Di benak saya sebagai orang Palembang, Bandung adalah kota yang sangat layak dikunjungi. Banyak cerita keindahan saat membayangkan kota yang penuh muda-mudi good looking ini. Dan, kesempatan itu datang sekitar setahun yang lalu, saat saya memutuskan untuk pergi ke Bandung setelah hampir sebulan menetap di Balikpapan.
Setelah sampai di Bandung dan diajak jalan-jalan oleh banyak teman di sana, saya mengalami gegar budaya. Ada beberapa hal yang bikin saya culture shock di Bandung.
#1 Batagor di Bandung kok pakai kuah kaldu?
Setahu saya, kuah batagor itu cuma satu saja jenisnya, yaitu kuah kacang. Namun, ketika makan batagor di Bandung, saya diberi dua pilihan. Batagor kuah kacang atau batagor kuah kaldu.
Jelas saya bingung memilihnya. Tapi karena penasaran, saya putuskan untuk mencicipi batagor kuah kaldu yang mirip seperti model (sejenis pempek di Palembang tapi bukan pakai cuko, melainkan kuah kaldu bening).
Awalnya saya merasa makan batagor kuah kaldu sama seperti makan batagor kuah kacang. Nyatanya, batagor kuah kaldu nggak cocok di lidah saya sebagai orang Palembang. Aneh aja gitu ketika menyantap bakso, tahu, dan kulit pangsit yang digoreng dengan kuah kaldu bening.
Selama tinggal di Palembang dan makan batagor, saya sama sekali belum pernah dikasih pilihan makan batagor kuah kaldu atau batagor kuah kacang. Yang dikasih oleh si penjual biasanya batagor kuah kacang. Dan kalau saya perhatikan memang nggak ada batagor kuah kaldu yang dijual di Palembang. Makanya ketika menemukan batagor kuah kaldu di Bandung, saya beneran syok.
Baca halaman selanjutnya: Sering mendengar kata “anjing”…