Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Bayern Memaku Paku Terakhir di ‘Peti Mati’ Barcelona: 8-2!

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
15 Agustus 2020
A A
Bayern Munchen Memakukan Paku Terakhir di ‘Peti Mati’ Barcelona 8-2! MOJOK.CO

Bayern Memakukan Paku Terakhir di ‘Peti Mati’ Barcelona 8-2! MOJOK.CO

Share on FacebookShare on Twitter

Sepak bola, setidaknya terdiri dari 2 aspek yang harus saling menjalin, mendukung. Dua aspek yang saya maksud adalah aspek teknis dan nonteknis. Ketika “peti mati” itu resmi ditutup, kita tahu 2 aspek tersebut di dalam tubuh Barcelona sudah koyak. Bayern Munchen, dengan begitu meyakinkan, memaku paku terakhir, mengakhir sebuah era Barcelona.

Skor 8-2 memang begitu sangat sulit untuk ditelan oleh fans Barcelona. Tidak banyak tim di dunia ini punya bakat dipermalukan seperti itu selain Arsenal dan Tottenham Horspur. Namun, fans Barca harus menyudahi prahara soal skor akhir ketika kalah dari Bayern. Masalah mereka jauh lebih mengerikan.

Ketika salah 1 dari 2 aspek di atas rusak, klub selalu punya cara untuk memperbaiki. Ketika aspek teknis kurang bagus, manajemen bisa bekerja dengan menyusun ulang tim dan pelatihnya. Ketika aspek nonteknik seperti kerja-kerja manajemen yang buruk, pergantian jajaran “orang berdasi” bisa dilakukan dengan cepat, misalnya ketika para pemain mengajukan tuntutan.

Namun, apa yang terjadi ketika 2 teknis itu sama-sama “membusuk”? Siapa yang akan mengingatkan? Siapa yang akan menuntut? Terkadang, di situasi seperti ini, suara bising fans pun tidak akan punya pengaruh. Apalagi ketika manajemen sebuah klub berbicara dengan fans sambil menutup telinga, dan hati mereka.

Yang dilakukan Bayern hanya sebatas urusan kompetitif saja. Bermain sebaik mungkin, mencetak gol lebih banyak, dan memenangkan pertandingan. Saya rasa, skor 8-2 adalah sebuah titi mangsa, di mana kekalahan ini sudah bisa dipediksi sejak beberapa tahun yang lalu; ketika regenerasi macet, perkrutan pemain yang tidak tepat, dan manajemen bau amis.

Selepas pertandingan, Gerard Pique sudah “melempar handuk”. Pemain senior itu mengungkapkan bahwa dirinya siap “mundur” demi memberikan tempat kepada “darah baru”. Saya rasa, kalimat seperti ini sudah ia lontarkan sejak 3 tahun yang lalu. Dan, seharusnya, sudah direspons manajemen dengan setup tim sebaik mungkin.

Namun, kita semua tahu, secara gamblang, bahwa manajemen pun bermasalah. Presiden Barcelona, Josep Maria Bartomeu, malah bertindak layaknya politikus alih-alih presiden sebuah klub dengan tradisi panjang dan identitas yang kuat. Seperti politikus, Barto meletakkan “kebersihan citra” di atas semua hal penting untuk urusan sepak bola.

Akhir Februari 2020, Cadena SER membuat sebuah laporan bahwa Barcelona membayar perusahaan I3 Ventures untuk menjalankan akun Facebook. Tujuannya? Hanya untuk pencitraan Bartomeu dan jajarannya.

Ada 6 akun Facebook yang digunakan. Mereka adalah Més que un club (66.000 followers), Respeto y Deporte (56.000), Alter Sports (27.000), Sport Leaks (21.000), Justicia y Diálogo en el Deporte (8.500), dan Jaume, un film de terror (5.000).

Selain dimanfaatkan untuk sebuah propaganda, 6 akun Facebook tersebut juga punya kerja untuk menaikkan sekaligus menjaga citra Bartomeu dan jajaran petinggi klub. Tugas lainnya adalah untuk merusak citra mereka yang berseberangan dengan Barto. Antara lain, Gerard Pique, Lionel Messi, Guardiola, dan Xavi. Gila.

Tidak hanya sampai di sana, kebusukan manajemen Barcelona juga dibongkar oleh Emili Rousaud, mantan petinggi klub. Rousaud menyebutkan, dengan tegas dan yakin, bahwa di dalam tubuh Barcelona terjadi korupsi. Makin gila.

“Korupsi di dalam internal klub ditunjukkan melalui fakta bahwa mereka telah menghapus kontrak dengan berbagai perusahaan yang bertujuan untuk menghindari kontrol internal dan lain-lain,” sebut Rousaud, dikutip Tirto dari Marca (16/4).

Apa yang bisa fans Barca harapkan dari manajemen yang bau amis? Kerja yang tidak maksimal untuk aspek teknis. Seperti yang saya tuliskan di atas; regenerasi yang tidak berjalan, pemilihan pelatih yang tidak ideal, pembelian pemain yang aneh, dan lain sebagainya.

Tidak ada kohesi di antara 2 aspek Barcelona dijawab Bayern dengan sangat menawan. Skuat seimbang, pelatih yang sangat cakap dalam hal handling pemain, determinasi tinggi, Bayern seperti skuat yang rejuvenated, diremajakan lagi. Tahukah kamu, intensitas pressing Bayern musim ini hanya kalah oleh Liverpool.

Hansi Flick dan rejuvenated Bayern

Hansi Flick, sebelumnya hanya asisten pelatih Niko Kovac. Ketika Kovac dipecat, Hansi diproyesikan untuk jangka pendek. Saat itu, Bayern dikabarkan punya wacana menjadikan Mauricio Pochettino sebagai pelatih anyar. Namun, permintaan gaji Pochettino yang kelewat tinggi membuat petinggi Bayern tidak gegabah.

Petinggi Bayern mengajari Barcelona caranya bersikap objektif dan fair ketika memberi Hansi kesempatan. Petinggi Bayern paham bahwa Hansi adalah pelatih yang cakap. Kekurangannya hanya 1: sudah 14 tahun Hansi tidak melatih klub setelah dipecat Hoffenheim. Namun, Hansi, yang oleh Arne Friedrich, Direktur Olahraga Hertha Berlin, disebut mirip Jupp Heynckes, berhasil menunjukkan kalau dirinya adalah pelatih yang cakap.

Kelebihan Hansi ada 2, yaitu kemampuannya berkomunikasi dengan pemain dan pandai menemukan cara untuk memaksimalkan talenta setiap pemain. “Dia selalu punya waktu dan sangat sabar untuk pemain. Hansi bukan hanya suka “kerja, kerja, kerja” saja. Dia sangat otentik. Kamu tahu, hal seperti itu adalah kekuatan terpenting dari seorang pelatih,” kata Friedrich. Halo, Pak Jokowi. Kerja, kerja, kerja?

Oliver Kahn, mantan pemain Bayern yang kini duduk di jajaran manajemen memberi gambaran: “Dia selalu bisa menemukan kata-kata yang tepat untuk diucapkan kepada para pemain, terutama di waktu-waktu yang berat. Dia tahu caranya handle pemain.”

Selain kecakapan komunikasi, Hansi juga pandai mencari cara supaya para pemainnya bisa memaksimalkan talentanya. Ketika masih dilatih Kovac, Bayern adalah tim yang reaktif kepada situasi. Latihan rutin ditekankan kepada cara Bayern bertahan, di mana menu latihan itu membuat para pemain, dengan talenta tinggi, merasa frustasi.

Hansi mengubah menu latihan itu. Hansi menekankan latihannya kepada “apa yang bisa pemain lakukan dengan penguasaan bola”. Dia mendorong pemainnya untuk berpikir caranya memaksimalkan bola dan talentanya sendiri. Salah satu yang diperbaiki Hansi adalah work rate para pemain. Mengubah Bayern menjadi sebuah mesin pressing dengan intensitas tinggi.

Kita semua melihat hasil kerja keras Hansi ketika Bayern mengirim Barcelona ke alam baka. Setelah unggul 5 gol, mereka tidak melepas kaki dari pedal gas. Gol nomor 6, 7, dan 8 datang di babak kedua. Sebuah unjuk diri bahwa Bayern bukan tim yang mudah terlena dengan nyamannya situasi.

Bayern mengajari Barcelona bahwa kohesi antara aspek teknis dan nonteknis sangat krusial. Skuat sehat seimbang dan manajemen yang waras adalah modal untuk mengejar semua kebanggaan. Sabtu dini hari waktu Indonesia, Bayern Munchen memakukan paku terakhir di “peti mati” Barcelona.

BACA JUGA Arsenal Masih Membutuhkan Coutinho Meski Willian Resmi Bergabung dan tulisan Yamadipati Seno lainnya. 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 15 Agustus 2020 oleh

Rekomendasi Fashion Pria Kekinian Spesial 9.9

  • Kaos Polos Oversize - No Void Minds AEZY TPF Oversized Core T-Shirt
  • Kaos Polos Warna Trendy - Common Goods Regular Boxy Orutech T-Shirt Series
  • Celana Panjang Cargo - Malibu Celana Cargo Loose Long Pants Katun Twill Tebal Pria
  • Celana Panjang Chinos - Erigo Chino Pants Sirius Black
  • Jaket Pria Anti Angin - Coop Design Cesta Jaket Motor Parasut dengan Hoodie
View this post on Instagram

A post shared by MOJOK (@mojokdotco)


Tags: barcelonabayernhansi flickLiga Championsmessi
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

ArtikelTerkait

ballon d'or cristiano ronaldo real madrid mojok

Betapa Anehnya Jika Ballon d’or Tahun Ini Masih Didominasi Messi dan Ronaldo

7 Juni 2021
Tetaplah Berdansa, Vinicius Junior! atletico madrid barcelona joan laporta real madrid

Joan Laporta Menggonggong, Real Madrid Berlalu

18 April 2023
3 Hal yang Bikin Pendukung Barcelona Optimis meski Habis Dikalahkan Real Madrid laporta

Barcelona: Nggak Punya Duit tapi Flexing, serta Kelakuan Ajaib Lainnya yang Bikin Geleng-geleng

23 Juli 2022
ansu fati barcelona bangkrut fcb femeni la masia arthur melo barcelona pjanic juventus MOJOK

Sampai Kapan Jadi Menyedihkan seperti Ini, Barcelona?

18 September 2021
Surat Terbuka untuk Seluruh Pendukung Liverpool: Apa pun Hasilnya, Tetaplah Jatuh Cinta

Surat Terbuka untuk Seluruh Pendukung Liverpool: Apa pun Hasilnya, Tetaplah Jatuh Cinta

21 Mei 2022
Lionel Messi, Menjadi Paripurna di Bawah Kolong Langit Sepak Bola (Unsplash)

Lionel Messi, Paripurna di Bawah Kolong Langit Sepak Bola

14 Desember 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

5 Hal yang Bikin Saya Menyesal Kuliah di Universitas Ahmad Dahlan (UAD)

Saya Menyesal Telah Menganggap Kalau UAD Adalah Kampus Muhammadiyah yang Medioker

22 September 2025
Kampus bak Kebun Binatang hingga “Jalur Gaza”, Hal-hal seputar UNNES Semarang yang Nggak Lumrah di Kampus Lain Mojok.co

Kampus bak Kebun Binatang hingga “Jalur Gaza”, Hal-hal Seputar UNNES Semarang yang Nggak Lumrah di Kampus Lain

17 September 2025
Toyota Hilux D Cab Bukan Lagi Mobil Niaga, Kini Menjelma Jadi Mobil Kece Idaman Wanita toyota yaris 2013

Toyota Yaris 2013 Limited, City Car Terbaik, Irit, dan Nggak Banyak Drama

18 September 2025
Ditindas Senior di Kantor Rasanya Kayak Sampah (Unsplash)

Menjadi Anak Baru di Kantor yang Nggak Pernah Diterima sama Senior Tuh Rasanya Kayak Sampah

21 September 2025
Indomie Bukan Makanan Legendaris, Ia Cuma Simbol Krisis dan Kemiskinan Kolektif

Indomie Bukan Makanan Legendaris, Ia Cuma Simbol Krisis dan Kemiskinan Kolektif

21 September 2025
Lamongan, Kota yang Tak Pernah Lahir untuk Menjadi Rumah bagi Anak Mudanya

Lamongan, Kota yang Tak Pernah Lahir untuk Menjadi Rumah bagi Anak Mudanya

21 September 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=WsdEOPcSdBY

DARI MOJOK

  • Penderitaan Naik Bus Dahlia Indah: Terpaksa Tidur Bareng Kambing di Jalur Solo-Kediri
  • Menolak Berbagai Beasiswa PTS demi Kuliah di UB Malang: Dulu Menyesal, Kini Bersyukur Dapat Banyak “Berkah”
  • Derita Jadi WNI: Dipaksa Anti-Pengetahuan dan Tak Boleh Pintar, Suka Baca Buku Dianggap “Ancaman”
  • Merantau di Jogja: Berat Meninggalkan usai Lulus Kuliah, Saat Kembali Lagi Malah Tak Betah karena Tertampar Realita
  • Main Serong di Sinema Indonesia: Mengapa Kamu Menyukai Film Bertema Perselingkuhan?
  • Keluarga Melarat bikin Hidup Pas-pasan Selama Kuliah di ISI Jogja, meski Dapat Beasiswa KIP tapi Hanya Cukup untuk Biaya Nugas

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.