa Inggris yang lancar.
Alih-alih mendapat beasiswa dan bantuan pendidikan, anak-anak dari keluarga yang kurang mampu justru terpinggirkan diganti mereka yang kaya.
Kuliah di sekolah kedinasan mungkin kelihatan menjanjikan. Sayangnya, orang yang gengsian nggak cocok untuk daftar di sini.
Jember "gagap" menjadi daerah tujuan belajar bagi orang-orang dari berbagai daerah. Transportasi publiknya buruk dan minim perpustakaan.
UIN unggul daripada perguruan tinggi negeri lain. UIN punya kurikulum berbasis keislaman, banyak jalur pendaftaran, dan biaya terjangkau.