• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Bapak-bapak Pemancing Galatama, Pria Tangguh yang Perlu Dibela

Bayu Kharisma Putra oleh Bayu Kharisma Putra
5 Februari 2021
A A
pemancing galatama memancing mojok

pemancing galatama memancing mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Sungai di bawah kampung saya lumayan besar, airnya mengalir lurus ke sungai Elo Magelang, untuk selanjutnya sampai Bantul dan ketemu Nyai Roro Kidul. Di tempat itulah, saya yang masih kecil belajar memancing dan berenang. Melompat dari jembatan ke sungai tanpa baju, telanjang bulat kotar-kater. Tak beda jauh dengan anda, anak-anak kampung yang kini sudah dewasa.

Saat saya kecil dulu, masih ada yang suka buang hajat juga di situ. Pokoknya sering dapat kado kalau lagi renang. Kini sudah tak pernah ada lagi, anak kecil yang memancing dan berenang disana, begitu juga para pengebom yang kini sudah punya kakus di rumahnya. Tak jauh dari desa saya, alias desa sebelah, sudah ada kolam renang umum yang ciamik. Begitu pula kolam pemancingan, yang kini bejibun jumlahnya.

Para bocah di kampung saya, sudah tak ada yang suka memancing. Tapi, bocah-bocah tua penghuni kampung, masih melakukan hobi mancingnya. Tentu sudah tak seperti dulu, pergi memancing konvensional di sungai. Walau kadang masih saja ada yang mancing di sungai, biasanya lebih ke masalah kegabutan saja (dibaca bokek). Para bapak-bapak ini, suka mancing ke kolam ikan dengan sistem nebas. Iya, bapak-bapak itulah yang sering orang sebut sebagai pemancing galatama.

Nebas, adalah membeli semua ikan di dalam kolam, untuk kemudian di pancing bersama-sama. Galatama sendiri adalah jenis lomba, namun tak membeli ikan, mereka beli tiket masuk. Pemenang ditentukan sesuai kelasnya, ada yang menghitung berat, ada yang menghitung jumlah ikan, jenis ikan, dan lain-lain. Ikan yang digunakan juga bukan ikan cupang, apalagi teri. Ikan bawal yang hampir selalu dipilih. Ikan bergigi tajam dan punya bentuk mirip-mirip piranha. Yang biasanya dipilih, punya berat sekitar satu sampai lima kg.

Para bapak-bapak ini, sering mendapat cap negatif karena jadi pemancing galatama. Walau memang stigma negatif itu timbul karena kelakuan bapak-bapak ini sendiri, tapi mari kita sebut saja oknum karena tak semua seperti itu. Jadi, kita lanjut saja ke masalah utamanya.

Cap negatif yang paling sering nempel adalah, mereka dianggap orang-orang boros dan suka party yang nggak bener. Gimana nggak dianggap boros, sekali mancing, mereka bisa habis duit 500 ribu sampai satu juta. Memang biaya memancing tak sampai segitu, tapi ada uang rokok, jajan (makanan dan minuman maksud saya), tip, sampai ke tambah shift atau nambah ikan.

Belum lagi alat mancing mereka, harganya jutaan, lebih mahal dari motor Bapak saya. Ya masak mau pakai alat yang biasa, wong ikan bawal yang ditarik itu bisa sampai lima kg. Tarikan ikan bawal itu nggak main-main, bisa dibilang tarikannya sekuat tarikan RX King yang digas pol. Memang, kebanyakan yang suka mancing adalah orang berduit. Jadi, selagi bukan duit kita, sudah jangan terlalu ngurusin. Harus dilihat manfaatnya, bukan duitnya.

Harus kita akui hidup pemancing galatama lumayan boros, tapi selagi kompor rumah aman, kita tak perlu menuduh mereka macam-macam. Soal party, memang ada saja oknum yang bawa anggur merah di pemancingan. Ada juga yang sambil bawa cewe yang begitu, pokoknya sambil mancing, minum air. Memang selalu ada, tapi sekali lagi, tak semua. Seperti halnya karaoke, asal tak pakai miras dan ngajak perempuan begituan, ya nggak apa-apa.

Para pemancing galatama ini juga sering dianggap kurang memperhatikan keluarga. Itu semua terjadi karena banyak video settingan dan realitas, yang berisi istri yang tengah memarahi suaminya karena mancing terus. Namun, bukan berarti mereka semua begitu. Kebanyakan dari mereka adalah pekerja keras, sehingga baru bisa memancing seminggu sekali. Banyak juga yang sembari mengajak keluarganya, sekalian liburan. Yang hampir tiap hari mancing ini yang harus diwaspadai, kok bisa mancing tiap hari? Sudahlah, jangan kepoin hidup orang.

Para bapak-bapak pemancing galatama ini, serupa ibu-ibu sinetron. Sama-sama lelah menjalani aktivitas sehari-hari, sehingga perlu hiburan. Me time itu memang perlu, berlaku untuk semua makhluk hidup, tak terkecuali para pria tangguh ini. Jangan anggap, karena wajah garang dan kulit terbakar matahari, mereka tak bisa stress. Justru karena pria lebih sering menyembunyikan perasaan, biasanya justru lebih rawan stress dan membutuhkan me time.

Belum lagi istilah “boys dont cry”, itu menyiksa lho, pria jadi selalu menyembunyikan kesedihannya. Sehingga memancing, harusnya tidak dipermasalahkan lagi, anggaplah sebagai kebutuhan rohani pria-pria ini, pemuas dahaga jiwa mereka. Apalagi semua stigma negatif ini terjadi hanya karena oknum-oknum yang membuat citra pemancing jadi buruk di mata umum.

Jadi, saya berusaha meluruskan, bahwa mancing itu bukan hal negatif, asal sesuai porsinya alias tidak kebablasan. Tidak semua tempat pemancingan itu buruk dan sering digunakan untuk maksiat, meski ada saja yang begitu, itu cuma oknum.

Harapan saya kedepan, para pemancing galatama ini juga harus bisa menjaga citra baik olahraga ini. Biar nanti kalau saya sudah jadi om-om, bisa ikut galatama tanpa takut dicap yang aneh-aneh. Intinya, saling menjaga agar kaum pria pecandu galatama bisa lebih dihormati, pokoke strike, bojo muring tinggal mincing!

BACA JUGA Acara Mancing di TV Sungguh Bikin Gusar Nelayan di Kampung Saya dan tulisan Bayu Kharisma Putra lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 5 Februari 2021 oleh

Tags: galatamamancing

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Bayu Kharisma Putra

Bayu Kharisma Putra

Anak pertama

ArtikelTerkait

Memahami Alasan Mengapa Mancing Menjadi Primadona Masyarakat Rural terminal mojok

Memahami Alasan Mengapa Mancing Jadi Primadona Masyarakat Rural

27 Mei 2021
Orang-orang Di Desa Saya Nggak Butuh Kelas Fitness agar Badannya Terbentuk terminal mojok.co

Acara Mancing di TV Sungguh Bikin Gusar Nelayan di Kampung Saya

17 Januari 2021
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
mo salah real madrid seto nurdiantoro Liverpool manchester united manchester city mojok.co

Begini Menderitanya Punya Pacar Penggemar Liverpool

Perlahan tapi Pasti, Warmindo Menggeser Angkringan dari List Tempat Makan Murah terminal mojok.co

Bisnis Angkringan Bisa Punah Kalau Distribusi Vaksin Covid-19 Tak Kunjung Ditingkatkan

kondangan saweran pernikahan dinda hauw MOJOK.CO

Saweran, Tradisi Pernikahan Sunda yang Sebaiknya Dihilangkan



Terpopuler Sepekan

4 Alasan Wajib Pakai Telkomsel meski Cuma Kartu Cadangan Terminal Mojok Farzand01 Shutterstock
Gadget

Telkomsel, Provider Seluler yang Diskriminatif

oleh Muhammad Arif Prayoga
4 Februari 2023

Kok bisa harga-harganya beda?

Baca selengkapnya
5 Dosa Tukang Tambal Ban yang Perlu Banget Kalian Ketahui

5 Dosa Tukang Tambal Ban yang Perlu Banget Kalian Ketahui

5 Februari 2023
Surat Terbuka untuk Yuli Sumpil dari Fans Persis Solo yang Pernah Mengagumi Arema (Unsplash)

Surat Terbuka untuk Yuli Sumpil dari Fans Persis Solo yang Pernah Mengagumi Arema

3 Februari 2023
Sebagai Warga Surabaya, Saya Setuju Ibu Kota Jawa Timur Pindah ke Malang Terminal Mojok

Sebagai Warga Surabaya, Saya Setuju Ibu Kota Jawa Timur Pindah ke Malang

5 Februari 2023
4 YouTuber Berkualitas yang Bakal Bikin Pinter Kaum Micin

4 YouTuber Berkualitas yang Bakal Bikin Pinter Kaum Micin

5 Februari 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=FyQArYSNffI&t=47s

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!