Bandar Grisse, Ikon Baru Kota Gresik yang Ramainya Mulai Melahirkan Keresahan bagi Warga Sekitar

Bandar Grisse, Ikon Baru Gresik yang Menyimpan Keresahan (foto milik penulis)

Bandar Grisse, Ikon Baru Gresik yang Menyimpan Keresahan (foto milik penulis)

Bandar Grisse adalah area revitalisasi jalanan di wilayah Gresik pusat yang terbentang sepanjang kurang lebih 120 meter. Revitalisasi ini menjadi salah satu program kerja pemerintah kota. Jalanan setapak yang dulunya trotoar sederhana, disulap menjadi destinasi baru ala-ala Malioboro.

Tentu saja, eksistensi kawasan baru ini mengundang rasa penasaran warga. Sebagus apa, sih, jalanan Gresik yang katanya jadi dupe Malioboro dan Jalan Tunjungan itu?

Nyatanya, area ini memang berubah menjadi spot narsistik baru bagi warga Gresik. Pasalnya, memang banyak ornamen-ornamen baru di Bandar Grisse. Trotoarnya kini lebar, lengkap dengan pemasangan keramik-keramik cantik yang sedap dipandang mata.

Jangan tinggalkan pula tanaman-tanaman hijau yang dipajang di pinggir jalan raya.. Paling penting, ada banyak kursi di ruas jalan sepanjang seratus meter ini. Item-item baru tersebut tentu saja menjadi indikator yang membuat warga Gresik ingin berkunjung, atau sekadar melepas penat sambil duduk santai di kursi trotoar.

Bandar Grisse menjadi spot nongkrong pilihan warga Gresik

Bandar Grisse kini telah menjadi salah satu spot nongkrong pilihan di Gresik. Semua transformasi ini bukan tanpa alasan.

Dengan revitalisasi yang berhasil mengubah wajah jalanan menjadi kawasan publik yang menarik, Bandar Grisse menawarkan fasilitas yang memadai dan nyaman bagi pengunjung.

Dari area duduk yang estetis, hingga pencahayaan yang menarik. Setiap elemen dirancang untuk menciptakan suasana yang hangat dan ramah bagi semua kalangan. 

Bagaimana tidak, remaja yang sedang stres akibat kegiatan sekolah, misalnya. Pulang sekolah, mereka hanya perlu memarkirkan motornya di pinggiran jalan raya, kemudian duduk mengatur napas sejenak sebelum kembali ke rumah dengan segudang beban baru.

Apalagi kalau sudah menginjak Minggu pagi. Warga Gresik memenuhi area ini untuk olahraga. Dengan sebotol air putih, rombongan pesepeda biasanya akan turun sejenak untuk sekadar berpose di depan kamera.

Tak ketinggalan anak-anak muda yang tengah menyeka peluh akibat berlari seorang diri. Kemudian dia akan istirahat sejenak sambil menenggak air putih di kursi-kursi estetis. 

Baca halaman selanjutnya: Ikon baru, tapi sudah melahirkan keresahan.

Banyak pedagang gerobak kopi yang menyediakan terpal lesehan untuk duduk

Alih-alih jadi program kerja tak berdampak lainnya, revitalisasi ini justru sukses besar. Hal ini dapat dilihat dari seberapa ramai wilayah bandar Grisse setiap harinya.

Apalagi, semakin banyak pedagang yang menjajakan jualannya di area sekitar Bandar Grisse. Revitalisasi ini meningkatkan kegiatan UMKM warga Gresik.

Ketika mengunjungi kawasan ini pada Sabtu sore, saya menyaksikan sendiri. Revitalisasi Bandar Grisse berpengaruh pada pendapatan pedagang.

Banyak penjaja kopi dengan gerobak sederhana menawarkan aneka Pop Ice, kopi saset, hingga teh jumbo yang dapat diperoleh dengan harga super ekonomis. Dengan mengeluarkan uang 5 ribu rupiah saja, warga dapat bercengkrama dengan kerabat dan teman-teman sambil menikmati segelas kopi hangat di atas terpal sederhana.

Semakin ramai di kala malam 

Akibat keramaian yang tercipta dari operasional Bandar Grisse, terdapat beberapa warga yang merasa terganggu. Pasalnya, muda-mudi yang biasa nongkrong terkadang tak kenal waktu.

Hingga larut malam, mereka akan bercengkrama penuh canda tawa di trotoar jalanan tersebut. Belum lagi, kalau ada setelan musik dengan volume besar. Lantaran, memang ada satu dua perumahan warga di sisi kanan dan kiri jalanan ini.

Memang enak, sih, bisa ngobrol-ngobrol lama hanya dengan tuntutan pengeluaran yang sedikit. Namun, semoga hal-hal seperti ini bisa lebih dikurangi dengan kebijakan dan kesadaran sesama ya, guys.

Kalau sama-sama senang kan, enak. Sayang, kapan lagi warga Gresik punya fasilitas umum memadai dengan 0 rupiah biaya masuk?

Penulis: Chusnul Awalia Rahmah

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Jalan Kalianak Adalah Maut, Penghubung Gresik-Surabaya yang Mengancam Nyawa Pengendara

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version