Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Baliho Caleg di Jalan Tangkel-Suramadu Malah Bikin Saya Ogah Nyoblos. Mending Balihonya Direvisi Sekarang, Pak/Bu!

Abdur Rohman oleh Abdur Rohman
14 Januari 2024
A A
Baliho Caleg di Jalan Tangkel-Suramadu Malah Bikin Saya Ogah Nyoblos. Mending Balihonya Direvisi Sekarang, Pak/Bu!

Baliho Caleg di Jalan Tangkel-Suramadu Malah Bikin Saya Ogah Nyoblos. Mending Balihonya Direvisi Sekarang, Pak/Bu! (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Jalan Raya Tangkel-Suramadu adalah lahan paling cocok untuk memasang baliho kampanye caleg di Madura. Sebab, semua orang Madura pasti melewati jalan ini jika ingin ke Suramadu. Selain menjadi satu-satunya jalan menuju Surabaya, jalan ini pun cukup panjang, yakni membentang sekitar 15 kilometer. Makanya lokasi ini memang cukup strategis sebagai lokasi pemasangan baliho.

Saya rasa, alasan saya cukup terbukti. Setiap hari, setelah belok kiri menuju Suramadu dari arah timur, saya langsung disambut oleh ratusan baliho caleg. Jalan Raya Tangkel-Suramadu dipenuhi baliho para caleg, tidak ada ruang yang kosong. Selama perjalanan 15-20 menit, saya hanya melihat wajah para caleg. Kalian pernah menghadiri job fair atau kampus expo? Ya, kurang lebih seperti itulah situasi di Jalan Tangkel-Suramadu. Bedanya, ini logonya logo partai dan ambasadornya wajah-wajah caleg.

Karena iseng, saya mencoba menghitung jumlah caleg yang terpampang. Total ada 35 wajah caleg yang berbeda. Tapi, dari sekian banyak wajah caleg yang terpampang di baliho, belum ada satu pun yang berhasil menarik perhatian saya untuk memilih salah satu dari mereka. Alasannya, banyak yang perlu direvisi dari baliho yang mereka buat.

Baliho caleg ditempel pakai paku, kok bisa?

Jangan kira karena orang Madura distigma SDM rendah, lalu kalian menganggap tidak akan ada yang menggubris pelanggaran aturan kampanye ini. Memang tidak semua, tapi banyak baliho caleg yang ditempel di pohon menggunakan paku di Jalan Tangkel-Suramadu.

Sebelumnya saya tidak percaya, karena awal perasaan curiga saya tertuju pada baliho partai yang mengaku “partainya anak muda”. Karena penasaran, saya sempatkan berhenti sejenak untuk memastikan kecurigaan saya. Dan tidak salah, puluhan baliho yang saya lihat ternyata memang ditempel pada pohon menggunakan paku. Padahal sudah jelas-jelas aturan tersebut dilarang.

Jika tidak percaya, monggo sempatkan juga berhenti sejenak untuk mengecek baliho caleg di Jalan Tangkel-Suramadu. Sekalian minta tolong laporkan ke Bawaslu Bangkalan dan Jawa Timur.

Baliho isinya wajah dan nama doang

Ini adalah kesalahan lain yang banyak saya temukan di baliho caleg sepanjang Jalan Tangkel-Suramadu. Rata-rata baliho hanya menampilkan nama, nomor urut, logo partai, dan wajah dengan berbagai variasi. Ada yang senyum, tertawa, wajah datar, bahkan ada yang maksa menggunakan foto selfie-nya bersama seorang tokoh, padahal fotonya blur, dan sangat tidak layak. Big WHY???

Bagi saya, baliho yang hanya menampilkan nama dan foto, menunjukkan bahwa sang caleg tidak mempunyai gagasan. Mereka nyalon hanya demi jabatan dan uang saja. Harusnya, baliho dimanfaatkan untuk mengampanyekan visi, misi, tujuan, atau gagasan sang caleg, supaya rakyat punya alasan kenapa harus memilih mereka.

Baca Juga:

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

Alasan Belanja di Matahari Mall Tak Cocok bagi Warga Bangkalan Madura

Jika tidak punya gagasan, lalu ketika jadi DPR mau ngapain? Mau tidur pas rapat? Atau main slot? Tolong, jangan lagi.

Tulisan yang digunakan tidak sesuai dengan ejaan

Yang saya maksud bukan kaidah ejaan bahasa Indonesia, tapi kaidah ejaan bahasa Madura. Karena ingin sok-sok mewakili masyarakat Madura, tak sedikit caleg yang menggunakan bahasa Madura di baliho mereka. Sayangnya, ejaan yang mereka gunakan banyak yang kurang tepat.

Contoh ejaan salah yang saya temukan adalah penulisan “Madura”. Ada caleg yang menulis Madureh. Ejaan tersebut salah, harusnya ditulis Madura (aturan 1973) atau Madhurâ (aturan 2011). Contoh lain yang kerap kali saya temukan, dan juga para pembaca pasti sering melihat atau mendengar, yakni salam “settong dhere”. Seharusnya ejaan tersebut ditulis salam settong dhara (1973) atau salam sèttong ḍârâ (2011).

Hal ini cukup ironis. Kok bisa para caleg seenaknya sendiri menggunakan ejaan bahasa Madura yang salah, apakah mereka tidak tahu bahwa saat ini pemerintah, akademisi dan sastrawan Madura sedang berusaha merevitalisasi penggunaan bahasa Madura yang baik dan benar? Bagaimana Madura tidak distigma SDM rendah, para calegnya saja ngala’ karebba dibi’ (ambil seenaknya sendiri).

Ya, saya mengakui, kesalahan tersebut tidak sepenuhnya kesalahan sang caleg, tetapi timnya. Makanya menurut saya, Bapak/Ibu caleg terhormat, segera minta ke tim kalian untuk merevisi baliho kalian yang salah itu. Jika tidak, masyarakat akan menganggap pencalonan kalian tidak serius, tidak benar-benar ingin mewakili masyarakat Madura.

Saya sendiri saja ogah nyoblos caleg yang nggak paham aturan. Pas kampanye saja melanggar aturan dan ambil enaknya sendiri, gimana nanti kalo jadi DPR, ta’iye kdo?

Penulis: Abdur Rohman
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Baliho Caleg Muda dengan Pose Saranghaeyo Hanya Bikin Mual, Nggak Bikin Tertarik untuk Memilih.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 14 Januari 2024 oleh

Tags: Balihobaliho kampanyebaliho politisiCalegjembatan suramadulogo partaimaduraPartai
Abdur Rohman

Abdur Rohman

Warga sipil Bangkalan yang phobia sama ketidakadilan.

ArtikelTerkait

harta dunia tamak peribahasa madura mojok

Seni Menghadapi Harta Dunia Melalui Peribahasa Madura Asel Ta’ Adina Asal

28 September 2020
Aldi Taher Itu Nggak Salah, Mindset Kita lah yang Perlu Dibenahi

Aldi Taher Itu Nggak Salah, Mindset Kita lah yang Perlu Dibenahi

29 Mei 2023
Bangkalan Madura Memang Problematik, tapi 5 Hal Ini Patut Disyukuri Warga

Bangkalan Madura Memang Problematik, tapi 5 Hal Ini Patut Disyukuri Warga

11 Februari 2024
kaos petani di sawah

3 Jenis Kaos yang Sering Dipakai Petani ke Sawah

20 November 2021
7 Hal Biasa tapi Pemkab Bangkalan Madura Nggak Bisa Kasih buat Warga, Bukti kalau Kabupaten Ini Nggak Punya Apa-apa

7 Hal Biasa tapi Pemkab Bangkalan Madura Nggak Bisa Kasih buat Warga, Bukti kalau Kabupaten Ini Nggak Punya Apa-apa

9 Juni 2025
Jangankan Pendatang, Saya Warga Bangkalan Madura Aja Kapok Hidup di Sini Mojok.co

Jangankan Pendatang, Saya Warga Bangkalan Madura Aja Kapok Hidup di Kabupaten Tertinggal Ini

17 Januari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025
Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

15 Desember 2025
Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

Tangsel Dikepung Sampah, Aromanya Mencekik Warga, Pejabatnya ke Mana?

14 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.