Sebuah toilet adalah hal yang sulit dipisahkan dari diri saya ketika sedang melakukan perjalanan.
Saat ini, dalam beberapa hari ke depan, saya sedang berada di Jogja, tepatnya di kawasan jalan Magelang, dalam rangka perjalanan dinas kantor. Seperti biasanya, saya berangkat dari Jakarta dengan pesawat pada pagi hari. Untuk mengantisipasi keterlambatan, saya selalu membiasakan diri tiba di bandara sekira 1-2 jam sebelum keberangkatan.
Sewaktu berangkat, saya tiba di bandara pukul 06.15. Sedangkan jadwal penerbangan sekira pukul 10. Rentang waktu yang cukup lama membuat saya memutuskan untuk sarapan dan ngopi sebelum check in lalu boarding. Namun, saya memutuskan untuk pergi ke toilet terlebih dahulu karena sudah menjadi kebiasaan bagi saya, ketika berkunjung ke suatu tempat. Ke mana pun, di mana pun, yang dicari lebih dulu adalah lokasi toilet.
Saya merasa perlu melakukan hal tersebut karena tiga alasan:
Pertama, saya termasuk orang yang beser. Sedikit-sedikit kepengin buang air kecil. Kedinginan atau ketika banyak minum, bawaannya mau ke toilet.
Kedua, agar saya tahu lokasi toilet tanpa harus mencari-cari terlebih dahulu di mana letaknya. Dengan berkunjung dan mengetahui letak toilet lebih dulu, ketika ingin buang air kecil, saya bisa langsung menuju ke toilet—tanpa harus mencari.
Ketiga, untuk memastikan toiletnya nyaman digunakan atau tidak. Sebab, tidak semua toilet yang terdapat di tempat umum bersih dan nyaman. Jadi, kalau memang dirasa kurang cocok, saya bisa mencari yang lain.
Hal tersebut selalu saya lakukan, utamanya jika berkunjung ke tempat baru dan dirasa belum familiar dengan tata lokasi setiap fasilitas. Sewaktu bepergian ke mal maupun fasilitas umum lainnya. Pokoknya, apa pun yang terjadi, mengetahui lokasi toilet adalah hal yang paling utama agar tidak panik ketika ingin buang air kecil atau buang air besar.
Akui saja, keinginan untuk pergi ke toilet umum sering kali terhambat karena kebersihan toilet yang kurang mumpuni. Bisa jadi karena aroma yang tidak sedap, perawatan yang kurang maksimal, atau penggunaan yang tidak bertanggung jawab.
Sampai dengan saat ini, saya masih sering menemukan orang yang buang air kecil lalu membuang banyaknya lembaran tisu secara sembarang di urinoir atau wc di satu toilet yang sama. Oke lah kalau hanya sesekali dan dilakukan oleh satu orang, mungkin tidak sengaja atau tisunya jatuh lalu jijik untuk membersihkan.
Begini, jika memang jijik dan terpaksa, pada wc ada penolong bernama flush. Sedangkan pada urinoir, jika sering ada tisu menumpuk, itu sih aneh namanya. Kan urinoir tidak bisa begitu saja menghilangkan jejak tisu. Air yang mengalir tidak serta merta menghancurkan tisu. Pada akhirnya malah bikin urinoir mampet. Jorok. Lagian, kenapa sih orang-orang buang tisu di urinoir? Saya cukup yakin hampir di banyak toilet sudah disediakan tempat sampah, loh.
Memang apa susahnya sih menjaga kebersihan dan kenyamanan toilet? Padahal sesederhana buang tisu ke tempat sampah yang tersedia, menyiram ketika sudah digunakan, dan jika toiletnya adalah tipe yang lantainya tidak basah seperti di mal, gunakan air sewajarnya. Jangan sampai nyiprat ke mana-mana. Karena bisa licin, terpeleset, dan membahayakan orang lain.
Untuk orang yang beser seperti saya, bolak-balik ke toilet adalah suatu hal yang biasa. Itu kenapa, saya lebih memilih toilet yang dirasa nyaman bagi diri sendiri. Meski harus bolak-balik dan mangkel sendiri, setidaknya saya tahu kalau ia nyaman untuk digunakan. Yah, meski nggak bisa dimungkiri juga, nggak di semua tempat memiliki toilet yang bersih dan nyaman.
Itu kenapa, untuk mengurangi intensitas beser, biasanya saya mengurangi asupan minum. Apalagi ketika cuaca dingin, atau sedang berada di ruangan yang terbilang dingin. Minum hanya secukupnya. Sebab, jika dipaksakan malah beser dan intensitas ke toilet semakin tinggi. Kecuali memang perlu minum banyak dan tidak ada kendala jika harus bolak-balik untuk buang air kecil. Karena di beberapa kesempatan, kita tidak selalu bisa bolak-balik ke toilet.
Saran saya, selagi sempat, luangkan waktu untuk pergi ke toilet sebelum bepergian atau jika sudah tiba di tempat tujuan. Jadi, ke mana pun destinasinya dan apa pun agendanya, bisa dilakukan dengan nyaman tanpa kepikiran beser atau yang parahnya lagi harus menahan pipis atau pupup. Terpenting sih, selalu ingat untuk menyiram wc atau urinoir jika sudah digunakan.
BACA JUGA Beberapa Hal yang Bisa Dilakukan Saat Nungguin Temen di Toilet atau tulisan Seto Wicaksono lainnya.