Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Bagi yang Ikut Demo Semangat, Buat yang Nggak Ikut Demo Nggak Boleh Ngata-ngatain

Mita Berliana oleh Mita Berliana
24 September 2019
A A
putus

demo

Share on FacebookShare on Twitter

Hari Senin 23 September 2019 mahasiswa bersama masyarakat ramai-ramai turun ke jalanan dan memenuhi sekitaran gedung DPRD dengan lautan manusia. Mereka semua menyuarakan tuntutan untuk menolak RUU KUHP dan Revisi UU KPK. Tagar “Gejayan Memanggil” dan “Mosi Tidak Percaya” itu pun sukses mengguggah semangat membara dari mahasiswa lain untuk ikut andil dalam sejarah untuk mengikuti aksi tersebut.

Saya sendiri pun sudah geram dan panas sejak adanya isu RUU KUHP dan Revisi UU KPK, sayang saya tidak dapat mengikuti aksi hari itu karena menjadi asisten dosen. Sungguh, ada beban moral tersendiri rasanya.

Saya baru sadar setelah dua dari empat setengah jam saya harus berada di kelas, kalau adek tingkat yang saya dampingi itu ada yang tidak masuk. Saya mencari di kolom chat, takut-takut dia izin tidak masuk dan mungkin chatnya tenggelam. Tiba-tiba ketua kelas menyeletuk kepada saya, “Mbak, tak pikir sampean ndak ngasdos-i kita.” Saya mengerutkan dahi yang dalam imajinasi saya kerutan itu membentuk tanda tanya segede-gede gaban. Kemudian dia menambahi, “tak pikir sampean ikut aksi.”

Maaakjleeeeb rasanya, cuma saya ketawai saja itu adek tingkat yang sudah genit ke saya sejak jadi asdos di kelasnya. Lalu, dia menambahi, “Syukron (temannya) loh Mbak nggak masuk hari ini, katanya ikut aksi.”

Kuaamppreettt! Saya bela-belain masuk demi mendampingi mereka, lah kok nggak masuk dan ikut aksi. Tidak masalah sih, jujur di dalam lubuk hati saya, saya malah iri sama si Syukron yang bisa ikut aksi. huhu Meskipun si Syukron nggak masuk kelas tanpa izin dan ketinggalan materi kuliah hari itu, dia sudah jadi sejarah dalam perjuangan. Saya jadi makin iri.

Saya duduk di belakang, memperhatikan dosen yang memberikan penerangan materi sambil nyuri-nyuri pegang handphone, ingin tahu kabar kawan-kawan saya yang sedang berjuang. Tak lama dosen duduk di samping saya. Saya buru-buru matikan handphone. Sebenarnya sih dosen tidak melarang saya untuk buka handphone, saya saja yang sungkan. Sambil menunggu adek-adek tingkat saya berdiskusi dan di tengah dosen saya yang coret-coret makalah, saya ajak dosen basa-basi mengenai aksi demo hari itu dengan menggunakan si Syukron yang tidak masuk sebagai bahan. hehe

“Kok bisa i lo nggak masuk kuliah karena ikut demo. Nggak izin pula,” timpal dosen saya. Aduh, di situ kok saya merasa berdosa, harusnya saya nggak menggunakan Syukron sebagai bahan. Toh, dosen nggak tau kalau Syukron nggak masuk hari itu.

“Boleh-boleh aja sih ikut demo, saya nggak melarang, mau ambil jatah nggak masuk kuliah juga nggak apa-apa. Itu kan haknya. Tapi kenapa kok sampek nggak izin saya?” tambahnya. Uhhh, saya lega. Nggak jadi merasa berdosa saya menggunakan Syukron sebagai bahan dasar perbincangan saya. hehe. Lain kali saya harus hati-hati dalam memulai perbincangan.

Baca Juga:

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Dosa Pemilik Jasa Laundry yang Merugikan Banyak Pihak

Ya sudah perbincangan jadi mulai melunak dan dosen saya malah bertanya setelah itu, “memang demonya itu tentang apa sih Mbak?” Beuuhh mendengar itu dengan semangat 45 dan berapi-api saya menginformasikan ke dosen saya dan beliau manggut-manggut, dengan mikroekspresi yang saya tangkap, saya rasa beliau mulai tertarik. “Iya sih Mbak, saya emang belum baca berita akhir-akhir ini.” Sambil kemudian meraih laptopnya dan membuka laman browsing, menyuruh saya memberitahu berita-berita mana yang harus beliau baca.

Selesai menjalani hampir setengah hari saya menjadi asdos, saya buru-buru ke kantin karena sudah lemas, baru ingat kemarin seharian hanya mengonsumsi sebotol air mineral dan sebungkus jajanan kentang sebab sibuk mendengarkan curhat teman-teman saya yang sedang ambyar. Saya memang begitu, suka lupa makan. Tentu mas pacar akan menasehati kalau tahu saya tidak makan, padahal dia setiap waktu mengingatkan. Dan juga mungkin teman saya akan datang membawakan makanan kalau tahu saya sedang proletar sehingga tidak makan, padahal dia juga sering mengingatkan, tapi tentu saja saya tidak mau merepotkan. Eh, bahas apa sih ini? Lanjut~

Jadi saya makan di kantin, tidak sengaja bertemu teman-teman saya yang sekarang sudah beda kelas peminatan. Salah satu dari mereka adalah anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEMFA). Kali itu, kami tidak mengghibah seperti biasanya. Kami mengobrol tentang aksi demo yang sedang berlangsung di depan gedung DPRD. Kami jadi saling bertukar informasi dan berdiskusi ringan.

Selesai makan, seperti perkumpulan biasanya, kami saling sibuk membuka handphone, cek media sosial. Ya Tuhan! Ramenya netizen. Bukannya mengulas tentang RUU KUHP dan Revisi UU KPK, mereka malah meributkan dan membagi kubu menjadi yang ikut demo dan yang tidak ikut demo. Kurang lebih netizen mengungkapkan bahwa, ngapain sih mahasiswa demo-demo sampe bolos kuliah gitu, mending kuliah yang bener, biar jadi orang bener terus bisa menata negara.

Duh, kelamaan! Masalahnya tuh urgent sekarang, nggak bisa nanti-nanti. Nungguin lu pada jadi orang bener keburu ketok palu, ancur nih negara. Lu pikir siapa yang bikin penguasa 32 tahun lengser kalau bukan mahasiswa yang demo? Udah deh, kalau lu nggak mau, nggak bisa ikut demo diem bae nggak usah bacot. Kesel deh. Nggak bisa bantu, bacot terooss! Eh, lupa netizen kan Maha Benar atas segala kebacotannya. Hiyaa hiyaa! Maap deh kalau gitu~

Begitu ya teman-teman. Mungkin yang masih nggak paham kenapa mahasiswa dan masyarakat turun ke jalanan harus melek politik dulu, baca-baca berita dulu, biar ngerti, dan kalau bisa ikut aksi juga. Kalau pun nggak bisa ikut aksi karena punya tanggung jawab lain—seperti saya ini, ya nggak apa-apa, paling nggak ajak orang-orang sekitar Anda basi-basi atau diskusi ringan biar mereka juga pada tahu, pada ngerti kalau Indonesia sedang tidak baik-baik saja.

Semangat untuk teman-teman saya yang ikut demo! Yang nggak ikut demo, nggak boleh ngata-ngatain. (*)

BACA JUGA Seberapa Kontroversial Pasal-pasal RUU KUHP yang Mengundang Kontroversi? atau tulisan Mita Berliana lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 25 Februari 2022 oleh

Tags: #gejayanmemanggilaksiDemoMahasiswa
Mita Berliana

Mita Berliana

Anak pangan tapi jarang makan. Hobi nulis dan tidur. Bisa kenalan lewat ig @berliana_mita.

ArtikelTerkait

Gimik Bentak-Bentakan Saat Ospek, Ketololan yang Diulang-ulang, Lebih Baik Dibuang ke Tong Sampah!

Gimik Bentak-Bentakan Saat Ospek, Ketololan yang Diulang-ulang, Lebih Baik Dibuang ke Tong Sampah!

11 April 2025
Risiko Kuliah di International Women University Bandung: Dibikin Minder sampai Dikira Transgender

Risiko Kuliah di International Women University Bandung: Dibikin Minder sampai Dikira Transgender

29 Februari 2024
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga

Dosen Pembimbing yang Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga

11 Januari 2024
ha milik tanah klitih tingkat kemiskinan jogja klitih warga jogja lagu tentang jogja sesuatu di jogja yogyakarta kla project nostalgia perusak jogja terminal mojok

3 Alternatif bagi Warga Jogja Setelah Malioboro dan Area Kraton Dilarang untuk Demo

15 Januari 2021
7 Kesalahan Mahasiswa Saat Menulis Artikel di Jurnal Ilmiah

7 Kesalahan Mahasiswa Saat Menulis Artikel di Jurnal Ilmiah

23 Maret 2023
Kampus Ruko Dipandang Aneh dan Disepelekan, tapi Saya Nggak Menyesal Kuliah di Sana Mojok.co

Kampus Ruko Dipandang Aneh dan Disepelekan, tapi Saya Nggak Menyesal Kuliah di Sana

1 Agustus 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih (Unsplash)

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih

29 November 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.